Friday, December 25, 2020

Hujan Meteor Lyrid : Proses Terjadi – Waktu Terjadi – Fenomenanya

Hujan Meteor Lyrid, atau disebut juga dengan April Lyrid ialah hujan meteor yang terjadi pada bulan April. Puncaknya yaitu April tanggal 22-23. Manusia sudah mengamati hujan meteor ini sejak tahun 687 SM, yang juga ialah catatan tertua perihal hujan meteor yang pernah ada.


Apabila kita mempesona jejak dari titik arah hujan meteor Lyrid berasal, tampaknya mereka berpendar dari konstelasi Lyra sang Harpa, akrab dengan bintang Vega yang benderang. Namun ini cuma praduga semata, karena meteor-meteor ini terbakar di atmosfer Bumi dalam kecepatan 100 km/jam. Sementara itu bintang Vega terletak trilyunan kali lebih jauh dalam 25 kecepatan cahaya. Walaupun belum pasti, namun nama dari hujan meteor ini memang berasal dari konstelasi Lyra. Perlu diingat bahwa sekalipun arah datangnya dari konstelasi Lyra, bukan berarti Lyrid berasal dari sana.



Pada tanggal 5 April 1861, seorang pengamat amatir berjulukan A.E. Thatcher memperoleh komet yang sedang melintasi metode tata surya. Rupanya partikel bubuk hingga potongan batu yang terlepas dari komet C/1861 G1 Thatcher menjadi asal usul bagi hujan meteor Lyrid. Komet terkikis sehubungan dengan panas matahari dan menjadikan partikel seperti es dan bagian abu lainnya untuk terlepas dari inti komet. Hal ini menghasilkan penggalan-cuilan reruntuhan di angkasa. Reruntuhan tersebut menabrak Bumi dan menghasilkan panorama indah di langit malam berbentukhujan meteor.


Orbit Thatcher berpapasan dengan orbit Bumi setiap 415 tahun sekali. Rentang waktu orbit dari komet ini relatif cepat karena biasanya periode putaran komet adalah antara 200-10.000 tahun sekali. Jadi, komet tersebut diprediksikan gres akan tampakkembali pada tahun 2276.


Hujan Meteor ini akan memperlihatkan sekitar 15-20 meteor dalam satu jam. Walau adakala ada tahun dimana hujan meteor Lyrid mempertontonkan hingga seratus meteor dalam satu jamnya (Outburst/meledak), tetapi hal ini jarang terjadi dan sulit untuk diprediksikan. Ada yang mengatakan bahwa ledakan Lyrid itu terjadi setiap 30 tahun sekali. Namun pakar NASA bernama Bill Cooke tidak sepakat dengan itu. Beliau beropini bahwa belum ada data yang mendukung dengan niscaya kapan ledakan Lyrid itu terjadi, alasannya data yang ada pun tidak menentu. Bisa terjadi sebelum atau sesudah 30 tahun.


Hujan meteor Lyrid tiba dengan segera, walau tidak secepat hujan meteor Leonid (November). Menurut Cooke, Leonids menabrak Bumi secara langsung, sedangkan Lyrid hanya menyerempet sisi kiri dari planet.


Berikut ini yakni koordinat dari Lyra :



  • Asensio Rekta: 19 h

  • Deklinasi: +40

  • Dapat dilihat antara 90° LU dan 40° LS.


Lyrid diketahui akan kecepatan lintasannya, walau tidak secepat dan sebanyak hujan meteor Perseids di bulan Agustus. Ekornya berkilau terang, mampu dilihat selama beberapa detik. Meteor-meteor yang berjatuhan dari Lyrid bergerak dalam kecepatan 49km/detik.


Peristiwa Fenomena Hujan Meteor Lyrid




  1. Pada tahun 1982, seorang pengamat dari Amerika menyaksikan ledakan hujan meteor yang berisikan sekitar 100 Lyrid per jam. Sekitar 100 meteor Lyrid juga terlihat pada tahun 1922 di Yunani , dan 1945 di Jepang.

  2. Masyarakat Tiongkok kuno mencatat bahwa mereka telah melihat hujan meteor Lyrid yang jatuh bagaikan hujan di tahun 687 SM. Pada masa itu Tiongkok sedang berada dalam abad Periode Musim Gugur dan Musim Semi (771-476 SM), dan Konghuchu hidup pada masa itu.

  3. Pada tahun 1136, penduduk Korea mencatat adanya hujan meteor dengan kata-kata “banyak bintang yang beterbangan dari arah timur bahari.”

  4. Di tahun 1803, warga Richmond di negara bab Amerika Serikat Virginia, bergegas keluar dari rumah mereka pada tengah malam (pukul 1-3 dini hari, waktu setempat) sehabis terjadi alarm kebakaran. Kemudian mereka melaporkan bahwa mereka melihat ada meteor serupa roket melintas di langit. “Seakan-akan bintang-bintang tersebut berjatuhan dari segala sudut nirwana, jumlahnya berbagai mirip hujan kembang api.”

  5. Tahun 1803, Lyrid menjadikan tornado meteor yang besar, sehingga tampaklah lebih dari 700 meteor perjam yang terlihat pada puncaknya.

  6. Foto di atasdiambil di Portesham, Dorset, Inggris pada tanggal 23 April 2017, berlokasi di Monumen Hardy. Saat itu terjadi panorama hebat di langit yang disebabkan oleh hujan meteor Lyrid dimana ada 30-40 meteor tampakdalam satu jam. Anda dapat melihat ada segaris Lyrid, sedikit di atas galaksi Bima Sakti.


Eta Lyrid


Hujan meteor Eta Lyrid muncul antara 3-12 Mei, puncaknya pada tanggal 9. Hujan meteor ini tergolong ke dalam hujan meteor tahunan, sama seperti Quadrantid yang terjadi di abad tahun baru. Sumber dari hujan meteor ini yaitu Komet C/1983 H1 (IRAS-Araki-Alcock). Bintang terdekat dari titik pendar hujan meteor ini yaitu Bintang Aladfar di titik koordinat Asensio Rekta (289.9) dan deklinasi (43.4).


ZHR, atau banyaknya jumlah meteor yang tampakselama satu jam ada di kisaran 3. Namun jumlah ini dapat meningkat bila ada komet atau benda yang bekerjasama dengan itu datang mendekat. Kecepatan dari partikel meteor Eta Lyrid adalah sekitar 44 km/detik. Kekuatan cahaya dari meteor ini cukup besar lengan berkuasa karena jumlahnya cuma sedikit.


Eta Lyrid cukup jarang diamati, tetapi tidak kalah mempesona alasannya adalah kemungkinan beliau mempunyai kaitan dengan suatu komet yang terlihat pada tahun 1983. Penemuan ini pada dasarnya diprediksikan 9 Mei 1983. Saat itu Jack Drummond dari Penelitian Stewart memberi peringatan tentang kemungkinan terjadinya acara meteor dari komet IRAS-Araki-Alcock. Drummond memprediksikan adanya hujan meteor yang dapat timbul pada tanggal 10 Mei. Namun perayaan ini tidak terbukti. Para peneliti di Otawa tidak menangkap adanya acara yang dimaksudkan.


Walau beberapa peneliti meteor sudah menerima peringatan dari kemungkinan hujan meteor itu dari IAU Circular 3801, para pengamat di Jepang sudah menyadari kemungkinan hujan meteor ini beberapa waktu sebelumnya. Mereka bisa lebih berkemas-kemas dan penelitian mereka membuahkan hasil kemudian dilaporkan pada bulan Juni 1984.


Penelitian lalu dilanjutkan, hingga akhirnya tidak ada meteor yang tampaklagi dari pendaran ini sehabis tanggal 12 Mei dan seterusnya. Mereka kemudian mengganti observasi mereka menjadi ZHRs dan menerima hasil berupa tiga penampakan meteor. Yang cukup menarik yaitu pada tahun 2000 para peneliti memperoleh sekitar 2-6 penampakan meteor dari Eta Lyrid


Lyrid Juni


Fenomena Lyrid Juni ini pertama kali dicatat oleh seorang berjulukan Stan Dvorak yang berdomisili di California, Amerika Serikat. Saat itu beliau sedang memanjat gunung di Pegunungan San Bernardino tahun 1966.


Setahun kemudian, Lyrid Juni tidak dapat diobservasi sehubungan dengan terangnya cahaya bulan malam itu. Namun tahun berikutnya di 1968, seorang dari daerah yang sama, California bernama Richard Nolthenius melaporkan bahwa dia telah melihat Lyrid Juni. Selama satu jam pada tanggal 15, dia mengkalkulasikan ada 8 meteor yang tampakdi langit. Kemudian di jam yang sama di tanggal 17, terlihat ada 7 bintang jatuh. Sejak itu (tepatnya mulai tahun 1969), observasi kepada Lyrid Juni ini dikerjakan setahun sekali.


Hujan meteor ini didominasi oleh ekor berwarna warna biru kehijauan dan putih. Hujan meteor yang terlihat pada dikala  itu berasio sekitar 8-10 meteor perjam dari tanggal 10 sampai 21 Juni. Namun baru-baru ini dimengerti bahwa sumber dari hujan meteor ini bukanlah Komet Thatcer, melainkan C/1915 C1 Mellish.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon