Monday, May 4, 2020

Gunung Salak, Gunung Favorit Para Pecinta Alam Sekaligus Sarat Misteri

Karakteristik Gunung Salak


Keindahan alam yang dimiliki Jawa Barat tidak cuma berada di daerah Bandung saja. Ada salah satu kenampakan alam lain juga yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan dan pecinta alam, yakni Gunung Salak (Baca: Daftar Gunung Di Jawa Barat). Gunung Salak atau dulu memiliki nama Gunung Sapto Argo merupakan salah satu kompleks gunung api yang berada di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Asal undangan nama gunung  yang mempunyai tinggi meraih 2.211 meter di atas permukaan bahari ini, berasal dari bahasa Sansekerta adalah “salaka” yang artinya perak. Gunung Salak berlawanan dengan gunung – gunung kebanyakan, adalah memiliki beberapa puncak di atasnya. Puncak tertinggi bernama Puncak Salak I dan termasuk puncak tertua, lalu terdapat Puncak Salak II yang berada di ketinggian 2.180 meter di atas permukaan laut dan dianggap puncak tertua kedua. Puncak selanjutnya bernama Puncak Sumbul yang memiliki ketinggian 1.926 meter di atas permukaan laut.


Gunung Salak tergolong gunung api strato tipe A, tidak heran kalau gunung ini masih memiliki beberapa kawah aktif tetapi bukan berada di bab puncak. Kawah terbesarnya berjulukan Kawah Ratu yang merupakan kawah termuda. Terdapat kawah lain ialah Kawah Hirup dan Kawah Cikuluwung Putri yang masih menjadi bagian dari Kawah Ratu. Letusan Gunung Salak tercatat telah terjadi sejak tahun 1600-an, adalah tahun 1668-1688, 1780, 1902 – 1903, dan 1935. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1938 yang masuk erupsi freatik terjadi pada Kawah Cikuluwung Putri. Dari serangkaian letusan yang pernah terjadi, letusan di tahun 1699 merupakan erupsi magmatis dan bersifat merusak sedangkan jumlah korban tidak dikenali.


Untuk para pecinta alam, Gunung Salak menjadi salah satu gunung yang banyak dihadiri oleh para pendaki dengan tujuan Puncak Salak I dan Puncak Salak II. Ada banyak jalur yang bisa diseleksi untuk didaki, dan jalur Curugnangka merupakan jalur yang paling ramai diseleksi oleh para pendaki. Jalur Curugnangka berada di bagian utara gunung dan akan membawa pendaki menuju Puncak Salak II. Sedangkan untuk meraih Puncak Salak I, para pendaki biasanya memiliki jalur dari Cimelati yang berada di sebelah timur atau tidak jauh dari Cicurug, Sukabumi. Sebenarnya Puncak Salak I mampu diraih dari Puncak Salak II, cuma saja medan yang ditempuh cukup sulit khususnya dari Sukamantri, Ciapus. Di Puncak Salak I terdapat suatu petilasan berupa makam yang disebut sebagai makam “Embah Salak”.


Flora dan Fauna Di Gunung Salak


Flora yang berada di Gunung Salak cukup beragam. Untuk mempermudah, hutan yang terdapat di Gunung Salak terbagi menjadi 2 jenis adalah, hutan pegunungan bawah atau submontane forest dan hutan pegunungan atas atau montane forest. Perhutani sendiri pernah mengakibatkan bagian bawah Gunung Salak sebagai hutan bikinan dengan ditanami oleh tusam dan rasamala. Terdapat tumbuhan lain mirip pohon puspa, pohon saninten, pasang serta berbagai jenis huru. Di beberapa lokasi hutan juga dapat ditemukan flora langka adalah Rafflesia rochussenii  yang tersebar hingga ke Gunung Pangrango dan Gunung Gede. Bahkan beberapa masyarakat melakukan budidaya tanaman kaliandra merah, kayu afrika, dadap cangkring dan bambu di dekat perbatasan hutan atau tidak jauh dari fatwa sungai.


Sedangkan untuk fauna banyak ditemukan di lereng – lereng Gunung Salak seperti amphibi, reptil, mamalia hingga burung. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh D.M Nasir dari Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor diketahui terdapat 11 jenis kodok dan katak termasuk katak pohon dan katak gunung, materi didapatkan juga katak terbang serta bangkong bertanduk. Untuk reptil didapatkan ular siput, ular tangkai, ular sanca kembang, kadal kebun, bunglon, biawak dan lain sebagainya. Spesies burung yang terdapat di Gunung Salak telah tidak perlu diragukan lagi keberadaannya. Menurut Hoogerwerf di tahun 1948 setidaknya terdapat kurang dari 232 jenis burung dan salah satunya sangat terkenal ialah elang jawa. Untuk golongan mamalia tercatat tidak terlampau banyak isu yang diperoleh, tetapi didapatkan macam tutul, surili, trenggiling dan owa jawa hidup di Gunung Salak.


Fakta – fakta Gunung Salak



  1. Terdapat 4 jalur pendakian yang mampu diseleksi oleh para pendaki untuk mencapi puncak Gunung Salak, antara lain jalur pendakian Ajisaka dengan asumsi perjalanan hingga menuju puncak sekitar 140 menit, jalur Cidahu sekitar 90 menit perjalanan, Cimelati dengan durasi perjalanan sekitar 120 menit serta jalur Pasar Rengit yang membutuhkan waktu sekitar 70 menit. Meskipun begitu, masih banyak ditemukan para pendaki ilegal yang mencoba mendaki Gunung Salak di luar dari jalur semestinya, dikenali bila jalur pendakian cukup susah, terjal dan berbatu.

  2. Keindahan alam yang dimiliki oleh Gunung Salak tidak perlu diragukan lagi. Salah satunya mempunyai beberapa air terjut atau curug alami yang terdapat disekeliling gunung. Curug ini antara lain Curug Seribu, Curug Cigamea, Curug Pangeran, Curug Ngumpet, Curug Nangka, Curug Luhur dan masih banyak lainnya.

  3. Secara morfologi, Gunung Salak mempuyai banyak jurang yang cukup curam serta dalam. Bahkan ditutupi oleh hutan yang cukup lebat sehingga kontur Gunung Salak tidak gampang untuk diketahui. Tidak heran kalau banyak pendaki kesasar serta membohongi pilot yang melintasi tempat Gunung Salak.

  4. Gunung Salak menjadi wilayah yang mesti disingkirkan oleh penerbang baik pesawat besar maupun kecil. Hal ini disebabkan keadaan gunung yang tertutup hutan lebat serta cuaca yang cepat berganti terutama kabut yang sering turun dan mampu membahayakan jalur penerbangan. Di dunia penerbangan, daerah ini diketahui dengan istilah “gunung ajal”. Kecelakaan pesawat terakhir terjadi pada tahun 2012 pada pesawat jenis Sukhoi Superjet 100 di salah satu tebing gunung.

  5. Banyak orang yakin bila Gunung Salak diketahui selaku gunung menyeramkan. Salah satu larangan dikala mendaki Gunung Salak adalah tidak diperbolehkan memetik bunga anggrek jika tak ingin kehilangan arah. Bahkan ada dua kawasan keramat yaitu Kawah Ratu dan Curug Seribu yang dipecaya merupakan tempat tinggal arwah gentayangan.

  6. Menjadi salah satu tempat kawasan konservasi hutan hujan tropis di pegunungan paling luas di Pulau Jawa. Kawasan ini terhubung dengan hutan koridor yang membentang dari barat sampai timur sejauh 11 kilometer, meliputi Gunung Halimun dan Salak. Secara administratif hutan koridor tersebut masuk ke dalam wilayah Bogor dan Sukabumi.


Demikian klarifikasi tentang Gunung Salak yang perlu dimengerti. Semoga informasi di atas dapat berguna.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)