Wednesday, September 30, 2020

Konseptual Teladan Penyusunan Ktsp Smk

  ACUAN PENYUSUNAN KTSP SMK     A.             Konseptual KTSP adalah dokumen yang menggambarkan rancangan seluruh proses pembelajaran di sebuah sekolah, yang disebut juga dengan desain kurikulum di sekolah. KTSP juga menggambarkan apa saja yang mesti diajarkan terhadap akseptor didik dan bagaimana proses serta pengaturan waktunya. Selain itu KTSP juga harus memberi citra pengalaman mencar ilmu seperti apa yang mesti dialami oleh akseptor latih melalui acara intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler serta budaya sekolah. Oleh karena itu KTSP disusun dan dikembangkan dengan pola konseptual di bawah ini, yaitu: 1.             Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia; Iman, takwa, dan budbahasa mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian penerima latih secara utuh. KTSP disusun supaya semua mata pelajaran mampu memajukan iman, takwa, dan akhlak mulia. 2.             Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama; Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan memajukan toleransi dan kerukunan inter umat dan antar umat beragama. 3.             Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan; Kurikulum diarahkan untuk membangun huruf dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan pengetahuan dan perilaku kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam daerah NKRI. 4.             Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik; Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk meningkatkan harkat dan martabat insan yang memungkinkan potensi diri (perilaku, wawasan, dan kemampuan) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, talenta, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik penerima didik. 5.             Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu; Kurikulum diarahkan kepada pengembangan perilaku, pengetahuan, dan keahlian yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan warga negara mendapatkan pendidikan berkualitas. 6.             Kebutuhan Kompetensi Masa Depan; Kompetensi peserta ajar yang diharapkan antara lain berpikir kritis dan menciptakan keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan berkolaborasi, menggunakan pengetahuan peluang secara kreatif, mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara. 7.             Tuntutan Industri, Dunia Usaha dan Dunia Kerja (IDUKA), Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung berkembang kembangnya langsung akseptor latih yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh karena itu, kurikulum perlu berbagi jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk membekali penerima asuh dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi akseptor ajar pada sekolah kejuruan dan penerima ajar yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Pembelajaran harus mengacu kepada Demand Driven , bukan Supply Driven . 8.             Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK); Pendidikan perlu mengantisipasi imbas global yang menenteng masyarakat berbasis wawasan di mana Ipteks sungguh berperan selaku penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi kepada perkembangan Ipteks sehingga tetap berhubungan dan kontekstual dengan pergantian. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara terpola dan berkelanjutan sejalan dengan kemajuan Iptek. 9.             Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan; Daerah mempunyai keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan. Masing-masing tempat memerlukan pendidikan yang tepat dengan karakteristik tempat dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh alasannya adalah itu, kurikulum perlu memuat keanekaragaman tersebut untuk menciptakan lulusan yang relevan dengan keperluan pengembangan daerah dan lingkungan. 10.         Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional; Dalam periode otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang mampu mendorong partisipasi penduduk dengan tetap mengedepankan pengetahuan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu mengamati keseimbangan antara kepentingan setempat, tempat dan nasional. 11.         Dinamika Perkembangan Global; Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sungguh penting dikala dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa yang kian dekat memerlukan individu yang mampu berdiri diatas kaki sendiri dan bisa berkompetisi serta memiliki kemampuan untuk hidup berdampingan dengan bangsa lain. 12.         Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat; Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya penduduk setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya lokal ditumbuh kembangkan terlebih dulu sebelum mempelajari budaya dari kawasan dan bangsa lain. 13.         Karakteristik Sekolah Kurikulum dikembangkan sesuai dengan keadaan dan ciri khas sekolah.    
Sumber http://lets-sekolah.blogspot.com


EmoticonEmoticon