Wednesday, September 9, 2020

Pengindraan Jauh : Pengertian – Fungsi – Proses

Untuk mempelajari geografi kita memerlukan suatu informasi yang akurat dan juga sempurna untuk memudahkan mempelajari hal – hal yang berkaitan dengan permukaan bumi (Baca: Bentuk Permukaan Bumi), fenomena geosfer dan lain sebagainya. Seiring berjalannya waktu dan juga pertumbuhan zaman serta pertumbuhan teknologi, untuk memperolah data penampakan alam tidak perlu melaksanakan tata cara konvesional yang biasa dilakukan di atas permukaan bumi. Ada cara yang lebih baik dan juga akurat untuk menemukan data tersebut. Data dan berita mampu diperoleh menggunakan teknik pengindraan jarak jauh.  Lalu apakah pengindraan jarak jauh tersebut. Berikut ini yaitu penjelasannya:


Pengertian Pengindraan Jarak Jauh


Pengindraan jarak jauh berasal dari kata remote sensing yang ialah ilmu atau seni untuk menganalisis atau mengindra permukaan bumi dari jarak yang cukup jauh dan proses perekaman dilaksanakan dari udara atau luar angkasa memakai alat berupa sensor dan wahana. Alat ini berupa alat perekam yang tidak mempunyai relasi eksklusif dengan objek yang diteliti. Artinya alat tersebut tidak berada di permukaan bumi atau berada di luar angkasa atau udara. Oleh alasannya adalah itu, untuk melaksanakan perekaman diperlukan sebuah wahana atau platform berupa balon udara, satelit, pesawat luar angkasa dan lain sebagainya. Sedangkan data yang diperoleh oleh alat perekam masih berupa data mentah sehingga masih perlu dianalisis. Nantinya data tersebut akan menjadi gosip yang memiliki kegunaan bagi beberapa bidang ilmu yang memiliki keterkaitan dengan hasil rekaman ini.


Pengindraan jauh atau disingkat dengan Inderaja, tidak cuma dipakai di Indonesia saja. Beberapa negara juga memanfaatkan teknologi ini. Bagi negara maju penggunaan pengindraan jauh diubahsuaikan dengan keperluan yang mendesak mirip kepentingan militer. Pengembangan ini membutuhkan data yang sempurna, cepat dan akurat, serta mudah sehingga mampu melakukan perencanaan dengan baik nantinya.


Fungsi Pengindraan Jarak Jauh


Terdapat aneka macam macam fungsi pengindraan jarak jauh, fungsinya antara lain:



  1. Mendata dan mengamati berbagai macam tipe vegetasi dan juga statusnya.

  2. Memperoleh data untuk kepentingan di bidang pertanian dalan hal menejemen perencanaan dan antisipasi lahan.

  3. Survei tanah untuk memperoleh data kandungan mineral dan minyak bumi. (Baca: Proses Pembentukan Minyak Bumi)

  4. Pengamatan dan penyusunan rencana sumber air dan eksplorasi sumber air tanah.

  5. Informasi geografi

  6. Membantu pengerjaan peta, pergeseran peta dan pengerjaan peta tematik.

  7. Mengetahui keadaan cuaca, pemetaan lahan pertanian, musibah.


Pengindraan Jarak Jauh di Bidang Kehutanan



  1. Pengindraan jarak jauh digunakan untuk membantu pengklasifikasian tanah di mana hal ini bisa diperoleh dengan melaksanakan pengindraan jarak jauh berupa gambar.

  2. Dapat membantu dalam melacak keadaan tanah sehingga mampu memprediksi tingkat erosi dan juga kelembaban tanah.

  3. Mempermudah dalam mengenali produktivitas hutan, keadaan tempat tinggal binatang di dalam hutan, penggunaan lahan yang sesuai (Baca: Tata Guna Lahan), guna melindungi lingkungan hutan di kala mendatang.


Jenis – Jenis Pengindraan Jarak Jauh


Pengindraan jarak jauh dibagi menjadi 2 macam, antara lain:


Berdasarkan Sumber Energi


Matahari telah terbukti selaku salah satu sumber energi yang bisa dipakai untuk pengindraan jarak jauh. Energi matahari mampu direfleksikan dalam bentuk gelombang visibel ataupun diserap untuk kemudian dipancarkan kembali. Pengindraan jarak jauh yang mengukur ketersediaan energi alam disebut dengan passive sensors. Passive sensors dapat berfungsi ketika matahari sedang menyoroti bumi (Baca: Penyinaran Matahari), sehingga dapat dibilang jika tidak dapat berfungsi bila digunakan pada dikala malam hari.


Pengindraan jarak jauh lainnya mempunyai sumber energi tersendiri untuk memancarkan, ialah active sensors. Pengindraan jarak jauh ini mempunyai banyak sensor yang berguna untuk merekam data kapanpun. Energi solar dan panas radiasi yakni salah satu teladan dari sumber daya dari passive sensor, sedangkan active sensor menggunakan Synthetic Aperture Radar (SAR).


Berdasarkan Spektrum Jarak Elektromagnetik



  1. Pengindraan Gelombang Mikro


Gelombang mikro termasuk gelombang elektromagnetik yang mempunyai gelombang yang sungguh panjang. Panjang gelombang ini sekitar 1 milimeter hingga 1 meter. Kebanyakan pengindraan menggunakan gelombang mikro berbentuksensor aktif dan memiliki sumber energi tersendiri berupa RADARSAT. Sensor – sensor ini berlainan dengan sensor lain, sensor ini tidak terpengaruh oleh cuaca dan radiasi matahari.



  1. Pengindraan Optikal


Pengindraan ini memakai peralatan yang mampu dioperasikan dengan pengaturan infra merah jarak dekat, jarak sedang dan jarak jauh dalam spektrum gelombang elektromagnetik. Peralatan ini cukup sensitif dan memiliki panjang gelombang 300 nm hingga 3.000 nm. Sebagian besar merekam EMR dalam jarak tersebut mirip teladan sensor IRS P6 LISS IV  yang mempunyai jarak optik EMR.



  1. Pengindraan Suhu Panas (Thermal)


Sensor melakukan pekerjaan memakai jarak suhu panas spektrum elektromagnetik. Energi dipancarkan dari bumi dengan gelombang yang memiliki jarak 3.000 nm sampai 5.000 nm dan 8.000 nm hingga 14.000 nm. Untuk jarak pertama digunakan untuk temperatur tinggi mirip kebakaran hutan dan juga keadaan bumi keseluruhan yang mempunyai suhu rendah. Oleh alasannya itu, pengindraan ini cocok dipakai untuk mendeteksi api dan polusi, mirip yang terdapat pada ASTER dan Landsat ETM+.


Proses Pengindraan Jarak Jauh


Proses pengindraan jarak jauh diawali dengan sumber energi yang berasal dari matahari berkembang menjadi gelombang elektromagnetik menuju dan diarahkan pada sumber target. Matahari juga menolong untuk memfokuskan sasaran di permukaan bumi. Gelombang tersebut dipantulkan kembali sehabis kontak dengan sasaran di permukaan bumi. Gelombang yang telah dipantulkan lagi lalu diterima oleh sensor untuk direkam yang terdapat di dalam satelit. Hasil rekaman yang diperoleh oleh sensor rekam selanjutnya diteruskan ke stasiun akseptor dan dioleh menjadi suatu gambar berupa digital ataupun hardcopy. Kemudian gambar tersebut dianalisis secara visual untuk memperolah gosip dari sumber sasaran. Dari hasil tersebut mampu menemukan berita untuk membantu solusi duduk perkara.


Secara sederhana proses pengindraan jarak jauh dibagi menjadi beberapa tahap adalah:



  1. Deteksi


Ini ialah tahan awal yang berguna untuk mendeteksi apapun yang didapat yang berhubungan dengan penelitian. Termasuk di dalamnya berupa pengambilan objek foto menggunakan alat terbaru.



  1. Identifikasi


Tahap berikutnya yaitu melaksanakan kenali dari hasil yang sudah diperoleh dari pengindraan jarak jauh. Dilakukan perkiraan, pencocokan memakai rumus menjadi tahap penting untuk mendapatkan informasi.



  1. Analisis


Ini ialah cara terakhir dari proses pengindraan jarak jauh, yakni mendeteksi keseluruhan hasil yang sudah diperoleh. Tahap ini dilakukan analisis yang berdasarkan sumber rujukan dan literatur yang lebih mendalam jikalau dilihat dari segi keilmuan.


Dalam proses pengindraan jarak jauh, menciptakan output yang disebut citra. Citra dibagi menjadi 2 macam, yaitu gambaran foto dan citra nonfoto.



  1. Citra foto


Gambaran objek dari hasil pemotretan udara yang biasanya menggunakan pesawat udara. Citra foto dibedakan menjadi:


a. Berdasarkan spektrum elektromagnetik



  • Foto ultraviolet


Foto yang dicetak menggunakan spektrum gelombang ultraviolet yang mempunyai panjang gelombang 0,29 mikrometer. Berfungsi untuk membedakan 2 macam zat.



  • Foto ortokromatik


Foto yang dicetak menggunakan spektrum gelombang tampak antara warna biru hingga sebagian warna hijau, panjang gelombang 0,4 sampai 0,56 mikrometer. Foto ini mampu menyaksikan objek di bawah permukaan bahari dan cocok untuk daerah pantai.



  • Foto pankromatik


Foto yang memakai spektrum cahaya terlihat sehingga balasannya sama dengan kepekaan mata. Pankromatik dibedakan menjadi pankromatik hitam putih (hasil cetakan sama dengan warna aslinya) dan foto infra merah (memakai gelombang infra merah dan digunakan untuk militer, pertanian dan perkebunan).


b. Berdasarkan arah sumbu kamera



  • Foto tegak, foto yang diambil tegak lurus kepada permukaan bumi.

  • Foto miring, foto yang diambil dengan sudut sekurang-kurangnya10 derajat.


c. Berdasarkan kamera yang dipakai



  • Foto tunggal, foto yang diambil memakai kamera tunggal.

  • Foto jamak, foto yang diambil lebih dari satu pada waktu dan tempat yang sama.


d. Berdasarkan warna



  • Foto warna semu, hasil foto mempunyai warna yang berlainan dengan warna orisinil.

  • Foto warna orisinil, hasil foto mempunyai warna yang sama dengan objek orisinil.


e. Berdasarkan wahana yang digunakan



  • Foto udara, foto yang didapat dari pesawat atau balon udara.

  • Foto satelit, foto yang didapat dari satelit.



  1. Foto Noncitra


Foto noncitra yang diambil memakai sensor yang terdapat di satelit.


a. Berdasarkan spektrum elektromagnetik



  • Citra infra merah termal

  • Citra radar dan gelombang mikro


b. Berdasarkan sensor yang dipakai



  • Citra tunggal

  • Citra multispektral


c. Berdasarkan wahana



  • Citra dirgantara, citra yang dibuat oleh wahana yang ada di udara.

  • Citra satelit, gambaran yang dibuat dari tubuh antariksa. Contohnya berupa gambaran satelit pengindraan planet, citra satelit pengindraan cuaca, citra satelit pengindraan sumber daya bumi, dan citra satelit pengindraan maritim.


Demikian klarifikasi mengenai pengindraan jarak jauh. Semoga berfaedah.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon