Tuesday, February 25, 2020

Penyebab Timor Leste Lepas Dari Indonesia


Sebagian besar dari kita tentu sudah tahu jika dahulu negara Timor Leste pernah menjadi bagian dari negara Indonesia. Berdasarkan Deklarasi Balibo pada tanggal 30 November 1975 memastikan bahwa Timor Timur (nama negara Timor Leste) menjadi provinsi ke-27 di Indonesia.





Mungkin kita bertanya mengapa Timtim memisahkan diri dan berdiri menjadi sebuah negara Timor Leste yang kita kenal sampai saat ini. Jika kita melihat sejarah, ada beberapa argumentasi mengapa negara Timor Leste lepas dari Indonesia.





Perlu dimengerti juga jika saat negara Timor Leste berpisah, negara Indonesia sedang dipimpin oleh Presiden B.J Habibie menggantikan Pemerintahan Soeharto atau yang lebih dikenal selaku Orde Baru, di mana pada saat itu kondisi politik di Indonesia masih belum stabil.





Hasil dari penyeleksian pada tanggal 30 Agustus 1999 bahwa nyaris sebanyak 80 persen rakyat Timor Timur saat itu menentukan untuk berpisah dengan Indonesia. Referendum yang mendapat pinjaman dari PBB juga menjadi mengambarkan telah berakhirnya pertentangan berdarah dan menyatakan bahwa Timor Timor sudah terlepas dari negara Indonesia.





Kronologi Berpisahnya Negara Timor Leste





Pada tahun 1991 terjadi sebuah insiden besar yang dikenal sebagai Pembantaian Santa Cruz. Peristiwa tersebut diawali dengan tentara Indonesia melepaskan tembakan kepada 4.000 pelayat pro-kemerdekaan di sebuah pemakaman yang dikala itu sedang mengubur seorang siswa muda yang terbunuh oleh prajurit.





Peristiwa tersebut menimbulkan lebih dari 200 orang tewas dan sudah diabadikan oleh seorang jurnalis foto Inggris. Tentu peristiwa tersebut disiarkan di televisi negara-negara Barat dan untuk pertama kalinya pemerintah Amerika Serikat mengutuk Indonesia atas insiden tersebut.





Negara Indonesia menjadi bulan-bulan beberapa negara dan banyak yang menggunakan berita Timtim untuk mempermalukan Indonesia di dunia Internasional.





Saat memerintah Indonesia selama 7 bulan, B.J Habibie mendapat surat dari Perdana Menteri Australia, John Howard di tanggal 19 Desember 1998 yang berisi tentang usulan untuk melakukan peninjauan ulang pelaksanaan referendum bagi rakyat Timor Timur.





Hampir sebagian besar rakyat Timtim turut serta dalam pelaksanaan referendum pada 30 Agustus 1999 dengan keadaan relatif kondusif. Akan tetapi sehari setelah referendum dikerjakan situasi menjadi tidak terkendali dan terjadi kerusuhan di berbagai tempat.





Sehingga kesudahannya Sekjen PBB baru menyatakan hasil referendum kepada Dewan Keamanan PBB pada tanggal 3 September 1999. Hasil dari referendum tersebut yakni sekitar 78,5% menolak otonomi, 21% mendukung otonomi dan sisanya (7.985 bunyi) dinyatakan tidak valid.





Pada tanggal 4 September 1999 hasil referendum secara resmi diumumkan di Dili yang menyatakan bahwa masyarakat Timor Timur memilih untuk memisahkan diri dari Indonesia.





Alasan Mengapa Timor Leste Akhirnya Pisah Dari Indonesia





Berdasarkan sejarah, negara Timor Leste merupakan negara bekas jajahan Portugis. Hal yang berlawanan terjadi pada wilayah Indonesia yang lain di mana sebagian besar dikuasai oleh Belanda.





Saat terjadi Revolusi Bunga pada tahun 1974 di Portugal, menciptakan ketidakstabilan politik di negara tersebut. Ditambah terjadi pemberontakan di negara-negara jajahan khususnya di benua Afrika. Hal ini dimanfaatkan oleh rakyat Timtim untuk menyatakan diri selaku bangsa merdeka dengan mendirikan partai politik.





Tidak heran semenjak awal wilayah Timor Timur belum menjadi bagian dari Indonesia. Akan namun ketegangan politik sampai fisik terus terjadi antara partai Pro-kemerdekaan dengan partai yang mengharapkan Timor Timur menjadi bagian dari Indonesia.





Terdapat dua argumentasi mengapa B.J Habibie selaku Presiden ke-3 Indonesia ketika itu memutuskan untuk melepaskan Timor Timur (Timtim) dari Indonesia. Di dalam suatu buku berjudul Detik-Detik yang Menentukan, B.J Habibie bercerita mengapa Loro Sae (sebutan lain untuk Timor Timur) harus menjadi bagian dari negara Indonesia atau justru sebaliknya menjadi sebuah negara merdeka.





Alasan ini dianggap cerdas bahkan mendapat pujian dari Dunia Internasional.





  • Timtim memiliki jumlah populasi sekitar 700.000 jiwa tetapi sudah sukses menarik minat dunia. Namun BJ Habibie mempunyai 210 juta rakyat dan apabila membiarkan tentara abnormal mengurusi Timtim, secara implisit BJ Habibie mengakui bahwa Tentara Nasional Indonesia tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan akan mengancam kestabilan negara. Tentu BJ. Habibie tak maumengambil resiko ini. Selain itu, masalah Timor Timur mesti mampu diatasi sebelum Presiden ke-4 RI diseleksi. Sehingga Presiden ke-4 nanti dapat mencurahkan perhatiannya terhadap solusi dilema nasional dan reformasi yang sedang dihadapi Indonesia.
  • BJ. Habibie menilai Australia menjadi sobat usang bagi Indonesia, yakni semenjak Proklamasi Kemerdekaan 1945. Beliau juga menyampaikan kalau beliau membiarkan serdadu Australia masuk ke Indonesia, tidak cuma membuat mencibir dan mempermalukan TNI tetapi juga yang kalah akan menyalahkan Australia terlepas dari apapun keputusannya nanti.




Dari kedua alasan tersebut itulah, BJ Habibie menerima respons yang amat baik dari dunia alasannya adalah tidak harus mengandalkan kekerasan dan juga pertumpahan darah. Dan ketika ini jikalau dilihat dari sisi ekonomi Indonesia menerima laba dari Timor Leste khususnya dalam pembangunan infrastruktur.





Pembangunan di Timor Leste dimenangkan oleh pihak BUMN milik Indonesia. Sebagai sebuah negara merdeka, Timor Leste justru melakukan impor barang-barang dari Indonesia dan pastinya memperlihatkan masukan devisa bagi Indonesia.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon