Sunday, September 6, 2020

Kenapa Bintang Tidak TampakDi Kota-Kota Besar?

Keindahan langit mampu dicicipi ketika malam hari. Sebab malam hari yaitu waktu yang sangat tepat untuk bisa menyaksikan aneka macam macam benda – benda langit walaupun melihatnya tanpa pertolongan alat mirip teropong bintang. Melihat benda – benda langit mirip bintang yang jumlahnya tidak terhitung, akan terasa lebih indah kalau berada di tempat yang jauh dari cahaya. Sehingga tak heran bila 100 tahun yang kemudian akan lebih gampang menemukan bintang bahkan galaksi bima sakti di langit malam. Alasannya cukup terang, bahwa dulu penerangan belum sebanyak saat ini, kesudahannya manusia mampu menyaksikan keindahan langit malam tanpa ada kesusahan.


Lalu bagaimana dengan sekarang? Masih bisakah kita menyaksikan bintang di malam hari?


Bisa, hanya saja butuh tempat yang benar – benar jauh dari kawasan yang banyak menciptakan cahaya, mirip perkotaan. Makara jangan heran, jikalau akan terasa sangat susah sekali untuk melihat bintang di tempat perkotaan bila dibandingkan di daerah pedesaan. Selain minim pencahayaan, daerah pedesaan juga jarang penduduk dan cukup sulit menemukan kegiatan di malam hari. Saat malam hari tiba, orang yang tinggal di pedesaan mampu menikmati panorama langit malam dengan sejuta keindahan bintangnya. Bagaimana dengan masyarakat di perkotaan? Mengapa bintang sungguh sulit di temukan di perkotaan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut ini yakni penjelasannya.


Penyebab Bintang Tidak Terlihat Di Kota


Di kota – kota besar telah ditentukan bahwa di sana akan dengan gampang ditemukan gedung bertingkat, lampu jalanan, kendaraan, perumahan yang padat penduduk hingga papan iklan menyanggupi setiap sudut kota. Ditambah dengan banyak sekali macam aktivitas manusia yang tidak berhenti walaupun malam sudah datang. Tidak heran, kalau malam hari kota akan terlihat “bersinar” balasan cahaya lampu yang berasal dari setiap sudut jalanan sampai bangunan di kota. Hal inilah yang menimbulkan terjadinya polusi cahaya.


Hasil penelitian mengatakan bahwa sekitar 90% langit telah terpapar polusi utamanya dari cahaya. Sudah ditentukan bila manusia akan sukar untuk menikmati keindahan malam. Padahal salah satu keindahan langit malam yang bisa dinikmati dengan mata telanjang yakni deretan rasi bintang.


Seiring bertambahnya jumlah penduduk akibat dari arus urbanisasi, populasi insan terus meningkat di perkotaan. Hal tersebut memaksa mereka untuk membangun gedung – gedung pencakar langit yang tinggi. Lampu – lampu yang berasal dari gedung pencakar langit itu juga menjadi salah satu penyebab polusi cahaya di perkotaan.


Selain itu, di daerah perkotaan juga sudah dipasang berbagai macam lampu penerangan. Namun kebanyakan lampu penerangan tersebut dirancang bukan untuk menerangi jalanan, 50% cahaya dari lampu jalanan dipakai untuk menerangi langit. Sehingga penggunaan lampu jalanan tampaktidak efisien. Akibatnya cahaya tersebut mudah untuk terpantul dan terbiaskan oleh bubuk serta uap air ke langit kesannya muncul peristiwa Skyglow.


Apakah Bintang Menghilang?


Bintang tidak menghilang di langit kecuali terjadi supernova. Posisinya tidak akan berubah hanya saja cahayanya terhalangi oleh sinar dari lampu – lampu di perkotaan. Ada kejadian menarik perihal “menghilangnya” bintang yang terjadi pada tahun 1994. Saat itu terjadi gempa bumi di Los Angeles dan menyebabkan padamnya seluruh sumber listrik di sana. Kota metropolitan tersebut menjadi gelap gulita dan menciptakan warga di sana tampakpanik dan keluar rumah. Saat menyaksikan langit, di sana terdapat awan berskala raksasa berwarna perak yang aneh dan mereka menjajal untuk menghubungi 911. Mereka tidak tahu jikalau awan tersebut ialah galaksi Bima Sakti dan itu yaitu pertama kalinya mereka menyaksikan galaksi.


Sejak ribuan tahun yang kemudian, galaksi bima sakti dengan aneka macam macam gugusan bintangnya telah terbentuk dan ada. Hingga dikala ini pun tetap ada di langit malam bersama dengan bintang – bintang. Jika ingin melihat galaksi ini, coba pergi ke daerah yang cukup gelap dan tidak terdapat cahaya. Tempat yang cocok untuk melihat pemandangan langit malam berada di atas gunung atau bukit. Selain tempatnya cukup tinggi, lokasi ini jauh dari polusi cahaya.


Apa Itu Polusi Cahaya?


Saat ini polusi cahaya kian berbahaya tingkatannya, utamanya bagi para astronom. Polusi cahaya merupakan hamburan dari cahaya di kawasan perkotaan yang menjadikan langit akan terlihat terperinci bahkan mengalahkan cahaya bintang. Hasil penelitian menyampaikan bahwa setidaknya sepertiga langit di dunia sudah tidak mampu lagi menyaksikan galaksi Bima sakti balasan dampak dari polusi cahaya. Tidak hanya itu saja, melihat bintang pada malam hari juga akan terasa susah meskipun sudah menggunakan teropong. Hal tersebut juga dirasakan di Observatorium Bocsha yang terganggu balasan polusi cahaya yang berasal dari kota Bandung. Beberapa pengamatan objek tertentu sungguh susah dijalankan dan beberapa diantaranya telah mustahil untuk diamati.


Skyglow


Seperti yang telah disinggung di awal, bahwa Skyglow juga merupakan salah satu alasannya sulitnya melihat bintang di langit kota. Untuk mempermudahnya, skyglow seperti warna langit yang menjadi biru sehingga kita sulit untuk melihat bintang di siang hari akhir dari sinar matahari, tentunya dengan intensitas yang lebih rendah. Meskipun demikian, tetap saja akan sulit untuk melihat cahaya bintang di malam hari seolah – olah bintang hilang dari pandangan kita.


Dampak dari skyglow tidak hanya dinikmati oleh masyarakat perkotaan saja. Skyglow juga ikut menerangi kawasan atau daerah di sekeliling sumber skyglow itu sendiri. Oleh sebab itu, di kawasan pinggir kota sekalipun akan susah mendapat panorama langit malam. Setidaknya perlu pergi menjauh sekitar 100 km atau 1 jam perjalanan untuk bisa melihat keindahan langit. Pelajari juga mengenai mengapa bintang tidak terlihat pada siang hari?


Apa Yang Harus Dilakukan?


Tidak mirip polusi kebanyakan, polusi cahaya dapat di-reversibel. Hal pertama yang bisa dilaksanakan yakni dengan mengurangi pemakaian lampu di rumah pada malam hari. Ini bisa dibilang selaku langkah awal dan juga memperlihatkan keuntungan untuk kesehatan.


Di Indonesia LAPAN memutuskan tanggal 6 Agustus selaku Hari Keantariksaan dan mengkampayekan Malam Langit Gelap. Hal ini bermaksud untuk membangun kesadaran penduduk semoga menyelamatkan kegelapan malam dari polusi cahaya yang telah menetralisir keindahan langit malam. Kampanye ini cuma berjalan selama 1 jam saja (20.00 – 21.00) di seluruh wilayah di Indonesia.


Kaprikornus tidak ada salahnya ikut menggerakan aksi ini. Kapan lagi kita mampu menyaksikan rasi bintang yang membentang dari langit utara hingga selatan dengan mata telanjang?



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon