Friday, August 28, 2020

Arsitektur Client Server - Ungkapan Arsitektur Mengacu Pada Desain Sebuah Aplikasi, Atau Dimana Bagian Yang Membentuk Sebuah Tata Cara Diposisikan Dan Bagaimana Mereka Berkomunikasi. Arsitektur Terdistribusi – Suatu Istilah Yang Relatif Baru Untuk Menerangkan Arsitektur Aplikasi – Berarti Bahwa Pemrosesan Dari Sebuah Aplikasi Terjadi Pada Lebih Dari Satu Mesin. Kita Tahu Bahwa Pertumbuhan Teknologi Kini Sudah Banyak Menciptakan Pergeseran Pada Cara Berpikir Kita (Insan). Dengan Laju Pertumbuhan Teknologi Yang Kian Cepat, Keperluan Akan Berita Dari Hari Ke Hari BerkembangSehingga Menuntu Kelangsungan, Dan Kecepatan Proses Distribusi Gosip. Arsitektur Jaringan Client Server Merupakan Versi Konektivitas Pada Jaringan Yang Membedakan Fungsi Komputer Sebagai Client Dan Server. Arsitektur Ini Menempatkan Suatu Komputer Sebagai Server. Server Ini Yang Bertugas Memberikan Pelayanan Terhadap Terminal-Terminal Yang Lain Tang Terhubung Dalam System Jaringan Atau Yang Kita Sebut Clientnya. Server Juga Mampu Bertugas Untuk Memperlihatkan Layanan Mengembangkan Pakai Berkas (File Server), Printer (Printer Server), Jalur Komunikasi (Server Komunikasi). Pada Model Arsitektur Ini, Client Tidak Mampu Berfungsi Selaku Server, Tetapi Server Mampu Berfungsi Menjadi Client (Server Non-Dedicated). Prinsip Kerja Pada Arsitektur Ini Sungguh Sederhana, Dimana Server Akan Menunggu Seruan Dari Client, Memproses Dan Memperlihatkan Hasil Terhadap Client, Sedangkan Client Akan Mengirimkan Undangan Ke Server, Menunggu Proses Dan Menyaksikan Visualisasi Hasil Prosesnya. Arsitektur Client Server - Sistem Client Server Ini Tidak Hanya Didedikasikan Bagi Pembangunan Jaringan Komputer Skala Luas. Metode Ini Menggunakan Protokol Utama Transmision Control Protocol/Internet Protocol (Tcp/Ip), Sedangkam Sistem Operasi Yang Dipakai Antara Lain Unix, Linux Dan Windows Nt. Lingkungan Database Client/Server Di Internet : Menggunakan Lan Untuk Mendukung Jaringan Pc Masing-Masing Pc Mempunyai Penyimpan Tersendiri Mengembangkan Hardware Atau Software Versi-Versi Client Server Versi-Versi Client Server Dibawah Ini Dijelaskan 3 Jenis Model-Model Client Server, Diantaranya : 1. Client/Server (Two Tier) Two Tier Client Server - Dalam Versi Client/Server, Pemrosesan Pada Suatu Aplikasi Terjadi Pada Client Dan Server. Client/Server Adalah Tipikal Sebuah Aplikasi Two-Tier Dengan Banyak Client Dan Sebuah Server Yang Dihubungkan Lewat Sebuah Jaringan. Aplikasi Ditempatkan Pada Komputer Client Dan Mesin Database Dijalankan Pada Server Jarak-Jauh. Aplikasi Client Mengeluarkan Usul Ke Database Yang Mengantarkan Kembali Data Ke Client-Nya. Model Two-Tier Terdiri Dari Tiga Unsur Yang Disusun Menjadi Dua Lapisan : Client (Yang Meminta Serice) Dan Server (Yang Menyediakan Service). Tiga Bagian Tersebut Yaitu : 1. User Interface(Client). Adalah Antar Muka Acara Aplikasi Yang Berhadapan Dan Dipakai Pribadi Oleh User. 2. Manajemen Proses(Jaringan). 3. Database(Server). Model Ini Memisahkan Peranan User Interface Dan Database Dengan Jelas, Sehingga Terbentuk Dua Lapisan. Dalam Versi Client/Server, Pemrosesan Pada Suatu Aplikasi Terjadi Pada Client Dan Server. Client/Server Ialah Tipikal Suatu Aplikasi Two-Tier Dengan Banyak Client Dan Sebuah Server Yang Dihubungkan Melalui Sebuah Jaringan, Seperti Terlihat Dalam Gambar 1.2. Aplikasi Ditempatkan Pada Komputer Client Dan Mesin Database Dilaksanakan Pada Server Jarak-Jauh. Aplikasi Client Mengeluarkan Usul Ke Database Yang Mengirimkan Kembali Data Ke Client-Nya. Dalam Client/Server, Client-Client Yang Cerdas Bertanggung Jawab Untuk Bab Dari Aplikasi Yang Berinteraksi Dengan User, Tergolong Akal Bisnis Dan Komunikasi Dengan Server Database. Aplikasi-Aplikasi Berbasis Client/Server Memiliki Kelemahan Pada Skalabilitas. Skalabilitas Ialah Seberapa Besar Aplikasi Mampu Menanggulangi Sebuah Keperluan Yang Meningkat – Misalnya, 50 User Suplemen Yang Mengakses Aplikasi Tersebut. Meskipun Versi Client/Server Lebih Terukur Daripada Model Berbasis Host, Masih Banyak Pemrosesan Yang Terjadi Pada Server. Dalam Model Client/Server Bertambah Banyak Client Yang Menggunakan Sebuah Aplikasi, Bertambah Banyak Beban Pada Server. Koneksi Database Harus Dijaga Untuk Masing-Masing Client. Koneksi Menghabiskan Sumber Daya Server Yang Berguna Dan Masing-Masing Client Aksesori Diterjemahkan Ke Dalam Satu Atau Beberapa Koneksi. Logika Instruksi Tidak Mampu Didaur Ulang Alasannya Adalah Aba-Aba Aplikasi Ada Dalam Suatu Pelaksanaan Executable Monolitik Pada Client. Ini Juga Menjadikan Adaptasi Pada Arahan Sumber Susah. Penyusunan Ulang Perubahan Itu Ke Semua Komputer Client Juga Membuat Pusing. Keamanan Dan Transaksi Juga Mesti Dikodekan Sebagai Pengganti Penanganan Oleh Com+/Mts. Bukan Mempunyai Arti Model Client/Server Bukanlah Merupakan Model Yang Pantas Bagi Aplikasi-Aplikasi. Banyak Aplikasi Yang Lebih Kecil Dengan Jumlah User Terbatas Melakukan Pekerjaan Sempurna Dengan Model Ini. Kemudahan Pengembangan Aplikasi Client/Server Turut Menjadikannya Sebuah Penyelesaian Menarik Bagi Perusahaan. Pengembangan Umumnya Jauh Lebih Singkat Dengan Tipe Sistem Ini. Siklus Pengembangan Yang Lebih Singkat Ini Tidak Cuma Menjadikan Aplikasi Meningkat Dan Berlangsung Dengan Cepat Tetapi Juga Lebih Ekonomis Biaya. Kelebihan Dari Model Client/Server : Mengatasi Database Server Secara Khusus Relatif Lebih Sederhana Untuk Di Develop Dan Diimplementasikan. Lebih Cocok Dipraktekkan Untuk Bisnis Kecil. Server Database Berisi Mesin Database, Tergolong Tabel, Prosedur Tersimpan, Dan Trigger (Yang Juga Berisi Hukum Bisnis). Dalam System Client/Server, Sebagian Besar Nalar Bisnis Umumnya Dipraktekkan Dalam Database. Server Database Manangani : Administrasi Data Keselamatan Query, Trigger, Mekanisme Tersimpan Penangan Kesalahan Arsitektur Client/Server Merupakan Sebuah Langkah Maju Alasannya Adalah Meminimalkan Beban Pemrosesan Dari Komputer Sentral Ke Komputer Client. Ini Mempunyai Arti Bertambah Banyak User Bertambah Pada Aplikasi Client/Server, Kinerja Server File Tidak Akan Menurun Dengan Segera. Dengan Client/Server User Dair Aneka Macam Lokasi Dapat Mengakses Data Yang Serupa Dengan Sedikit Beban Pada Suatu Mesin Tunggal. Tetapi Masih Terdapat Kelemahan Pada Model Ini. Selain Melaksanakan Tugas-Peran Tertentu, Kekurangan Dari Versi Client/Server : Kurangnya Skalabilitas Koneksi Database Dijaga Tidak Ada Keterbaharuan Isyarat Tidak Ada Tingkat Menengah Untuk Mengatasi Keselamatan Dan Transaksi Skala Kecil. Susah Di Amankan. Lebih Mahal. 2. Three-Tier / Multi-Tier Three Tier Client Server - Versi Three-Tier Atau Multi-Tier Dikembangkan Untuk Menjawab Keterbatasan Pada Arsitektur Client/Server. Dalam Versi Ini, Pemrosesan Disebarkan Di Dalam Tiga Lapisan (Atau Lebih Jikalau Dipraktekkan Arsitektur Multitier). Lapisan Ketiga Dalam Arsitektur Ini Masing-Masing Menjumlahkan Fungsionalitas Khusus. Yaitu : Layanan Presentasi (Tingkat Client) Layanan Bisnis (Tingkat Menengah) Layanan Data (Tingkat Sumber Data) Layanan Penyajian Atau Akal Antarmuka Pengguna Ditempatkan Pada Mesin Client. Akal Bisnis Dikeluarkan Dari Arahan Client Dan Diposisikan Dalam Tingkat Menengah. Lapisan Layanan Data Berisi Server Database. Setiap Tingkatan Dalam Model Three-Tier Berada Pada Komputer Tersendiri. Rancangan Model Three-Tier Ialah Versi Yang Membagi Fungsionalitas Ke Dalam Lapisan-Lapisan, Aplikasiaplikasi Menerima Skalabilitas, Keterbaharuan, Dan Keselamatan. Arsitektur Three Tier Merupakan Inovasi Dari Arsitektur Client Server. Pada Arsitektur Three Tier Ini Terdapat Application Server Yang Bangkit Di Antara Client Dan Database Server. Acuan Dari Application Server Ialah Iis, Websphere, Dan Sebagainya. Application Server Umumnya Berupa Business Process Layer, Dimana Mampu Didevelop Memakai Php, Asp.Net, Maupun Java. Sehingga Kita Menempatkan Beberapa Business Logic Kita Pada Tier Tersebut. Arsitektur Three Tier Ini Banyak Sekali Diimplementasikan Dengan Menggunakan Web Application. Alasannya Dengan Memakai Web Application, Client Side (Komputer Client) Hanya Akan Melaksanakan Instalasi Web Browser. Dan Dikala Komputer Client Melakukan Inputan Data, Maka Data Tersebut Diantarkan Ke Application Server Dan Dimasak Menurut Business Process-Nya. Selanjutnya Application Server Akan Melakukan Komunikasi Dengan Database Server. Biasanya, Implementasi Arsitektur Three Tier Terkendala Dengan Network Bandwidth. Karena Aplikasinya Berbasiskan Web, Maka Application Server Selalu Mengantarkan Web Application-Nya Ke Komputer Client. Bila Kita Memiliki Berbagai Client, Maka Bandwidth Yang Mesti Disiapkan Akan Cukup Besar, Sedangkan Network Bandwidth Biasanya Memiliki Limitasi. Oleh Alasannya Adalah Itu Umumnya, Untuk Menanggulangi Persoalan Ini, Application Server Ditempatkan Pada Segi Client Dan Hanya Mengirimkan Data Ke Dalam Database Server. Desain Model Three-Tier Yaitu Model Yang Membagi Fungsionalitas Ke Dalam Lapisan-Lapisan, Aplikasiaplikasi Menerima Skalabilitas, Keterbaharuan, Dan Keselamatan. Kelebihan Arsitektur Three Tier : Segala Sesuatu Mengenai Database Terinstalasikan Pada Sisi Server, Begitu Pula Dengan Pengkonfigurasiannya. Hal Ini Menciptakan Harga Yang Harus Dibayar Lebih Kecil. Jika Terjadi Kesalahan Pada Salah Satu Lapisan Tidak Akan Menyebabkan Lapisan Lain Ikut Salah. Pergeseran Pada Salah Satu Lapisan Tidak ButuhMenginstalasi Ulang Pada Lapisan Yang Yang Lain Dalam Hal Ini Sisi Server Ataupun Segi Client. Keamanan Dibelakang Firewall.Transfer Berita Antara Web Server Dan Server Database Optimal. Komunikasi Antara System-Tata Cara Tidak Harus Didasarkan Pada Standart Internet, Namun Mampu Memakai Protocol Komunikasi Yang Lebvih Cepat Dan Berada Pada Tingkat Yang Lebih Rendah. Penggunaan Middleware Mendukung Efisiensi Query Database Dalam Sql Di Gunakan Untuk Menangani Pengambilan Informasi Dari Database. Beberapa Laba Arsitektur Three-Tier : Keluwesan Teknologi. Gampang Untuk Mengubah Dbms Engine. Kemungkinkan Pula Middle Tier Ke Platform Yang Berlawanan Biaya Jangka Panjang Yang Rendah. Pergeseran-Perubahan Cukup Dilaksanakan Pada Middle Tier Daripada Pada Aplikasi Keseluruhan. Keunggulan Kompetitif. Kesanggupan Untuk Bereaksi Kepada Pergeseran Bisnis Dengan Segera, Dengan Cara Mengganti Modul Kode Dibandingkan Dengan Mengganti Keseluruhan Aplikasi Kekurangan Arsitekture Three Tier : Lebih Sulit Untuk Mendesain Lebih Susah Untuk Mengatur Lebih Mahal 3. Aplikasi N-Tier Aplikasi N-Tier - Stored Procedure Ternyata Tidak Mencukupi Untuk Sistem Dimana Database Disimpan Pada Lebih Dari Satu Server, Karena Bisa Jadi Terdapat Client Yang Tidak Dapat Mengakses Procedure Tersebut. Mungkin Anda Mengajukan Pertanyaan, Apa Perlunya Menyimpan Database Lebih Dari Satu Server? Pastinya Anda Juga Menginginkan Perusahaan Yang Menggunakan Aplikasi Anda Dapat Berkembang, Bukan? Penggunaan Lebih Dari Satu Database Sungguh Memungkinkan Dikala Suatu Perusahaan Telah Memiliki Divisi Yang Cukup Besar Dimana Harus Mempunyai Database Tersendiri. Dalam Masalah Penggunaan Lebih Dari Satu Server Database, Anda Perlu Mengimplementasikan Taktik Development Yang Berbeda, Pendekatan Yang Bagus Yakni Dengan Memakai Versi N-Tier. Abjad “N” Pada N-Tier Menawarkan Variabel Numerik Yang Mampu Berisi Angka Sebanyak Apapun, Misalnya 3-Tier, 4-Tier Dan Seterusnya. Karena Itu Sebuah Aplikasi N-Tier Memiliki 3 Atau Lebih Tingkatan Logical, Lazimnya Aplikasi N-Tier Saat Ini Menggunakan 3-Tier. Untuk Menggambarkannya, Anda Mampu Membayangkan Bagan Disain Aplikasi Two-Tier Yang Mengimplementasikan Business Logic Pada Stored Procedure Seperti Yang Telah Dijelaskan Diatas, Kemudian Melakukan Improvisasi Disain Dengan Menyertakan Suatu Tingkatan (Tier) Sebagai Middle Tier Selaku Business Object, Arsitektur Inilah Yang Dikenal Dengan 3-Tier. Perbedaan Aktual Dengan 2-Tier Yaitu, Business Object Pada 3-Tier Terpisah Dari Aplikasi Client Dan Komponen Database. Sehingga Mampu Digambarkan Bahwa Tata Cara 3-Tier Secara Biasa Terbentuk Dari Tingkatan Client, Business Dan Database. Untuk Membayangkan Penerapan 3-Tier Dalam Kehidupan Sehari-Hari Yang Mungkin Paling Kerap Anda Jumpai Adalah Penerapan Internet Ataupun Intranet. Pada Aplikasi Internet/Intranet, Terdapat Client Yang Mengerjakan Browser Dan Meminta Info Dari Middle-Tier Yang Berupa Http Server. Middle-Tier Akan Meminta Data Pada Server Database, Lalu Mengirimkannya Kembali Kepada Http Server. Http Server Akan Mengantarkan Terhadap Browser Dalam Bentuk Page/Halaman Web. Suatu Tata Cara 3-Tier Menyediakan Support Multi-User Yang Stabil, Bahkan Dikala Pada Client Menjalankan Aplikasi Yang Berlainan, Juga Dapat Mendayagunakan Beberapa Database Yang Dipakai Secara Serentak. Dalam Pembahasan Berikut Ini, Akan Dijelaskan Acuan Perkara Penerapan 3-Tier. Bayangkan Sebuah Sistem 3-Tier, Yang Berisikan Client, Business Dan Database. Metode Tersebut Harus Melakukan Kalkulasi Honor Karyawan Menurut Pajak Dan Peraturan Yang Lain Yang Mampu Berganti Dari Tahun Ke Tahun. Pada Tahun Ini, Terdapat Pergeseran Peraturan Pajak Yang Harus Dipraktekkan Pada Metode, Pada Tingkatan Mana Anda Mesti Melakukan Update? Anda Cuma Perlu Melakukan Update Pada Tingkatan Business Object, Yang Ada Sebab Arsitektur 3-Tier Ini. Satu Hal Yang Mesti Terus Diingat Sebagai Konsep Dasar, Bahwa Pemahaman Arsitektur 2-Tier Maupun 3-Tier Adalah Secara Logical Dan Bukan Secara Physical. Sehingga Pada Sebuah Tata Cara Kecil Anda Dapat Mengerjakan Business Logic Dan Database Pada Komputer Yang Serupa. Namun Pada Tata Cara Yang Besar, Anda Mungkin Memerlukan Beberapa Komputer Untuk Melaksanakan Baik Tingkatan Business Ataupun Database. Teknologi Pendukung Beberapa Acuan Teknologi Yang Biasa Dipergunakan Untuk Mendukung N-Tier: Component Object Umumnya Merupakan Model Object Oriented Dimana Mampu Dipergunakan Oleh Aplikasi Yang Berlawanan Dan Penggunaan Ulang Bagian. Misalnya Yaitu Com/Dcom. Aplikasi Yang Ditulis Dengan Bahasa Pemrograman Yang Berlainan Dapat Saling Berkomunikasi Dengan Menggunakan Component Object. Component Object Itu Sendiri Mampu Ditulis Dengan Bahasa Pemrograman Yang Berbeda-Beda. Pada Prinsipnya Komponen Tersebut Berisikan Class Yang Memiliki Sekumpulan Method. Microsoft Transaction Server Mts Atau Microsoft Transaction Server Ialah Software Yang Dikembangkan Oleh Microsoft Untuk Keperluan Monitoring Transaksi Pada Aplikasi Terdistribusi. Mts Beroperasi Pada Middle-Tier Dan Menawarkan Control Transaksi. Sebagai Contoh, Jika Anda Mengembangkan Sistem 3-Tier Yang Mana Menempatkan Business Object Pada Middle-Tier, Maka Anda Mampu Membuat Activex Dll Sebagai Business Objectnya, Dan Melakukan Instalasi Didalam Lingkungan Mts Pada Middle-Tier. Mts Akan Bertanggung-Jawab Dalam Menangani Susukan Multi-Client Pada Busines Object Tersebut. Mts Menawarkan Fasilitas Mirip Transaksi Rollback, Commit Dan Deadlock Pada Middle-Tier. Http/Web Server. Untuk Aplikasi N-Tier Pada Aplikasi Internet/Intranet, Anda Mutlak Memerlukan Web Server. Terdapat Lumayan Banyak Web Server Yang Biasa Dipakai Mirip Apache Web Server Atau Internet Information Server (Iis). Anda Mampu Menggunakan Web Server Selaku Middle-Tier Untuk Menangani Usul Dari Browser Komputer Client. Microsoft Message Queue Server. Mmqs Atau Microsoft Message Queue Server Ialah Teknologi Yang Dikembangkan Oleh Microsoft Yang Berjalan Pada Middle-Tier Dan Berfungsi Untuk Mengurus Antrian Undangan. Hal Ini Dilatarbelakangi Alasannya Didalam Jaringan Yang Besar, Tidak Semua Komputer Yang Terkoneksi Berfungsi Pada Dikala Yang Dibutuhkan, Sehingga Diperlukan Sebuah Aplikasi Yang Mampu Mengelola Antrian Request Dari Client Dan Response Dari Server Yang Hendak Diantarkan Lagi Saat Komputer Tujuan Telah Berfungsi. Satu Keuntungannya Lagi, Bila Client-Client Meminta Request Yang Melebihi Kapasitas Sebuah Server, Maka Mmqs Dapat Menyimpannya Untuk Kemudian Mendelegasikannya Pada Server Yang Tidak Sibuk. Untuk Keperluan Ini Diharapkan Aplikasi Pada Server Yang Berfungsi Selaku Listener Atau Referral. Database Management System. Database Management System Atau Diketahui Dengan Akronim Dbms Ialah Sumber Penyimpanan Data Dan Pastinya Memegang Peranan Vital Dalam Keseluruhan Metode. Untuk Arsitektur 2-Tier Dan N-Tier, Diperlukan Aplikasi Dbms Yang Mampu Melakukan Pekerjaan Pada Lingkungan Tersebut, Beberapa Contohnya Ialah Mysql, Microsoft Sql Server Dan Oracle. Jikalau Pada Dbms Yang Dipergunakan Terdapat Fasilitas Stored Procedure, Maka Dimungkinkan Untuk Menyimpan Business Logic Didalam Stored Procedure Yang Hendak Diakses Oleh Client. Laba Dan Kerugian N-Tier Diantara Laba-Laba Yang Mampu Diperoleh Dari Arsitektur N-Tier (Atau 3-Tier Kebanyakan), Yang Terutama Ialah: 1. Kemudahan Pergantian Business Logic Di Kurun Yang Hendak Dating 2. Business Logic Yang Gampang Diimplementasi Dan Dipelihara 3. Aplikasi Client Mampu Mengakses Banyak Sekali Tipe Dbms Yang Berlawanan-Beda Secara Transparan. Apakah Terdapat Kerugian N-Tier? Mungkin Lebih Sempurna Dibilang Sebagai Konsekuensinya, Ialah Sistem N-Tier Relatif Mahal Untuk Development Dan Instalasinya. Hal Ini Dikarenakan Penyusunan Rencana Software Pada 3-Tier Mampu Jadi Sungguh Kompleks. Bahkan Pada Permulaan Tahap Perencanaan, Anda Sudah Harus Menimbang-Nimbang PeluangPengembangan Perusahaan Pada Abad Yang Akan Tiba. Kompleksitas Dalam Hal Ini Meliputi Seluruh Faktor, Baik Infrastruktur Maupun Pembuatan Software Secara Keseluruhan. Sementara Dalam Suatu Perusahaan, Semakin Besar Pergantian Metode Yang Dijalankan, Maka Akan Makin Membutuhkan Adaptasi Yang Kian Luas Ruang Lingkupnya. Sebab Itu Secara Otomatis Membutuhkan Rentang Waktu Relatif Lebih Lama. Terutama Kalau Tata Cara 3-Tier Tersebut Akan Menggantikan Sistem Yang Telah Lama Digunakan, Terdapat Lumayan Banyak Tantangan Untuk Sosialisasi Sistem Yang Gres. Dalam Hal Ini, Interaksi Dan Komunikasi Dengan Pengguna Metode Secara Keseluruhan Sangat Diharapkan. Sebab Itu Terdapat Dua Segi Yang Harus Anda Peroleh Titik Imbangnya, Antara Laba-Keuntungan Yang Mampu Diraih Oleh Arsitektur Aplikasi N-Tier Berbanding Dengan Biaya, Tenaga Dan Waktu Yang Diharapkan Untuk Development Dan Implementasinya. Sumber : Http://Top-Ilmu.Blogspot.Com/2012/09/Arsitektur-Client-Server.Html#Ixzz2ndg6x5gb

CLIENT SERVER   Arsitektur Client Server - Istilah arsitektur mengacu pada rancangan sebuah aplikasi, atau dimana komponen yang membentuk sebuah tata cara diposisikan dan bagaimana mereka berkomunikasi. Arsitektur terdistribusi – suatu perumpamaan yang relatif gres untuk menjelaskan arsitektur aplikasi – bermakna bahwa pemrosesan dari suatu aplikasi terjadi pada lebih dari satu mesin. Kita tahu bahwa pertumbuhan teknologi kini sudah banyak menciptakan perubahan pada cara berpikir kita (manusia). Dengan laju perkembangan teknologi yang kian cepat, keperluan akan informasi dari hari ke hari meningkat sehingga menuntu kelangsungan, dan kecepatan proses distribusi isu. Arsitektur jaringan Client Server ialah versi konektivitas pada jaringan yang membedakan fungsi komputer sebagai Client dan Server . Arsitektur ini menempatkan sebuah komputer sebagai Server. Server ini yang bertugas menawarkan pelayanan kepada terminal-terminal yang lain tang terhubung dalam system jaringan atau yang kita sebut Clientnya. Server juga mampu bertugas untuk menawarkan layanan membuatkan pakai berkas (file server), printer (printer server), jalur komunikasi (server komunikasi). Pada model arsitektur ini, Client tidak dapat berfungsi selaku Server, namun Server dapat berfungsi menjadi Client (server non-dedicated). Prinsip kerja pada arsitektur ini sungguh sederhana, dimana Server akan menanti ajakan dari Client, memproses dan memperlihatkan hasil kepada Client, sedangkan Client akan mengirimkan permintaan ke Server, menunggu proses dan melihat visualisasi hasil prosesnya. Arsitektur Client Server - Sistem Client Server ini tidak hanya diperuntukkan bagi pembangunan jaringan komputer skala luas. Sistem ini memakai protokol utama Transmision Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP), sedangkam sistem operasi yang dipakai antara lain Unix, Linux dan Windows NT. Lingkungan Database Client/Server di Internet  :     Menggunakan LAN untuk mendukung jaringan PC     Masing-masing PC memiliki penyimpan tersendiri     Berbagi hardware atau software Model-model Client Server Model-model Client Server Dibawah ini dijelaskan 3 jenis versi-versi Client server , diantaranya :   1. Client/Server (two tier) Two Tier Client Server - Dalam versi client/server, pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada client dan server. Client/server yakni tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan banyak client dan suatu server yang dihubungkan melalui sebuah jaringan. Aplikasi diposisikan pada komputer client dan mesin database dilaksanakan pada server jarak-jauh. Aplikasi client mengeluarkan permintaan ke database yang mengirimkan kembali data ke client-nya. Model Two-tier berisikan tiga bagian yang disusun menjadi dua lapisan : client (yang meminta serice) dan server (yang menawarkan service). Tiga unsur tersebut yakni : 1. User Interface(Client). Adalah antar wajah acara aplikasi yang berhadapan dan digunakan eksklusif oleh user.             2. Manajemen Proses(Jaringan). 3. Database(Server). Model ini memisahkan peranan user interface dan database dengan terperinci, sehingga terbentuk dua lapisan. Dalam model client/server, pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada client dan server. Client/server yakni tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan banyak client dan suatu server yang dihubungkan melalui suatu jaringan, seperti tampakdalam gambar 1.2. Aplikasi diposisikan pada komputer client dan mesin database dilakukan pada server jarak-jauh. Aplikasi client mengeluarkan seruan ke database yang mengirimkan kembali data ke client-nya. Dalam client/server, client-client yang cerdas bertanggung jawab untuk bagian dari aplikasi yang berinteraksi dengan user, tergolong nalar bisnis dan komunikasi dengan server database. Aplikasi-aplikasi berbasis client/server mempunyai kelemahan pada skalabilitas. Skalabilitas adalah seberapa besar aplikasi bisa menangani suatu keperluan yang meningkat – contohnya, 50 user embel-embel yang mengakses aplikasi tersebut. Walaupun model client/server lebih terukur daripada versi berbasis host, masih banyak pemrosesan yang terjadi pada server. Dalam versi client/server bertambah banyak client yang memakai sebuah aplikasi, semakin banyak beban pada server. Koneksi database harus dijaga untuk masing-masing client. Koneksi menghabiskan sumber daya server yang berharga dan masing-masing client embel-embel diterjemahkan ke dalam satu atau beberapa koneksi. Logika kode tidak mampu didaur ulang alasannya adalah arahan aplikasi ada dalam sebuah pelaksanaan executable monolitik pada client. Ini juga menyebabkan adaptasi pada aba-aba sumber sukar. Penyusunan ulang perubahan itu ke semua komputer client juga membuat sakit kepala. Keamanan dan transaksi juga mesti dikodekan sebagai pengganti penanganan oleh COM+/MTS. Bukan bermakna model client/server bukanlah ialah model yang layak bagi aplikasi-aplikasi. Banyak aplikasi yang lebih kecil dengan jumlah user terbatas bekerja tepat dengan model ini. Kemudahan pengembangan aplikasi client/server turut menjadikannya suatu penyelesaian menarik bagi perusahaan. Pengembangan biasanya jauh lebih singkat dengan tipe sistem ini. Siklus pengembangan yang lebih singkat ini tidak cuma menimbulkan aplikasi meningkat dan berjalan dengan cepat tetapi juga lebih hemat ongkos. Kelebihan dari model client/server :   Menangani Database Server secara khusus   Relatif lebih sederhana untuk di develop dan diimplementasikan.   Lebih cocok dipraktekkan untuk bisnis kecil. Server database berisi mesin database, tergolong tabel, mekanisme tersimpan, dan trigger (yang juga berisi hukum bisnis). Dalam system client/server, sebagian besar nalar bisnis biasanya dipraktekkan dalam database. Server database manangani :  Manajemen data   Keamanan   Query, trigger, prosedur tersimpan   Penangan kesalahan Arsitektur client/server ialah sebuah langkah maju sebab mengurangi beban pemrosesan dari komputer sentral ke komputer client. Ini bermakna bertambah banyak user bertambah pada aplikasi client/server, kinerja server file tidak akan menurun dengan cepat. Dengan client/server user dair berbagai lokasi mampu mengakses data yang serupa dengan sedikit beban pada suatu mesin tunggal. Namun masih terdapat kelemahan pada versi ini. Selain melaksanakan peran-tugas tertentu, Kekurangan dari model client/server :   Kurangnya skalabilitas   Koneksi database dijaga   Tidak ada keterbaharuan arahan   Tidak ada tingkat menengah untuk mengatasi keselamatan dan transaksi skala kecil.   Susah di amankan.     Lebih mahal. 2.        Three-Tier / Multi-Tier Three Tier Client Server - Model three-tier atau multi-tier dikembangkan untuk menjawab keterbatasan pada arsitektur client/server. Dalam versi ini, pemrosesan disebarkan di dalam tiga lapisan (atau lebih kalau dipraktekkan arsitektur multitier). Lapisan ketiga dalam arsitektur ini masing-masing menjumlahkan fungsionalitas khusus. Yaitu :  Layanan presentasi (tingkat client)   Layanan bisnis (tingkat menengah)   Layanan data (tingkat sumber data)        Layanan presentasi atau nalar antarmuka pengguna ditempatkan pada mesin client. Logika bisnis dikeluarkan dari aba-aba client dan ditempatkan dalam tingkat menengah. Lapisan layanan data berisi server database. Setiap tingkatan dalam versi three-tier berada pada komputer tersendiri. Konsep model three-tier yaitu versi yang membagi fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan, aplikasiaplikasi mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan, dan keselamatan. Arsitektur Three Tier merupakan penemuan dari arsitektur Client Server . Pada arsitektur Three Tier ini terdapat Application Server yang berdiri di antara Client dan Database Server. Contoh dari Application server yaitu IIS, WebSphere, dan sebagainya. Application Server lazimnya berbentukbusiness process layer, dimana bisa didevelop menggunakan PHP, ASP.Net, maupun Java. Sehingga kita menempatkan beberapa business logic kita pada tier tersebut. Arsitektur Three Tier ini aneka macam diimplementasikan dengan memakai Web Application. Karena dengan memakai Web Application, Client Side (Komputer Client) cuma akan melakukan instalasi Web Browser. Dan ketika komputer client melaksanakan inputan data, maka data tersebut dikirimkan ke Application Server dan dimasak berdasarkan business process-nya. Selanjutnya Application Server akan melakukan komunikasi dengan database server. Biasanya, implementasi arsitektur Three Tier terkendala dengan network bandwidth. Karena aplikasinya berbasiskan web, maka Application Server senantiasa mengantarkan Web Application-nya ke komputer Client. Jika kita memiliki aneka macam client, maka bandwidth yang mesti disiapkan akan cukup besar, Sedangkan network bandwidth umumnya memiliki limitasi. Oleh karena itu umumnya, untuk menangani persoalan ini, Application Server ditempatkan pada segi client dan hanya mengirimkan data ke dalam database server. Konsep versi three-tier yaitu model yang membagi fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan, aplikasiaplikasi mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan, dan keselamatan. Kelebihan arsitektur Three Tier :  Segala sesuatu mengenai database terinstalasikan pada segi server, begitu juga dengan pengkonfigurasiannya. Hal ini menciptakan harga yang mesti dibayar lebih kecil. Apabila terjadi kesalahan pada salah satu lapisan tidak akan mengakibatkan lapisan lain ikut salah . Perubahan pada salah satu lapisan tidak butuhmenginstalasi ulang pada lapisan yang lainnya dalam hal ini sisi server ataupun sisi client.   Keamanan dibelakang firewall. Transfer berita antara web server dan server database optimal. Komunikasi antara system-tata cara tidak harus didasarkan pada standart internet, tetapi dapat memakai protocol komunikasi yang lebvih cepat dan berada pada tingkat yang lebih rendah. Penggunaan middleware mendukung efisiensi query database dalam SQL di pakai untuk mengatasi pengambilan gosip dari database. Beberapa Keuntungan Arsitektur Three-Tier : Keluwesan teknologi . Praktis untuk mengganti DBMS engine .   Kemungkinkan pula middle tier ke platform yang berlawanan   Biaya jangka panjang yang rendah. Perubahan-pergantian cukup dijalankan pada middle tier ketimbang pada aplikasi keseluruhan.   Keunggulan kompetitif.   Kemampuan untuk bereaksi terhadap perubahan bisnis dengan cepat, dengan cara mengubah modul aba-aba ketimbang mengubah keseluruhan aplikasi Kekurangan arsitekture Three Tier : Lebih sulit untuk mendesain Lebih sulit untuk mengendalikan   Lebih mahal 3.       Aplikasi N-tier Aplikasi N-Tier - Stored procedure ternyata tidak mencukupi untuk tata cara dimana database disimpan pada lebih dari satu server, karena bisa jadi terdapat client yang tidak mampu mengakses procedure tersebut. Mungkin Anda mengajukan pertanyaan, apa perlunya menyimpan database lebih dari satu server? Tentu saja Anda juga menghendaki perusahaan yang memakai aplikasi Anda dapat meningkat , bukan? Penggunaan lebih dari satu database sangat memungkinkan saat suatu perusahaan sudah mempunyai divisi yang cukup besar dimana harus memiliki database tersendiri. Dalam perkara penggunaan lebih dari satu server database, Anda perlu mengimplementasikan seni manajemen development yang berlawanan, pendekatan yang baik yakni dengan menggunakan model n-tier. Huruf “n” pada n-tier memberikan variabel numerik yang dapat berisi angka sebanyak apapun, misalnya 3-tier, 4-tier dan seterusnya. Karena itu suatu aplikasi n-tier mempunyai 3 atau lebih tingkatan logical, biasanya aplikasi n-tier ketika ini memakai 3-tier. Untuk menggambarkannya, Anda dapat membayangkan sketsa disain aplikasi two-tier yang mengimplementasikan business logic pada stored procedure mirip yang telah diterangkan diatas, kemudian melaksanakan improvisasi disain dengan menambahkan suatu tingkatan (tier) selaku middle tier sebagai business object, arsitektur inilah yang diketahui dengan 3-tier. Perbedaan nyata dengan 2-tier yaitu, business object pada 3-tier terpisah dari aplikasi client dan bagian database. Sehingga dapat digambarkan bahwa metode 3-tier secara biasa terbentuk dari tingkatan client, business dan database. Untuk membayangkan penerapan 3-tier dalam kehidupan sehari-hari yang mungkin paling sering Anda temui ialah penerapan Internet ataupun Intranet. Pada aplikasi Internet/Intranet, terdapat client yang menjalankan browser dan meminta isu dari middle-tier yang berupa HTTP Server. Middle-tier akan meminta data pada server database, lalu mengirimkannya kembali terhadap HTTP Server. HTTP Server akan mengirimkan terhadap browser dalam bentuk page/halaman web. Sebuah metode 3-tier menawarkan support multi-user yang stabil, bahkan dikala pada client melaksanakan aplikasi yang berlainan, juga mampu mendayagunakan beberapa database yang digunakan secara serentak. Dalam pembahasan berikut ini, akan dijelaskan pola perkara penerapan 3-tier. Bayangkan sebuah metode 3-tier, yang terdiri dari client, business dan database. Sistem tersebut harus melakukan kalkulasi honor karyawan berdasarkan pajak dan peraturan yang lain yang mampu berubah dari tahun ke tahun. Pada tahun ini, terdapat perubahan peraturan pajak yang harus diterapkan pada sistem, pada tingkatan mana Anda mesti melaksanakan update? Anda cuma perlu melaksanakan update pada tingkatan business object, yang ada alasannya arsitektur 3-tier ini. Satu hal yang mesti terus dikenang sebagai konsep dasar, bahwa pengertian arsitektur 2-tier maupun 3-tier adalah secara logical dan bukan secara physical. Sehingga pada sebuah metode kecil Anda dapat melaksanakan business logic dan database pada komputer yang sama. Tetapi pada sistem yang besar, Anda mungkin membutuhkan beberapa komputer untuk menjalankan baik tingkatan business ataupun database. Teknologi penunjang Beberapa pola teknologi yang biasa dipergunakan untuk mendukung n-tier:  Component Object Umumnya ialah versi object oriented dimana dapat dipergunakan oleh aplikasi yang berbeda dan penggunaan ulang bagian. Contohnya yakni COM/DCOM. Aplikasi yang ditulis dengan bahasa pemrograman yang berlawanan dapat saling berkomunikasi dengan memakai Component Object. Component Object itu sendiri dapat ditulis dengan bahasa pemrograman yang berbeda-beda. Pada prinsipnya komponen tersebut berisikan class yang memiliki sekumpulan method.  Microsoft Transaction Server MTS atau Microsoft Transaction Server ialah software yang dikembangkan oleh Microsoft untuk kebutuhan monitoring transaksi pada aplikasi terdistribusi. MTS beroperasi pada middle-tier dan menawarkan control transaksi. Sebagai teladan, jikalau Anda berbagi metode 3-tier yang mana menempatkan business object pada middle-tier, maka Anda dapat menciptakan ActiveX DLL selaku business objectnya, dan melakukan instalasi didalam lingkungan MTS pada middle-tier. MTS akan bertanggung-jawab dalam menanggulangi akses multi-client pada busines object tersebut. MTS menyediakan akomodasi mirip transaksi rollback, commit dan deadlock pada middle-tier.  HTTP/Web Server. Untuk aplikasi n-tier pada aplikasi Internet/Intranet, Anda mutlak memerlukan Web Server. Terdapat lumayan banyak web server yang umum digunakan mirip Apache Web Server atau Internet Information Server (IIS). Anda dapat memakai web server selaku middle-tier untuk menangani ajakan dari browser komputer client. Microsoft Message Queue Server. MMQS atau Microsoft Message Queue Server ialah teknologi yang dikembangkan oleh Microsoft yang berjalan pada middle-tier dan berfungsi untuk mengelola antrian usul. Hal ini dilatarbelakangi sebab didalam jaringan yang besar, tidak semua komputer yang terkoneksi berfungsi pada dikala yang diharapkan, sehingga dibutuhkan suatu aplikasi yang mampu mengelola antrian request dari client dan response dari server yang mau diantarkan lagi ketika komputer tujuan sudah berfungsi. Satu keuntungannya lagi, kalau client-client meminta request yang melebihi kapasitas sebuah server, maka MMQS dapat menyimpannya untuk kemudian mendelegasikannya pada server yang tidak sibuk. Untuk kebutuhan ini diperlukan aplikasi pada server yang berfungsi selaku listener atau referral.  Database Management System. Database Management System atau diketahui dengan kependekan DBMS merupakan sumber penyimpanan data dan pastinya memegang peranan vital dalam keseluruhan metode. Untuk arsitektur 2-tier dan n-tier, dibutuhkan aplikasi DBMS yang mampu bekerja pada lingkungan tersebut, beberapa misalnya yaitu MySQL, Microsoft SQL Server dan Oracle. Jika pada DBMS yang dipergunakan terdapat kemudahan stored procedure, maka dimungkinkan untuk menyimpan business logic didalam stored procedure yang mau diakses oleh client. Keuntungan Dan Kerugian n-tier Diantara keuntungan-laba yang mampu diperoleh dari arsitektur n-tier (atau 3-tier kebanyakan), yang terutama ialah: 1.       Kemudahan perubahan business logic di kala yang hendak dating 2.       Business logic yang mudah diimplementasi dan dipelihara 3.       Aplikasi client mampu mengakses berbagai tipe DBMS yang berbeda-beda secara transparan. Apakah terdapat kerugian n-tier? Mungkin lebih sempurna dikatakan sebagai konsekuensinya, yaitu sistem n-tier relatif mahal untuk development dan instalasinya. Hal ini dikarenakan perencanaan software pada 3-tier mampu jadi sangat kompleks. Bahkan pada awal tahap perencanaan, Anda telah harus mempertimbangkan kesempatanpengembangan perusahaan pada abad yang akan tiba. Kompleksitas dalam hal ini meliputi seluruh faktor, baik infrastruktur maupun pembuatan software secara keseluruhan. Sementara dalam suatu perusahaan, semakin besar pergeseran metode yang dilaksanakan, maka akan semakin memerlukan pembiasaan yang makin luas ruang lingkupnya. Karena itu secara otomatis memerlukan rentang waktu relatif lebih lama. Terutama bila metode 3-tier tersebut akan menggantikan sistem yang telah lama dipakai, terdapat lumayan banyak tantangan untuk sosialisasi metode yang baru. Dalam hal ini, interaksi dan komunikasi dengan pengguna metode secara keseluruhan sangat diharapkan. Karena itu terdapat dua segi yang harus Anda temukan titik imbangnya, antara keuntungan-keuntungan yang dapat diraih oleh arsitektur aplikasi n-tier berbanding dengan ongkos, tenaga dan waktu yang diharapkan untuk development dan implementasinya. Sumber : #ixzz2NDG6X5gb
Sumber http://nonaerma.blogspot.com


EmoticonEmoticon