Sunday, September 13, 2020

7 Kiat Dalam Menciptakan Waktu Yang Bermutu Bareng Anak:

Oleh: Setiap orang renta niscaya ingin memperlihatkan yang terbaik untuk anaknya. Namun salah satu tantangan paling besar bagi orang renta yang melakukan pekerjaan adalah terkait membagi waktu untuk anak supaya anak tetap merasakan kasih sayang dan perhatian orang bau tanah meski ayah atau ibu atau keduanya harus meninggalkan mereka untuk bekerja. Ketika orang bau tanah menghabiskan sebagian besar harinya di luar rumah, ke kantor dan bekerja, otomatis waktu bareng anak menjadi berkurang. Lantas bagaimana menyeimbangkan ini?    Memiliki anak bukanlah hanya sekedar menghadirkan mereka atau memberi mereka asupan dan kebutuhan dasar.  Lebih jauh lagi anak membutuhkan lingkungan yang kasatmata yang dapat mendukung berkembang kembangnya sehingga mereka mempunyai jiwa yang sehat dan dapat membuatkan potensi dirinya secara optimal. Lingkungan yang kasatmata, kondusif, sejahtera, dan sarat cinta kasih salah satunya dapat terlaksana kalau orang renta menyempatkan waktu yang cukup dan bermutu untuk anak-anaknya.   Berikut ialah tujuh tips dalam menciptakan waktu yang bermutu bareng anak: Berikan anak penjelasan ihwal apa yang dikerjakan orang tuanya ketika sedang tidak bersama mereka. Jelaskan pada anak apa yang dimaksud dengan melakukan pekerjaan dan ceritakan rutinitas yang dilalui ayah dan ibu sehari-hari di kantor atau di kawasan bekerja. Ajaklah anak untuk belajar menghargai waktu, tanggung jawab, dan peran-peran yang dimainkan orang remaja di sekitarnya. Jika masih memungkinkan, makanlah bareng keluarga setidaknya satu kali dalam sehari. Jika tidak dikala sarapan atau ketika makan malam.  Untuk makan malam, anak dapat diberikan makanan ringan dulu di sore hari semoga tidak terlalu lapar dan lalu makan malam bersama orang renta, sekitar jam 7 atau 8 saat orang renta sudah pulang kerja. Yang paling penting adalah waktu kebersamaan di sekeliling meja makan. Gunakan waktu itu untuk saling bercerita. Satu jam bareng secara intensif saban hari menciptakan orang bau tanah menjadi tahu pertumbuhan anaknya dan dapat mengawasi serta mengenali secara cepat bila ada sesuatu yang tidak umumterjadi pada anak.   Upayakan untuk memiliki ritual bersama. Ritual bersama ini mampu mirip: berkumpul di ruang keluarga meski masing-masing menjalankan aktivitasnya sendiri, beribadah, berkebun, mengolah makanan kuliner, berlangsung-jalan sore, atau selsai pekan ke sebuah daerah.  Apapun ritualnya, momen kebersamaanlah yang mau diingat oleh anak, hingga hingga mereka cukup umur nanti. Sedapatnya dimungkinkan, tinggalkan beban pekerjaan di luar rumah. Berikan perhatian tak terbagi saat sedang bersama belum dewasa, terutama dikala mereka sedang bercerita. Usahakan tidak memegang-megang HP dan menganalisa pesan singkat yang masuk atau tidak juga sambil menonton TV atau menyambi melakukan yang lain. Dengarkan dongeng anak, beri respon dan tanyakan hal-hal yang terkait yang memperlihatkan Anda kepincutpada ceritanya serta ingin tahu lebih banyak lagi. Turut aktif dalam acara yang mereka suka, termasuk jika mereka menyukai bahan-bahan tontonan tertentu. Manfaatkan waktu-waktu tersebut untuk menyimak sudut pandang mereka. Contoh, dikala sedang menonton TV atau menonton YouTube, tanyakan apa yang mereka suka dari tontonan tersebut. Bacakan buku untuk anak. Penelitian-observasi terbaru mengungkapkan manfaat membacakan cerita bahkan sejak anak masih dalam kandungan ibu. Tumbuhkan budaya baca di dalam rumah. Luangkan waktu sebelum mereka tidur untuk membacakan buku yang mereka suka. Biarkan mereka menentukan sendiri bukunya. Jika anak sudah mampu membaca sendiri, orang bau tanah masih tetap mampu membahas buku-buku bacaan bantu-membantu.  Kebersamaan itu tidak senantiasa bermakna mesti menjalankan hal yang sama secara tolong-menolong.  Berada dalam satu ruangan dengan acara  yang berlawanan-beda juga mampu disebut kebersamaan. Anak merasakan orang tuanya ada dalam jangkauannya dan sebaliknya orang bau tanah pun mampu melihat anak-anaknya.     Selamat melakukan kiat-kiat di atas. Pada balasannya yang dibutuhkan yakni biar anak senantiasa merasa kondusif dan memiliki iktikad bahwa orang tuanya selalu ada untuk anak-anaknya.  Anak  tidak  pernah sendirian, walaupun ada saat-dikala dimana orang renta mesti meninggalkan mereka melakukan pekerjaan . Orang tua yakni tempatnya berlindung dan kembali.  Dengan cara ini dikala anak mendapatkan efek negatif di luar, anak dapat senantiasa kembali dan menyaksikan orang tua dan kerabat-saudaranya selaku oase yang tenteram.
Sumber http://lets-sekolah.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)