Nama Gunung Everest mungkin telah tidak ajaib di pendengaran kita. Terkenal dengan keberadaan salju abadinya menciptakan para pecinta pendaki gunung tertantang untuk menakhlukkan gunung tertinggi di dunia ini. Tahukah kalian bila nama Everest berasal dari nama Gorge Everest adalah seorang Surveyor General di India pada tahun 1830 sampai 1843 dan cara pengucapannya Everest bukan Ever-est namun Eve-est.
Tercatat ada sekitar ratusan pendaki setiap tahunnya tiba untuk mendaki gunung ini. Gunung Everest menjadi salah satu gunung yang penuh misteri. Masih banyak hal yang perlu dipelajari dari gunung Everest. Dan terdapat beberapa fakta menawan perihal gunung Everest yang sayang untuk dilewati. Berikut fakta – fakta mengenai gunung Everest:
- Pendaki Pertama Gunung Everest
Menurut catatan, orang yang pertama kali sukses mendaki puncak gunung Everest yaitu Edmund Hillary dan Tenzing Norgay pada tanggal 29 Mei 1953. Namun, beberapa orang yakin jikalau masih ada pendaki gunung Everest lain sebelum mereka berdua. Pada tahun 1924, seorang penjelajah bernama George Mallory dan sobat pendakinya Andrew Irvine melakukan ekspedisi pertama pada gunung Everest. Mereka berdua terakhir terlihat pada tanggal 8 Juni 1924 berada di sekeliling bawah puncak gunung. Singkat kisah mereka berdua menghilang dan meninggalkan misteri selama beberapa tahun.
Sehingga menyebabkan pertanyaan, apakah mereka berdua sukses menjadi yang pertama sebelum Hillary dan Norgay atau mereka menghilang entah di mana di antara puncak gunung, semua masih misteri. Hingga pada tahun 1999, sebuah tim pendakian menjajal mengungkap misteri dari Mallory di ketinggian lereng Everest. Setidaknya mereka sukses menemukan jasad yang diduga ialah Mallory, terlepas dari mereka sukses meraih puncak namun sayangnya tim kamera tidak menemukan hal yang berkaitan dengan milik pendaki tersebut. Mereka yakin kalau Irvine menjinjing kamera saat mereka sedang melakukan pendakian, dan pastinya kamera tersebut menangkap kejadian entah kesuksesan atau kegagalan pendakian. Sayangnya tim tersebut tidak memperoleh badan atau kamera milik Irvine, akan namun jikalau fakta ini terungkap, tidak menutup kemungkinan akan mengubah sejarah pendakian gunung Everest.
- Pendaki Tersering Di Gunung Everest
Mendaki gunung Everest bukanlah sebuah pendakian yang gampang. Terdapat banyak tantangan dan mesti mempersiapkan fisik sampai mental sebelum melaksanakan pendakian. Terutama bila ingin meraih puncak gunung Everest. Untuk sebagian besar orang, hanya sekali mendaki gunung Everest telah lebih dari cukup.
Namun hal tersebut tidak berlaku untuk pendaki yang berjulukan Kami Rita Sherpa yang telah mencapi puncak gunung sebanyak 22 kali dan membuat dirinya menjadi orang paling berhasil untuk menakhlukkan gunung. Ada lagi seorang pemandu wanita yang bernama Lhakpa Sherpa menjadi wanita yang sering mencapai puncak sebanyak 9 kali. Sherpa sendiri ialah suku yang tinggal di sekitar kaki gunung Everest, pegunungan Himalaya. Mereka bertugas menjadi pemandu dan juga porter bagi para pendaki. Tercatat seorang pendaki bukan dari suku Sherpa yaitu Dave Hahn seorang berkebangsaan Amerika dan juga pemandu RMI Expedition. Ia telah melaksanakan perjalanan ke puncak sebanyak 15 kali.
- Pendakian Tercepat
Bagi sebagian besar pendaki, untuk meraih pucak gunung Everest membutuhkan waktu setidaknya beberapa hari itu termasuk pemberhentian di pos – pos khusus didirikan tenda. Tetapi bagi sebagian orang – orang pegunungan Himalaya, dapat pergi dari Base Camp menuju puncak hanya membutuhkan waktu yang singkat.
Waktu tercepat untuk mencapai puncak gunung berada di segi selatan Nepal dan rekor tersebut dipegang oleh seorang Sherpa yang bernama Lakpa Gelu Sherpa. Tercatat pada tahun 2003 beliau memulai perjalan dari base camp menuju puncak dalam waktu 10 jam 56 menit. Lakpa cuma berhenti beberapa menit untuk beristirahat di pucak untuk kemudian kembali dan menyelesaikan perjalanannya dalam waktu 18 jam 20 menit. Selain itu, dari jalur pendakian di segi utara Nepal diraih oleh seorang pendaki Italia bernama Hans Kammerlander pada tahun 1996. Ia memecahkan rekor dengan waktu tempuh 16 jam 45 menit.
- Pendaki Tertua Dan Termuda
Umur hanyalah suatu angka saat mendaki gunung Everest. Sebagian besar pendaki gunung yang berpengalaman berusia sekitar 30 sampai 40 tahun.
Namun tercatat seorang pendaki tertua yang telah meraih puncak Everest diraih oleh Yuichiro Miura yang berasal dari Jepang. Saat itu usianya 80 tahun 224 hari ketika mencapai puncak di tahun 2013. Sedangkan pendaki termuda yang pernah mencapai puncak adalah Jordan Romero dari Amerika, dikala pendakian berlangsung dia berusia 13 tahun 10 bulan 10 hari di tahun 2010.
Baru – baru ini pemerintah Nepal dan China menyetujui untuk membatasi usia pendaki setidaknya minimal harus berusia 16 tahun untuk diperbolehkan mendaki gunung. Sedangkan untuk pendaki senior harus lolos tes kesehatan untuk mampu mengikuti ekspedisi.
- Berapa Tinggi Gunung Everest?
Kembali pada tahun 1955, suatu tim yang berasal dari India melaksanakan survey terkait dengan gunung Everest untuk memperoleh hasil pengukuran perihal tinggi gunung. Menggunakan perlengkapan terbaik dikala itu, mereka memperkirakan tinggi gunung ini sekitar 29.029 kaki atau setara dengan 8.848 meter di atas permukaan laut. Namun, pada taun 1999 tim yang berasal dari National Geographic meletakan perlengkapan berupa GPS di puncak Everest dan mencatat ketinggian gunung tersebut yaitu 29.035 kaki atau 8.849 meter.
Dan pada tahun 2005, suatu tim dari China mengunakan peralatan yang canggih untuk mengukur ketinggian gunung tanpa es dan salju yang diakumulasi di puncak. Mereka mengdapatkan data menurut perkiraan batuan saja dengan hasil 29.017 kaki atau 8.844 meter. Lalu berapa perhitungan ketinggian yang pasti? Sampai kini ketinggian resmi gunung Everest adalah 29.029, akan tetapi perlu dilakukan perkiraan kembali sehabis terjadi gempa pada tahun 2015 yang pastinya besar lengan berkuasa pada ketinggian gunung.
- Laba – laba
Di pegunungan bersalju seperti Himalaya sukar rasanya mendapatkan makhluk hidup tinggal di daerah ini (Baca: Tumbuhan Yang Hidup di Daerah Tundra) . Tapi siapa sangka jika terdapat laba – laba yang lebih dikenal dengan sebutan Himalayan Jumping Spider menjadi penghuni tetap di tempat paling tinggi di dunia. Jumlah laba – keuntungan ini cukup banyak bahkan mampu didapatkan di puncak Everest. Laba – keuntungan dengan nama latin Euophrys omnisuperstes ini bisa hidup di ketinggian 6.700 meter, hidup dengan memakan serangga dan makhluk invertebrata yang terbang ke gunung.
- Kemacetan Oleh Manusia Di Gunung Everest
Meskipun membutuhkan biaya yang tak sedikit untuk pergi mendaki gunung Everest. Tidak menyurutkan minat orang – orang untuk pergi mendaki hingga meraih puncak.
Seorang pendaki berkebangsaan Jerman, Ralf Dujmovits menerima kesempatan untuk mengambil gambar yang jarang terjadi adalah terdapat barisan panjang dari ratusan pendaki yang ingin naik ke puncak gunung Everest pada tahun 2012. Jumlah tersebut setara dengan data dari pemerintah yang mencatat terdapat 372 pendaki pada tanggal 3 Mei 2017 sejak terakhir tahun 1953. Jumlah tersebut berkembang800 pendaki sesudah bergabungnya pemandu Sherpa.
- Menyebabkan Kematian
Selama berlangsungnya pendakian ke puncak Everest sejak tahun 1969, setidaknya terdapat satu orang mati di tiap tahunnya. Kematian lazimnya disebabkan karena frostbite, kehilangan arah, mati lemas, kelaparan dan hipotermia. Sebagian besar orang meninggal didapatkan pada ketinggian 7.500 meter sehingga tempat tersebut diketahui dengan zona ajal. Sedangkan dokter tersedia tetapi berada di ketinggian 5.400 meter.
- Mayat – Mayat Pendaki Mulai Bermunculan
Diperkirakan ada sekitar 300 lebih pendaki meninggal saat melakukan perjalanan ke puncak gunung Everest. Ada sekitar 200 jenazah masih tertinggal di gunung tersebut alasannya adalah tidak sukses didapatkan dan juga sulitnya membawa mayat. Namun balasan perubahan iklim, banyak lapisan es yang mencair hingga kesudahannya memunculkan mayit – mayit pendaki yang terkubur es selama bertahun – tahun dan beberapa di antaranya telah diturunkan.
Penelitian pada tahun 2015 mengatakan jika gunung ini sudah kehilangan gletser dan lapisan es sebanyak 70% – 99%. Hingga pada tahun 2017 mulai memunculkan tubuh para pendaki yang meninggal di gunung Everest. Para pendaki yang mendaki Everest mengatakan jika mati, mereka lebih suka dikuburkan di gunung tersebut. Jenazah tersebut menjadi tanda bagi para pendaki lain dan juga membantu mengarahkan ke jalur yang benar. Salah satu mayit yang populer dengan istilah Green boots, seorang pendaki dari India yang bernama Tsewang Paljor.
- Bukan Termasuk Gunung Tertinggi di Dunia
Sebagian besar dari kita tahu kalau gunung tertinggi di dunia adalah gunung Everest. Namun, jika menyelidiki gunung Mauna Kea yang berada di Hawai yang memiliki tinggi 33.465 kaki atau 10.200 meter atau lebih tinggi 4.436 kaki(1.352 meter) lebih tinggi dari Everest. Sebab, sebagian besar bagian dari gunung Mauna Kea berada di bawah permukaan maritim. Puncaknya yang tampak hanya sekitar 13.796 kaki di atas permukaan laut, tampakumumsaja kalau daripada gunung Everest.
- Upacara Puja
Kebudayaan Budha di Himalaya dikenal dengan istilah Chomolungma yang jika diartikan sebagai Dewi Ibu Gunung. Setiap para pendaki gunung harus meminta izin, menerima keamanan dan pinjaman sebelum mereka menaiki gunung.
Upacara Puja ini berjalan di base came dan dipimpin oleh seorang Budha Lama dan dua atau lebih biksu yang membangun altar yang yang dibuat dari susunan batu. Bagi suku Sherpa upacara ini sungguh penting dan mesti dikerjakan dengan tepat sebelum keberangkatan.
Itulah tadi beberapa fakta tentang Gunung Everest. Tertarik untuk mendaki gunung ini?
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon