Sebenarnya rancangan grafis tuh nggak serumit itu. Prinsipnya ialah banyak latihan, karena rancangan itu soal olah rasa. Nggak ada yang salah atau benar dalam rancangan. Yang ada yaitu lezat dilihat dan enggak (selain tentu saja harus mampu menjadi solusi untuk sebuah persoalan. Yang ini sih prinsip rancangan kebanyakan). Nah, yummy atau enggak untuk dilihat itu memang sungguh subjektif. Setiap orang pasti punya tolok ukur yummy dilihat sendiri-sendiri. Namun, pada titik tertentu, ada keadaan ketika hasil rancangan grafis itu lezat dilihat oleh nyaris siapa pun. Ibarat kata begini. Setiap angka itu punya aspek komplotan sendiri-sendiri. Betul? Nah, di titik tertentu, ada beberapa angka yang punya faktor komplotan yang serupa. Nah, berapa aspek persekutuan ini? Kan mampu dicari. Begitu juga dengan desain grafis. Doh, analoginya matematika, bok! Yamaap. Habis bahas tentang FPB sama KPK sama anak Sekolah Dasar. Hahaha. So, nggak perlu bingung, bergotong-royong prinsip utama dari seluruhnya yakni keseimbangan . Lebih detailnya, berikut beberapa prinsip rancangan grafis paling kunci yang bisa diterapkan buat kau, nondesigners-yang-terpaksa-merangkap-kerjaan-rancangan. 3 Prinsip dan tip dasar desain grafis untuk para nondesainer 1. Komposisi: Cleaner is better Tip desain grafis untuk nondesainer: whitespace. Poster alternatif film Black Swan. Kesalahan umum yang terjadi pada mereka yang gres nyoba-nyoba rancangan yaitu dalam penggunaan whitespace. Apa itu whitespace? Yaitu ruang kosong, atau ruang negatif, yang tidak terisi oleh komponen desain apa pun dalam artwork. Kebanyakan dari mereka dengan agresif mengisi semua ruang kosong yang ada, dengan banyak sekali bagian rancangan yang nggak penting. Padahal whitespace itu sendiri adalah bagian rancangan grafis penting, yang semestinya selalu ada dalam tiap artwork. Whitespace bisa menonjolkan satu bagian dalam rancangan kita yang pengin ditonjolkan. Coba lihat poster Black Swan di atas. Mata kita otomatis akan mengagumi bagaimana artwork angsanya yang berwarna hitam kan? Semua karena tidak ada komponen rancangan yang berlebihan di sekeliling artwork bebek, sehingga bisa menciptakan si artwork ini menjadi pendekar dalam poster tersebut. Kaprikornus kita bisa memakai whitespace jikalau: Kita punya artwork yang pengin sangat ditonjolkan dan besar lengan berkuasa banget Kita punya artwork yang berkualitas tinggi dan telah sarat dengan rincian Ingat, whitespace nggak melulu berwarna putih ya, tetapi ini suatu istilah untuk negative space–ruang yang dibiarkan kosong tanpa diisi apa pun: garis, gambar, juga goresan pena. 2. Tipografi: Keseimbangan antara readability dan style font yang dipakai Buat yang telah biasa ngulik, mereka bisa memakai 3, 4, 5, bahkan lebih jenis font dalam satu artwork, dan tetap mampu menyeimbangkannya dengan baik. Namun, jikalau kamu bukan desainer–atau seenggaknya gres mulai belajar ulik grafis–sebaiknya cari aman dulu. Caranya? Yang pertama, gunakan optimal 2 jenis font saja dalam satu artwork. Mau 3? Boleh, namun pastikan ini yang terbanyak. Empat, bisa jadi berantakan. Ingat ya, cleaner is better, less is more. Untuk pasangan font-nya gimana? Lagi-lagi nih, ambil amannya dulu. Untuk kombinasi 2 font, maka pilih yang readable + stylish, untuk variasi yang anggun. Coba lihat contoh pasangan font berikut. Tip rancangan grafis untuk nondesainer: tipografi. Pasangan kombinasi font yang kondusif. Nah, jadi bisa dilihat ya, stylized font itu yang seperti apa , dan yang readable font itu yang gimana. Kombinasikan keduanya dengan prinsip: stylized font untuk tulisan yang ingin ditonjolkan–semacam header-nya–dan readable font untuk tulisan kontennya. 3. Warna: Kombinasi menentukan mood Nah, soal warna ini juga jadi PR yang lumayan sukar. Bahkan para desainer pro pun biasanya juga perlu banyak eksplorasi untuk memperoleh warna dan kombinasi warna yang pas. Elemen warna ini memang nggak mudah, sebab akan memengaruhi mood rancangan secara keseluruhan, juga efektivitas penyampaian pesan pada mereka yang lihat. Kalau hingga salah, ya mampu-bisa nggak ngefek, atau bahkan mempunyai dampak buruk. Nah, supaya kondusif (lagi), coba gunakan color scheme dari Bright Side ini selaku standar. Tip rancangan grafis untuk nondesainer: variasi warna. Image via brightside.me Kalau pakai 2 warna, pakai kombinasi warna yang kanan. Kalau pakai 3 warna, pakai kombinasi segitiga samasisi di sebelah kiri. Kalau empat? Well, empat kayaknya terlalu banyak. Tapi jikalau memang terpaksa, tetap pakai buletan warna di atas, kemudian bikin bujursangkar yang menghubungkan 4 warna. Tapi ingat ya, prinsip less is more masih berlaku banget di kombinasi warna ini. Gunakan warna kontras untuk menonjolkan satu bab yang memang ingin dikuatkan. So, gimana? Semoga cukup jelas nih Tips dan Trik Indonesia ngejelasinnya. Yang pasti, kita memang perlu banyak latihan. Trial and error, lalu minta pendapat orang lain untuk membantu, dengan komen, misalnya, atau memilih di antara beberapa alternatif rancangan grafis yang kamu buat. Semoga berfaedah. Sumber http://lets-sekolah.blogspot.com
pop
Friday, August 28, 2020
3 Prinsip Dan Tip Dasar Desain Grafis Untuk Para Nondesainer
Diterbitkan August 28, 2020
Artikel Terkait
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
EmoticonEmoticon