Friday, October 16, 2020

Tokoh-Tokoh Penyebar Islam Di Indonesia

TOKOH-TOKOH PENYEBAR ISLAM DI INDONESIA Tokoh-tokoh yang mula-mula mengembangkan agama Islam di Indonesia ialah para pedagang. Selain menjinjing dan memberikan dagangan, mereka juga menenteng dan memberitakan agama. Artinya, mereka juga memperkenalkan agama Islam dan menyebarkannya kepada penduduk. Meskipun Islam sudah masuk Indonesia pada masa 7 namun penye- barannya baru berjalan secara massif pada kala 12 dan 13. Menurut A. Jons, para penyebar agama Islam pada kala 12 dan 13 yakni para dai dari kalangan sufi. Dalam catatan A. Hasyimi, menurut naskah Izhhar al-Haq fi Mamlakat Ferlah wal Fasi karangan Abu Ishaq Al-Makarani Al-Fasi, Tadzkirat Thabaqat Jumu Sulthanus Salathin karya Syekh Samsul Bahri Abdullah Al-Asyi dan Silsilah Raja-raja Perlak dan Pasai, menyatakan bahwa kerajaan Perlak, Aceh yakni kerajaan Islam pertama di Indonesia yang diresmikan pada tanggal 1 Muharram 225 H (840 M) dengan raja pertamanya Sultan Alaudin Sayyid Maulana Abdul Aziz Syah. Tokoh penting yang mengembangkan agama Islam di Perlak ialah Nahkoda Khalifah. Sekitar kurun 9 Nahkoda Khalifah membawa anak buahnya dan mendarat di Perlak. Di samping kapal dagang, kapal yang dikendarainya juga memuat para juru dakwah yang terdiri dari orang Arab, Persia, dan India. Dalam kurun waktu kurang dari setengah kurun,  raja dan rakyat Perlak secara sukarela mengubah agama mereka dari Hindu-Budha menjadi Islam. Salah satu anak buah Nahkoda Khalifah kemudian mengawini Putri Raja Perlak dan lalu melahirkan putra yang bernama Sayyid Abdul Aziz yang lalu memproklamerkan Kerajaan Perlak. Ibu kotanya yang semula berjulukan Bandar Perlak diubah menjadi Bandar Khalifah selaku penghargaan kepada Nahkoda Khalifah. Sementara itu, berdasarkan Hikayat Raja-raja Pasai seorang ulama berjulukan Syekh Ismail tiba dari Makkah lewat Malabar ke Pasai. Ia berhasil mengislamkan Merah Silu, raja Samudera Pasai yang kemudian bergelar Merah Silu (wafat 1297). Seabad lalu sekitar tahun 1414, menurut Sejarah Melayu, penguasa Malaka juga telah diislamkan oleh Sayyid Abdul Aziz, seorang Arab dari Jeddah. Raja Malaka yang berjulukan Parameswara berganti nama dan gelar menjadi Sultan Mahmud Syah. Dalam Hikayat Merong Mahawangsa, seorang dai berjulukan Syekh Abdullah Al-Yamani dari Makkah sudah mengislamkan Phra Ong Mahawangsa, penguasa Kedah yang lalu berubah nama menjadi Sultan Muzhafar Syah. Sebuah histtoriografi dari Aceh lainnya menyebutkan bahwa seorang dai bernama Syekh Jamalul Alam diantarSultan Usmani (Ottoman) di Turki untuk mengislamkan penduduk Aceh. Riwayat lain menyampaikan bahwa Islam diperkenalkan ke tempat Aceh oleh Syekh Abdullah Arif sekitar tahun 1111 M. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa terdapat sekumpulan juru dakwah yang dipimpin oleh Abdullah Al-Malik Al-Mubin. Para juru dakwah ini dibagi berdasarkan tempat masing-masing. Syekh Sayid Muhammad Said untuk daerah kawasan Campa (Indo-Cina), Syekh Sayid At-Tawawi, dan Sayyid Abdul Wahhab ke Kedah (Malaysia), Syekh Sayyid Muhammad Dawud ke Patani (Thailand), Syekh Sayyid Muhammad untuk Ranah Minangkabau (Indonesia) dan Syekh Abdullah bin Abdul Malik Al-Mubin untuk tempat Aceh sendiri. Tokoh lain yang berperan dalam Islamisasi di Pulau Sumatera yaitu Said Mahmud Al-Hadlramaut yang telah mengislamkan Raja Guru Marsakot dan rakyatnya di wilayah Sumatera Utara. Seorang turis bernama Mabel Cook Cole menyatakan bahwa seorang muslim Sulaiman sudah brada di Nias semenjak tahun 851 . Al-Mubin berada di Aceh pada masa pemerintahan Sultan Alaudin Inayat Syah. Sedangkan penyebar Islam di Deli ialah Imam Shadiq bin Abdullah. Sementara itu, tokoh sentral penyebaran Islam di Pulau Jawa yang kemudian diketahui dengan julukan Wali Sanga (Wali Sembilan). Para mahir berbeda pertimbangan perihal pemahaman wali sanga ini. Ada yang beropini bahwa Wali Sanga itu cuma sebagai perumpamaan sejumlah wali dalam satu dewan. Kaprikornus, jumlah wali sanga tidak mesti sembilan. Bahkan konon Syekh Siti Jenar dahulunya sebelum menyebarkan ajaran Ittihad (Manunggaling Kawula Gusti) adalah juga anggota wali sanga. Pendapat lain mengatakan berpendapat bahwa wali sanga itu yakni nama satu dewan yang berisi Sembilan wali. Jika ada satu wali yang pergi atau meninggal dunia, maka digantikan wali lainnya. Namun, bila ada perumpamaan Wali Sanga, maka secara lazim yang dimaksud ialah Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik), Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Sunan Gunung Jati, Sunan Kalijaga, dan Sunan Muria. Inilah yang dimaksud dengan perumpamaan Wali Sanga dalam pandangan biasa .  Selain itu masih banyak tokoh-tokoh lain yang menyebarkan agama Islam di Jawa ini. Di antaranya yaitu Sunan Bayat, Sunan Geseng, Syekh Jumadil Kubra, Maulana Maghribi, dan lain sebagainya. Sementara itu, para dai yang berhasil mengislamkan Madura yakni Sunan Padusan alias Raden Bandoro Diwiryono alias Usman Haji yang mengislamkan penguasa Sumenep, Pangeran Secodiningrat III pada pada tahun 1415. Sedangkan yang menyiarkan Islam di Sampang yaitu Buyut Syekh, seorang keturunan Sayyidina Husain, cucu baginda Nabi. Sedangkan Empu Bageno, murid Sunan Kudus berhasil mengislamkan Raja Arosbaya. Sementara itu di Indonesia timur, di Ternate raja yang mula-mula memeluk agama Islam ialah Raja Gapi Buta. Ia sukses diislamkan oleh Maulana Husain. Raja Gapi Buta mengubah namanya menjadi Sultan Zainal Abidin dan sehabis wafat diketahui dengan Raja Marhum. Menurut catatan Pires, raja Maluku memeluk Islam kira-kira tahun 1465. Syekh Mansur berhasil mengajak raja Tidore yang berjulukan Kolano Cirliyati untuk memeluk agama Islam kemudian berganti nama menjadi Sultan Jamaludin. Sedangkan penyiar agama Islam di Seram ialah Maulana Zainal Abidin dan muridnya, Kapiten lho Lussy. Raja Sulawesi yang pertama kali memeluk agama Islam ialah Raja Talo atau Mangkubumi Goa yang berjulukan I Mallingkang  Daeng Manyonri yang lalu bergelar Sultan Abdullah Awalul Islam. Kemudian disusul oleh Raja Goa yang berjulukan I Managarangi Daeng Manrabia yang bergelar Sultan Alaudin. Ulama yang berjasa mengislamkan Goa yaitu tiga ulama dari Minangkabau, yaitu Katib Tunggal atau Datuk Ri Bandang, Katib Sulung atau Datuk Ri Patimang, dan Katib Bungsu atau Datuk Ri Tiro pada tahun 1603. Pada tahun yang serupa ketiganya juga berhasil mengislamkan Luwu dan Wajo/ raja Luwu La Patiware memeluk agama Islam dan bergelar Sultan Waliyullah Mudharudin. Ulama yang berjasa mengembangkan Islam di Sulawesi Tengah ialah Sayid Zen Al-Aydrus dan Syarif Ali. Di Sulawesi Utara Raja Jacob Manopo masuk Islam lewat Sayid Husain bin Ahmad bin Jindan dari Sulawesi Selatan. Sementara itu di Kalimantan Barat Islam disyiarkan oleh Syekh Husain yang mengislamkan Raja Giri Kusuma. Tokoh lain yang berjasa dalam berdakwah di sana yaitu Syarif Idrus dan Syarif Husain. Sementara muballigh yang mengislamkan Kalimantan Timur yaitu Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan. Sementara itu, tokoh yang berjasa dalam penyebaran Islam di Lombok yaitu Sunan Prapen, putra Sunan Giri. Selain itu ada juga Habib Husain bin Umar dan Habib Abdullah Abbas. Keduanya dari Hadhramaut. Syekh Abdurrahman dari Benggali menyebarkan di Sumbawa dan Timor. Tokoh yang lain lagi ialah Pangeran Suryo Mataram, pejuang perang Pangeran Diponegoro.
Sumber http://lets-sekolah.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)