Monday, May 4, 2020

Selain Perburuan Liar, Inilah 7 Penyebab Kelangkaan Binatang Di Indonesia

Seiring berjalannya waktu, Planet Bumi juga mengalami pergeseran. Perubahan tersebut sungguh dekat kaitannya dengan acara manusia. Dahulu manusia melakukan banyak sekali macam pekerjaan cuma dengan menggunakan alat sederhana dan senantiasa mementingkan kelestarian alam. Setelah didapatkan teknologi, segala jenis pekerjaan insan menjadi lebih mudah dan cepat. Namun teknologi yang terus meningkat ternyata menawarkan dampak negatif khususnya kepada lingkungan. Banyak alam menjadi rusak akibat acara insan yang dikerjakan secara terus menerus. Tidak terkecuali yang dialami oleh Indonesia. Dari dahulu Indonesia dikenal dengan keragaman flora dan faunanya yang bahkan beberapa diantaranya tergolong endemik. Akan tetapi beberapa spesies sudah sangat sukar untuk didapatkan di alam bebas, bahkan beberapa sudah masuk dalam kategori langka tergolong binatang. Badak bercula satu, harimau kembang, burung cendrawasih merupakan beberapa acuan hewan asli Indonesia yang statusnya berada pada level langka. Lalu apa saja penyebab langkanya hewan – hewan tersebut? Berikut penyebabya:



  1. Rusak Dan Hilangnya Habitat Tempat Tinggal


Seperti yang kita pahami jikalau hutan ialah rumah bagi sebagian besar binatang yang ada di wajah bumi ini. Seiring bertambahnya populasi manusia, keperluan akan kawasan tinggal juga mengalami peningkatan. Tidak heran bila banyak hutan mengalami pengalihan fungsi menjadi kawasan pemukiman. Pengalihan fungsi hutan mempunyai efek pada rusaknya lingkungan utamanya hutan (Baca: Dampak Positif dan Negatif Pengalihan Lahan Hutan Untuk Perumahan). Kerusakan hutan bisa dijalankan dengan beberapa cara seperti penebangan pohan secara liar hingga cara paling gampang ialah aben hutan. Merusak hutan tentunya mempunyai efek pada hilangnya tempat tinggal bagi sebagian besar hewan. Bahkan kebakaran hutan sendiri mampu membunuh binatang – binatang yang hidup di dalam hutan dan mereka tidak sempat untuk menyelamatkan diri. Akibatnya banyak binatang menjadi susah untuk ditemukan dan keberadaanya sangat langka, alasannya adalah rumah tempat tinggal mereka sudah rusak bahkan hilang.



  1. Perburuan Liar


Dahulu insan melaksanakan perburuan hewan untuk mencari sumber makanan demi bertahan hidup. Tentu zaman tersebut alat berburu yang digunakan sangat sederhana yaitu busur panah atau tombak. Seiring berkembangnya zaman, berburu binatang bukan lagi sekedar menyanggupi kebutuhan hidup saja, namun juga menjadi kegemaran. Bahkan alat yang dipakai juga mengalami pergeseran menjadi senjata api. Sebagian besar hewan yang dikejar umumnya ditangkap dalam kondisi hidup atau sudah mati, tergantung dari seberapa penting binatang tersebut menunjukkan faedah. Seperti macan yang diburu untuk diambil bagian kulit yang menjadi ciri khasnya, gajah yang diambil gadingnya saja, ular sanca yang dimanfaatkan kulitnya, burung cendrawasih yang dikejar untuk dijadikan binatang peliharaan atau diawetkan dan lain sebagainya. Namun tidak jarang, beberapa orang melakukan perburuan hewan tertentu alasannya adalah dianggap sungguh berbahaya, padahal binatang tersebut hanya berupaya mencari tempat tinggal gres atau sedang mencari masakan.



  1. Bencana Alam


Bencana alam juga turut menjadi penyebab mengapa hewan – binatang yang terdapat di Indonesia menjadi langka. Gunung meletus, kekeringan, tsunami, banjir sampai tanah longsor ialah beberapa contoh petaka yang bisa menjadi penyebab langkanya binatang di alam bebas. Banyak binatang tidak mampu bertahan hidup untuk menyelamatkan diri saat musibah terjadi. Jikapun ada yang dapat bertahan hidup, jumlahnya tidak akan banyak. Tidak heran bila jumlah populasi binatang di alam menjadi semakin sedikit dan bahkan terancam punah.



  1. Perdagangan Ilegal


Sebagian besar binatang yang diburu tergolong binatang yang unik serta telah sungguh jarang ditemukan di alam. Semakin langka dan dilindungi hewan tersebut, maka kian mahal harga jualnya. Sebagian besar binatang yang jual belikan ini umumnya dijadikan hewan peliharaan, diambil bab tubuhnya (kulit, gading, tadukk, atau cula) bahkan dimakan oleh pihak – pihak tertentu. Bahkan di negera tertentu, bisnis perdaganan binatang langka dan liar ini lumayan banyak, bahkan peraturan yang diberlakukan tidak terlalu ketat pasti diperjual belikan secara ilegal.



  1. Meningkatnya Hewan Predator


Predator mempunyai peran yang amat penting guna menjaga keseimbangan alam. Namun apa hasilnya kalau jumlah predator yang terjadi di alam makin meningkat. Tentu keseimbangan alam menjadi terganggu. Seperti yang terjadi saat ini, berdasarkan ilmuwan anjing merupakan salah satu predator terburuk ketiga setelah tikus dan kucing. Keberadaannya mengancam kurang lebih 200 spesies hewan tergolong binatang yang terancam punah. Anjing yang tidak dipelihara atau liar kemungkinan menyerang hewan lain sungguh tinggi. Bahkan di untuk anjing peliharaan yang dibebaskan oleh pemiliknya juga sama – sama mengancam. Di Chili, Amerika Serikat, hampir 88 persen penduduk mengatakan jika anjing menyerang rusa dan dianggap wajar. Namun jikalau anjing menyerang pudu yaitu spesies rusa terkecil di dunia dan keberadaannya mulai langka, maka pemilik anjing bisa dikenakan hukuman.



  1. Perubahan Iklim


Para mahir biologi menunjukkan perayaan terkait persoalan pergantian iklim yang dapat mengancam keberlangsungan hidup hewan – hewan di seluruh dunia. Planet Bumi telah melalui beberapa fase dari panas menjadi acuh taacuh selama jutaan tahun. Perubahan ini juga kuat pada musnahnya beberapa spesies binatang, meskipun begitu masih ada beberapa binatang yang mampu bertahan hidup alasannya adalah bisa mengikuti keadaan dengan baik. Akan namun peningkatan suhu yang berlangsung dengan segera ketika ini menciptakan hewan – hewan susah melakukan adaptasi. Perubahan suhu ini mensugesti metode reproduksi binatang serta migrasi. Biasanya binatang akan meningkat biak dikala memasuki trend semi atau saat iklim mulai menghangat. Namun dikala ini demam isu semi terjadi lebih permulaan sehingga ekosistem menjadi terganggu.



  1. Penyakit


Perubahan iklim juga mampu menawarkan imbas lain kepada hewan adalah hadirnya bermacam-macam penyakit. Dalam sebuah observasi internasional mendapatkan bahwa penyakit jamur menyababkan penurunan populasi amfibi lebih dari 500 jenis dalam masa waktu 50 tahun terakhir. Bahkan ada sekitar 90 spesies mengalami kepunahan. Penyakit ini berjulukan chytridiomycosis, menyerang bagian kulit amfibi bahkan menjadikan ajal sporadis. Ada sekitar 60 negara yang terjangkit penyakit tersebut. Jamur ini kemungkinan besar berasal dari Asia sedangkan amfibi lokal telah cukup kuat menghadapi jamur tersebut. Akan tetapi amfibi yang tidak bisa bertahan hidup seperti spesies langka bisa mengalami kepunahan.


Itulah tadi beberapa penyebab kelangkaan binatang – binatang yang terjadi di Indonesia. Semoga dengan informasi di atas kita mampu menjadi lebih bijak dan mencintai hewan agar tidak punah dikemudian hari.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon