Monday, October 19, 2020

Pembentukan Ipnu-Ippnu

SEJARAH PEMBENTUKAN IPNU-IPPNU Tahun 1373 H, atau bertepatan dengan 1954 M ialah titik permulaan perjalanan generasi muda NU yang tergabung dalam IPNU. Sebelum terbentuknya IPNU aktivitas pemuda NU terbagi di kawasan yang berlainan-beda. Kalangan pemuda NU di pesantren dan pedesaan melaksanakan rutinitas keagamaan seperti tahlilan, yasinan, diba’, atau barjanzi, dan lain sebagainya. Sedangkan kalangan anak muda NU yang lain mengadakan kegiatan di sekolah lazim, dan perguruan tinggi tinggi, sekalipun tergolong masih kecil jumlahya. Kegiatan anak muda tersebut mirip tergabung dalam tsamratul mustafidin di Surabaya tahun 1936, PERSANU (Persatuan Santri Nahdlotul Oelama) tahun 1945, Persatuan Murid NU tahun 1945 di Malang, Ijtima-Ulth Tholabiyyah tahun 1945 di Madura, ITNO (Ijtimatul Tholabah NO) tahun 1946 di Sumbawa, PERPENO (Persatuan Pelajar NO) di Kediri 1953, IPINO (Ikatan Pelajar NO) dan IPENO tahun 1954 di Medan, dan lain sebagainya. Mengingat perkumpulan tersebut satu sama lain kurang saling mengenal, menurut inisiatif dan kreativitas mereka sendiri, maka diharapkan wadah yang serupa dan satu induk, berdasar kebersamaan, dan persatuan antara umat Islam yang memegang tradisi ahlussunah waljamaah. Organisasi itu yaitu IPNU dan IPPNU dengan lambang gambar mirip berikut: Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdatul Ulama (IPPNU) yakni organisasi kepemudaan yang beranggotakan pelajar, santri dan akil balig cukup akal yang berada di bawah naungan Nahdatul Ulama. IPNU bangkit pada tanggal 24 Februari 1954 bertepatan dengan tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H dalam penyelenggaraan konferensi Besar Ma’arif Seluruh Indonesia di Semarang. Tokoh-tokoh pendiri IPNU yaitu para pelajar Yogyakarta, Semarang, dan Surakarta yang dipelopori oleh Tholha Mansyur, M. Sofyan Cholil, Mustahal Achmad Masyhud dan A.Ghoni Farida, M. Uda. Dalam pertemuan tersebut di proklamirkan berdirinya IPNU dan sukses memutuskan Tholhah Mansur sebagai pendiri dan Ketua Umum pertama Pimpinan Pusat IPNU. Sedangkan IPPNU berdiri pada tanggal 2 Maret 1955 bertepatan dengan tanggal 8 Rajab 1374 H dalam penyelenggaraan kongres pertama IPNU di Malang. Dalam konggres tersebut, dikukuhkan sebagai Ketua Umum pertama Pimpinan Pusat IPPNU. Sebagai anak organisasi dari Nahdatul Ulama, IPNU-IPPNU mengemban amanat bagi tersosialisasikannya garis perjuangan dan kebijakan NU di golongan pelajar dan santri NU serta menjamin tetap eksisnya NU untuk rentang waktu yang panjang. Sebagai komunitas umat, IPNU bertanggungjawab bagi terciptanya khaira ummah dan ‘adbullah. IPNU dihadapkan pada tugas menempa eksklusif pelajar dan santri Islam semoga mencapai derajat kemanusiaan yang tinggi. WAWASAN DAN NILAI DASAR IPNU-IPPNU Fungsi organisasi IPNU-IPPNU sebagai badan Otonom NU adalah wadah berhimpunnya para pelajar NU untuk melanjutkan semangat NU, menjalin hubungan dan menggalang ukhuwah islamiyah dalam berbagi syariat Islam serta menjadi tempat kaderisasi pelajar NU sebagai kader-kader bangsa di kurun yang hendak tiba. Sebagai badan otonom NU yang bergerak dalam dunia kepelajaran, IPNU-IPPNU mempunyai peran yang penting dan strategis dalam membangun kader-kader NU yang berkualitas, berakhlakul kharimah, demokratis, mampu mengamalkan dan mengembangbkan anutan Islam ahlussunah wal jamaah dalam kehidupan bermasyarakat. Peran dan fungsi IPNU-IPPNU yang strategis dalam pelatihan kader NU karena IPNU-IPPNU mempunyai arah tujuan dan wawasan usaha yang terperinci. Beberapa arah perjuangan dan pengetahuan IPNU- IPPNU antara lain ialah: 1. Wawasan Kebangsaan Wawasan kebangsaan yakni pandangan IPNU-IPPNU yang dijiwai oleh asas demokratis, mengakui keragaman sosial budaya, menjujung tinggi persatuan dan kesatuan, menghargai harkat dan martabat insan, serta mempunyai perilaku dan kepedulian terhadap nasib bangsa dan negara, berdasarkan pada prinsip keadilaan persamaan dan demokrasi. 2. Wawasan Keislaman Wawasan keislaman ialah pandangan IPNU-IPPNU yang menempatkan aliran agama Islam ahlussunah wal jamaah selaku sumber motivasi dan wangsit dalam memperlihatkan makna dan arah pembangunan insan. Wawasan ini menjadi dasar bagi IPNU- IPPNU dalam bersikap dan bertindak untuk senantiasa tawasuth, i’tidal, tasamuh, tawazun, serta amar makruf nahi munkar. IPNU-IPPNU juga bersikap mandiri, bebas terbuka, serta bertanggung jawab dalam bersikap, berfikir, dan bertindak. 3. Wawasan Keilmuan Wawasan  keilmuan   ialah   cara   pandang   IPNU-IPPNU   yang menempatkan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk berbagi kecerdasan bagi kader dan anggota, sehingga bisa menjadi manusia yang utuh dan tidak menjadi beban sosial di lngkungannya. 4. Wawasan Kekaderan Wawasan kekaderan yang dimiliki IPNU-IPPNU yakni cara pandang yang menempatkan organisasi sebagai wadah untuk membina kader yang mempunyai idiologi Islam ahlussunah wal jamaah, mempunyai pengetahuan kebangsaan yang luas serta langsung yang seimbang antara ideology islam ahlussunah wal jamaah dengan semangat kebangsaaan. 5. Wawasan Keterpelajaran Wawasan keterpelajaran yaitu wawasan yang menempatkan organisasi dan anggota pada pemantapan diri sebagai sentra keistimewaan pemberdayaan sumber daya insan yang terdidik. Wawasan ini mensyaratkan watak organisasi dan anggotanya untuk senantiasa memiliki hasrfat untuk belajar terus menerus untuk mengerti segala segi kehidupan, sehingga anggota dan kader IPNU-IPPNU memiliki persepsi dan wawasan yang luas. Arah usaha dan pengetahuan IPNU-IPPNU sebagaimana tersebut di atas menjadi landasan dalam turut berpartisipasi membangun bangsa Indonesia menuju insan Indonesia seutuhnya yang mempunyai keseimbangan lahir dan batin serta dunia alam baka. Di samping arah usaha dan wawasan dalam melaksanakan fungsinya sebagai organisasi kader NU, IPNU-IPPNU juga memiliki tatanan sikap dan nlai yang mesti dimiliki oleh setiap kader IPNU- IPPNU. Tatanan nilai keagamaan dan perilaku dasar tersebut adalah: 1. Menjunjung tinggi nilai dan norma pedoman Islam 2. Mendahulukan kepentingan bersama dari pada kepentingan langsung 3. Menjunjung tinggi sifat keikhlasan dalam berjuang 4. Menjunjung tinggi persaudaraan, persatuan, serta kasih saying 5. Meluhurkan akhlakul karimah dan menjunjung tinggi kejujuran dalam berpikir, bersikap dan bertingkah laku 6. Menjunjung tinggi kesetiaan terhadap agama, bangsa dan negara 7. Menjunjung tinggi nilai amal, kerja, dan prestasi sebagai bagian ibadah terhadap Allah SWT 8. Selalu siap beradaptasi dengan setiap perubahan yang membawa faedah bagi seluruh kehidupan 9. Menjunjung tinggi kepeloporan dalam perjuangan mendorong, memacu, dan mempercepat perkembangan penduduk yang lebih baik
Sumber http://lets-sekolah.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)