Sunday, August 23, 2020

Sabuk Asteroid : Pemahaman – Ciri – Terbentuknya – Fakta Uniknya

Sebagai salah satu anggota di sistem tata surya, sabuk asteroid berada di antara orbit planet Mars dan orbit planet Jupiter. Di dalam sabut asteroid terdiri atas berbagai macam benda atau objek yang tidak beraturan bentuknya, objek tersebut disebut dengan asteroid atau planet kerdil. Sabuk asteroid juga berfungsi selaku pembatas antara golongan planet yang berukuran kecil atau dikenal dengan planet dalam (Merkurius, Venus, Bumi dan Mars) dengan kalangan planet berskala besar atau planet luar (Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus).


Jika massa dari sabuk asteroid, lebih dari separuhnya berasal dari 4 asteroid besar ialah, Ceres, 4 Vesta, 2 Pallas, dan 10 Hygiea. Masing – masing dari asteroid tersebut memiliki diameter lebih dari 400 km. Sedangkan untuk Ceres sendiri yang juga disebut selaku planet kerdil, mempunyai diameter kurang lebih 950 km. Sedangkan sisanya berskala kecil bahkan nyaris mirip partikel bubuk.


Awal mula eksistensi sabuk asteroid tidak dikenali. Dahulu, asteroid ini pada mulanya dianggap selaku bongkahan batuan atau planet. Sebab zaman dulu, teknologi untuk melaksanakan observasi benda – benda langit sangatlah sederhana. Namun hal tersebut tidak menghalangi para astronom untuk terus melakukan observasi dalam menguak benda – benda luar angkasa.


Penelitian ini dimulai oleh Johanner Kepler ketika sedang mengajar matematika pada tahun 1595. Kepler meyakini bila dimensi dari setiap orbit planet mempunyai keteraturan yang sesuai dengan 5 bangkit ruang platonik. Hingga pada tahun 1619, Kepler menemukan aturan gerak planet dengan melakukan analisis dari hasil observasi yang dijalankan oleh Tycho Brahe. Kepler mendapatkan sebuah kecacatan, adalah terdapat jarak atau gep yang besar antara Mars dengan Jupiter.


Selain Kepler, pada tahun 1772, Johann Bode memberitahukan aturan matematika perihal prediksi jarak planet dari matahari. Sebelumnya teladan keteraturan jarak tersebut pertama kali dilaksanakan oleh David Gregory yang sudah diterbitkan di dalam The Elements of Astronomy pada tahun 1715. Pola tersebut diadaptasi oleh Christian Wolf, Johann Elert Bode dan Johan Daniel Titius.


Mereka menciptakan aturan yang dikenal dengan nama Hukum Bode atau Hukum Titius Bode. Hukum tersebut berbentukderet matematika sederhana untuk memprediksi jarak planet – planet dari matahari. Jarak ini cuma sampai di planet Uranus itupun dikala planet tersebut didapatkan olehWilliam Herschel.


Berdasarkan hukum aturan Titius Bode, jarak planet Uranus ialah 19,6 AU. Johann Bode mendapatkan kejanggalan di antara Mars dan Jupiter. Hingga kesannya Bode mengajak para astronom untuk mencari planet yang hilang antara Mars dan Jupiter pada jarak 2,8 AU. Singkat dongeng, ada seorang astronom dari Italia yang bernama Giuseppe Piazzi yang melakukan observasi memakai teleskop Palermo Circle dengan apperture 7,5 cm.


Hingga pada tanggal 1 Januari 1801, Piazzi mendapatkan bintang dengan magnitudo 8 di rasi Taurus. Bintang tersebut bergerak dengan jarak 0,1 derajat setiap malam. Sehingga dia memberitahukan bahwa benda tersebut bukanlah bintang melainkan komet. Akan tetapi ada abnormalitas dari komet ini. komet tersebut tidak mempunyai ciri – ciri layaknya komet dan juga komet tersebut bergerak dengan sungguh lambat. Sehingga pada kesannya benda tersebut diberi nama Ceres yang artinya Dewi Kesuburan bangsa Roma.


Para astronom yang berasal dari Eropa Tengah melaksanakan pengamatan dalam mencari planet yang hilang sampai alhasil mendapatkan sebuah objek yang berada pada rasi Sunbulat. Benda tersebut atau planet kecil kedua diberi nama Pallas oleh Wilhelm Olbers. Penemuan tersebut menciptakan tanda tanya mengapa terdapat 2 planet kecil yang mengorbit di antara orbit Mars dan Jupiter. Dugaan pertama bahwa planet kecil tersebut ialah hasil dari serpihan planet besar. Hingga didapatkan objek ketiga oleh Karl L. Harding pada tahun 1804 yang diberi nama Juno dan objek keempat yang didapatkan oleh Wilhelm Olbers bernama Vesta.


Hingga akhirnya para astronom mengatakan bahwa area diantara Mars dan Jupiter merupakan area ramai. Setidaknya sudah didapatkan 400 planet kecil (bukan planet) sejak terakhir Vesta didapatkan (84 tahun). Pada tahun 1850, objek langit yang berada di antara planet Mars dan Jupiter tersebut disebut dengan asteroid. Menurut para jago, jikalau asteriod ialah bahan permulaan pembentuk tata surya tetapi gagal dalam menciptakan planet. Dan celah antara Mars dan Jupiter dikenal dengan istilah sabuk asteroid.


Ciri – Ciri Sabuk Asteroid


Lalu, ciri – ciri dari sabuk asteroid yakni:



  1. Berada di antara orbit planet Mars dan orbit planet Jupiter.

  2. Sama dengan planet – planet yang lain, asteroid tersebut juga mengorbit pada matahari.

  3. Ukuran antara asteroid satu dengan asteroid lainnya tidak sama. Bahkan ada yang berskala sungguh kecil seperti partikel debu.

  4. Bentuknya tidak beraturan. Tidak bulat seperti planet – planet lainnya.

  5. Jumlahnya sungguh banyak dan tersebar di sepanjang antara orbit Mars dan Jupiter.

  6. Mempunyai suku yang sungguh dingin ialah -73 derajat celcius.


Bagaimana Sabuk Asteroid Terbentuk?


Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya, sabuk asteroid berada di antara Mars dan Jupiter. Jika kita meneliti kebelakang, dimulai dari zaman pembentukan metode tata surya di mana pada mulanya tata surya berbentukbintang dengan piringan batu dan gas yang berada di sekeliling bintang. Beberapa juta tahun kemudian planet – planet mulai terbentuk. Saat proses pembentukan planet, sabuk asteroid memiliki jumlah asteroid 100 kali lebih banyak bila daripada jumlah kini ini. Mengapa mampu demikian?


Hal ini disebabkan oleh gaya tarik gravitasi yang dimiliki oleh planet Jupiter sungguh besar. Setelah terbentuk, jarak Jupiter cukup erat dengan sabuk asteroid, balasannya sebagian besar asteroid keluar dari metode tata surya. Karena jumlah asteroid di dalam sabuk asteroid berkurang jumlahnya, karenanya menunjukkan jarak antara satu asteroid dengan asteroid yang lainnya. Jarak tersebutlah yang hendak menghemat efek ukiran antar asteroid untuk menciptakan planet sungguh kecil terjadi.


Fakta – Fakta Unik Sabuk Asteroid


Ternyata ada beberapa fakta unik tentang sabuk asteroid. Apa saja faktanya? Berikut daftarnya:



  1. Setidaknya terdapat lebih dari 200 asteroid yang mempunyai diameter lebih dari 100 km.

  2. Sedangkan asteroid yang memiliki diameter kurang dari 100 km, berjumlah 700.000 sampai 1,7 juta asteroid yang tersebar di dalam sabuk asteroid.

  3. Setengah massa dari total massa keseluruhan sabuk asteroid berasal dari 4 asteroid terbesar adalah Ceres, Vesta, Pallas dan Hygiea.

  4. Total massa yang dimiliki sabuk asteroid diprediksi hanya sekitar 4% dari massa yang dimiliki oleh bulan.

  5. Pada sabuk asteroid terdapat 1 planet kerdil yakni Ceres yang juga tergolong asteroid terbesar. Diameter dari Ceres mencapai 950 km. Sedangkan asteroid besar yang lain mempunyai diameter tidak sampai 400 km.

  6. Terdapat wahana pertama yang sukses melintasi sabuk asteroid. Wahana tersebut berbentukpesawat luar angkasa yang berjulukan Pioneer 10 yang melakukan misi perjalanan lewat sabuk asteroid pada tahun 1972.

  7. Saat sebuah wahana atau pesawat luar angkasa melintasi sabuk asteroid, wahana tersebut tidak akan bertabrakan dengan asteroid – asteroid. Hal ini disebabkan sabuk asteroid bukanlah sebuah objek yang padat, justru cukup ringkih dan letak asteroidnya yang menyebar. Sehingga perjalanan antariksa tidak akan mengalami kesusahan.

  8. Komposisi di setiap asteroid di sabuk asteroid berlawanan – beda. Asteroid terbagi menjadi 3 golongan adalah, tipe C (asteroid karbon), tipe S (asteroid silikat) dan tipe M (asteroid logam).


Demikian penjelasan mengenai sabut asteroid. Semoga mampu memperbesar wawasan dan bermanfaat untuk Anda.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon