Prinsip-prinsip Pendidikan Pondok Pesantren Prinsip-prinsip pendidikan pondok pesantren terlihat dalam lima komponen dan teladan hidup santri yang memperlihatkan ciri-ciri pendidikan pondok pesantren. Lima bagian pendidikan pondok pesantren tersebut yakni: a. Adanya kiai sebagai figure central, yakni seseorang yang mempunyai ilmu pengetahuan ilmu agama yang tinggi, menjadi panutan, mempunyai tugas dan peran untuk membimbing serta mengajarakan ilmu agama kepada para santri. Di samping itu, seorang kiai juga berperan selaku sentra penyelesain aneka macam duduk perkara dan penentu kebijakan yang berhubungan dengan pendidikan dan pembelajaran. Dalam menjalankan tugas sehari-hari kiai umumnya dibantu oleh para khadamnya; b. Adanya masjid. Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah umat Islam dan para santri, juga selaku tempat pembelajaran para santri; c. Adanya santri, yaitu mereka selaku peserta bimbing yang belajar wawasan agama kepada para kiainya dan mereka tinggal berdekatan dengan rumah kiai: d. Adanya asrama, adalah daerah para santri melepaskan lelah sesudah sepanjang hari melaksanakan kegiatan pembelajaran; e. Adanya kitab kuning atau kitab klasik yang menjadi sumber pembelajaran para santri. Selain terdapat lima unsur pendidikan pondok pesantren di atas, terdapat juga beberapa acuan hidup santri sehari-hari, adalah: a. Hidup seadanya, baik dalam menyanggupi kebutuhan hidup, maupun fasilitas berguru; b. Berjiwa tulus, adalah: jiwa yang tidak di dorong oleh ambisi apapun untuk mendapatkan keuntungan tertentu, namun semata-mata cuma untuk beribadah kepada Allah; c. Berjiwa sederhana, tetapi tidak bermakna miskin. Sederhana mengandung komponen kekuatan dan ketahanan hati, penguasaan diri dalam menghadapi aneka macam masalah dan tetap berjiwa besar. Berani maju dan pantang menyerah dalam menghadapi dinamika perkembangan sosial; d. Berjiwa ukhuwah Islamiyah, ialah; berjiwa demokratis yang tergambar dalam dialogis dan akrab antar komunitas pondok pesantren yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari- hari. Keadaan tersebut akan mewujudkan suasana hening, senasib sepenanggungan dalam proses pembentukan dan pembangunan idealisme santri; e. Dididik untuk berdikari dengan tujuan untuk membentuk keadaan pondok pesantren sebagai institusi pendidikan Isslam yang merdeka, mampu berdiri diatas kaki sendiri, dan tidak menggantungkan diri terhadap tunjangan dari pihak lain; f. Berjiwa bebas dalam memilih alternatif jalan hidup untuk masa depannya dengan jiwa bbesar dan perilaku optimisme dalam menghadapi segala problematik hidup berdasarfkan nilai-nilai islam; g. Tergantung pada restu kiai; h. Kebiasaan untuk melaksanakan amal shaleh, puasa, shalat, dan taqarub pada Allah; i. Kedisplinan sangat ditekankan dalam kehidupan pondok pesantren. KLASIFIKASI PONDOK PESANTREN Secara garis besar, pondok pesantren dibagi menjadi 3 yaitu salaf, khalaf dan perpaduan salaf dengan khalaf. Pesantren salaf yakni pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab klasik (kitab kuning) sebagai inti pendidikan pesantren tanpa mengenalkan pengajaran wawasan lazim. Pesantren khalaf ialah pesantren yang sudah memasukan pelajaran-pelajaran biasa dalam madrasah yang dikembangkan secara klasikal. Sedangkan pondok pesantren perpaduan salaf dan khalaf ialah pondok pesantren yang tetap mengajarkan kitab kuning, juga mengajarkan mata pelajaran umum kepada para santri. Secara garis besar mampu dilihat dari table berikut ini: Pondok Salaf Pondok Khalaf Perpaduan Pondok Salaf dan Khalaf 1. Terbatas hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama (tafaqohu fiddin) yang ber sumber pada literature Islam klasik/ kitab. 1. Pondok pesantren mengajarkan ilmu agama dan wawasan umum dengan metode pendidikan formal. 1. Di samping mengajarkan ilmu agama yang bersumber dari kitab kuning, juga mengajarkan ilmu wawasan lazim. 2. Metode yang dipakai bandongan / wetonan sorogan dan hafalan dalam bentuk nadzom. 2. Metode yang digunakan memakai sist em klasikal (madrasah), kurikulum mata pelajaran umum dan keterampilan yang dipadukan dengan agama. 2. Di samping pembelajaran meng- gunakan sistem bandongan/ sorogan, hafalan, juga meng- gunakan tata cara-sistem pem- belajaran terbaru mirip: diskusi, ceramah, presentasi, dsb. 3. Santri dibiasakan hidup dalam kesaleh- an ritual (salat jamaah, salat lail, puasa sunah, dsb) 3. Kehidupan santri diubahsuaikan dengan acara pendidikan nasional/pen- didikan formal. 3. Disamping santri dibiasakan ber- sifat kesalehan ritual perorangan, juga menumbuhkan kesalehan sosiaal. 4. Tidak mengharapkan ijazah untuk me- lanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi atau menjadi pegawai negeri. 4. Ijazah dibutuhkan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 4. Memiliki keilmuan dari kitab-kitab kuning dan mencari penghidupan dari pemerintah (menjadi PNS) 5. Para saantri umumnya kembali ke kawasan asal dan menjadi guru ngaji serta tugas keagamaan lainya. 5. Lulusan pesantren dibutuhkan bisa menjadi cendekiawan muslim yang bermanfaat bagi penduduk , agama dan negara. 5. Alumni santri boleh kembali ke daerah (daerah asal) untuk melaksanakan pembaruan kehidupan, sehingga tempat tersebut menjadi gai maju. Pondok Pesantren Salaf Pondok Pesantren Khalaf Perpaduan Pondok Salaf dan Khalaf Pondok Pesantren Blok Agung Banyuwangi Jawa Timur Pondok Pesantren Gontor Pondok Pesantren Tebuireng Tambakberas Jombang Jawa Timur Pondok Pesantren Al Itqon Bugen Semarang Pondok Pesantren As Salam Surakarta Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta Pondok Pesantren Darussalam Watucongol Muntilan Magelang Jawa Tengah Pondok Pesantren Pabelan Magelang Pondok Pesantren Darussalam Watucongol Muntilan Magelang Jawa Tengah Pondok Pesantren API Tegalrejo Magelang Jawa Tengah Pondok Pesantren Al Muayyad Mangkuyudan Solo Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak
Sumber http://lets-sekolah.blogspot.com
pop
Monday, October 19, 2020
Penjabaran Pondok Pesantren
Diterbitkan October 19, 2020
Artikel Terkait
- KISAH 3 (DIKEJAR JIN IFRIT) Tatkala ia melanjutkan perjalanan diatas buroq datang-tiba
- A. LATAR BELAKANG TIMBULNYA PERBEDAAN PENDAPAT Untuk mengetahui wahyu Tuhan (wahyu All
- A. PENGERTIAN IJTIHAD Kata Asal kata Artinya Ijtihad Dari isim mashdar al-juh
- A. PENGERTIAN KHITTAH NAHDLIYYAH Khittah berasal dari bahasa Arab خطة yang mempunyai a
- PERANAN ULAMA DALAM MELESTARIKAN AJARAN NABI MUHAMMAD SAW Al-Qur’an dan Al-Hadit
- CERITA MALAM... * dikala Ra Lilur dan Gus Dur bertemu Pada permulaan tahun 2002, sete
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
EmoticonEmoticon