Pemanasan global yang terjadi beberapa tahun terakhir ini, nyatanya memberikan dampak yang hebat bagi planet Bumi. Selain terjadi pergeseran musim di beberapa wilayah di dunia, ternyata kenaikan suhu udara akibat pemanasan global juga memperlihatkan efek lain adalah mencairnya es di wilayah kutub.
Dengan mencairnya es yang berada di kutub memiliki pengaruh pada meningkatnya volume air bahari. Bahkan menurut penelitian, permukaan air maritim mengalami peningkatan sekitar 1 – 3 mm per tahun sejak abad ke-20. Hal ini mulai menjadi ancaman baru bagi negara-negara di dunia yakni terancam tenggelam. Dan berikut daftar negara yang terancam karam dan hilang.
Negara Kiribati
Mungkin sebagian besar dari kita cukup aneh dengan negara satu ini. Negara Kiribati ialah suatu negara di Benua Oseania, Samudera Pasifik dan diprediksi menjadi negara pertama yang akan karam. Bahkan dikala ini saja ada sekitar 105 ribu masyarakatyang telah mengungsi alasannya beberapa daerah sudah mulai karam.
Bahkan pemerintah setempat telah melaksanakan upaya dengan membeli sejumlah lahan di Kepulauan Fiji sebagai kawasan mengungsi. Sadar alasannya adalah sama-sama berada di Samudera Pasifik yang juga terancam karam, pemerintah Kiribati akibatnya meminta perlindungan negara Selandia Baru selaku daerah pengungsian berikutnya.
Shishmaref, Alaska
Shishmaref ialah nama suatu kota yang berada di Alaska, Amerika Serikat, tepatnya terletak di Pulau Sarichef, Laut Chukchi bab utara Selat Bering. Saat ini sebagian daratan pesisir Shishmaref sudah hilang tersapu ombak dan permukaan air lautnya semakin meningkat.
Selain itu, akibat banyak es yang berada di Alaska mulai mencair, struktur tanah Shishmaref juga tidak stabil sehingga banyak rumah yang didirikan di atas tanah Shishmaref mengalami kerusakan. Bahkan iklim di daerah ini juga tidak stabil hal ini terbukti dari sering terjadi badai yang menyebabkan erosi hingga 38 meter.
Bahkan pembangunan tembok untuk menahan air laut tidak menunjukkan efek yang bermakna. Daratan Shishmaref tetap kehilangan daratan sampai 3,3 meter setiap tahunnya. Ada sekitar 600 penduduk yang terancam kawasan tinggal dan mesti mengungsi balasan daratan yang mulai menghilang.
Negara Indonesia
Sebagai salah satu negara kepulauan di daerah khatulistiwa, ternyata Indonesia menjadi negara yang terancam karam dan hilang. Bahkan berdasarkan Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan, Indonesia sudah kehilangan sekitar 24 dari 17.504 pulau semenjak tahun 2005.
Tidak menutup kemungkinan jika pemanasan global terus terjadi, Indonesia akan kehilangan sekitar 2.000 pulau pada tahun 2030. Beberapa pulau yang terancam karam dan hilang berada di sekeliling perairan Maluku, Pulau Batu Beranting, Putri dan Pelampong di Batam, Pulau Nipa, dan pulau di bab selatan Sulawesi Barat.
Negara Tuvalu
Negara Tuvalu atau dulu diketahui dengan nama Ellice Islands termasuk sebagai negara terkecil di dunia dengan luas sekitar 26 km persegi. Bahkan berada diurutan keempat sehabis Vatikan, Monako dan Nauru. Negara Tuvalu merupakan negara kepulauan di Polinesia yang terdiri atas 3 pulau karang dan enam atol.
Air maritim yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya membuat Tuvalu terancam karam. Titik tertinggi Tuvalu cuma sekitar 4,5 meter, tak heran jikalau pulau-pulau besar mulai terendam air dan pulau kecil karam. Banyak masyarakatTuvalu yang menetapkan untuk mengungsi untuk mencari daerah lebih aman seperti di Australia, Selandia Baru dan kepulauan Pasifik Selatan.
Kepulauan Maladewa
Siapa yang tidak mengenal Kepulauan Maladewa. Negara kepulauan yang terletak di bagian barat daya Srilanka dan berada di Samudera Hindia tersebut ternyata menjadi salah satu negara yanng terancam tenggelam, alasannya adalah titik tertinggi Maladewa cuma sekitar 1,5 meter di atas permukaan laut.
Meskipun memiliki jumlah pulau sekitar 1.900, banyak pulau Maladewa yang ketika ini mulai tenggelam. Untuk mengatasinya pemerintah Maladewa memindahkan beberapa penduduk dari pulau yang riskan tenggelam ke pulau bikinan, tetapi cuma berlaku jangka pendek saja.
Selain itu, pemerintah juga mencari cara untuk menghalangi Kepulauan Maladewa terhindar dari tenggelam yaitu dengan membangun kota tekno. Konsep kota tekno ini dipeloporkan oleh seorang arsitek, Mayank Thammalla adalah membangun di atas tambang minyak lengkap dengan rumah, pertokoan, pasat, dan masjid. Sehingga Maladewa bukan lagi negara kepulauan tetapi negara terapung di atas samudera.
Negara Bangladesh
Bangladesh menerima julukan sebagai “Ground Zero for Climate Change”, bahkan berada di urutan keenam di dunia selaku negara yang mempunyai resiko paling tinggi kepada perubahan iklim. Resiko pergantian iklim terbesar sudah banyak dijumpai di kawasan pedesaan pesisir dan kondisinya tidak dapat ditangani lagi.
Menurut penelitian, tinggi permukaan air laut telah mengalami kenaikan level antara 0,4 hingga 1,5 di sekitar pantai-pantai Bangladesh. Tidak cuma itu saja, frekuensi datangnya angin puting-beliung juga mengalami peningkatan di mana pada awalnya terjadi sekali dalam satu dekade sekarang menjelma 15 kali setiap tahun.
Negara Papua Nugini
Negara yang memiliki batas dengan Indonesia ini ternyata juga terancam karam, khususnya di Kepulauan Carteret. Akibat peningkatan volume air laut selaku efek pemanasan global menciptakan salah satu pulau di Carteret terbagi menjadi dua bagian, sedangkan pulau-pulau kecil di sekitarnya sudah sepenuhnya tenggelam.
Para penduduk yang tinggal di pulau tersebut kini telah bermigrasi ke kawasan lain yang lebih kondusif. Meskipun begitu, penduduk yang tersisa di pulau melaksanakan upaya dengan membangun dinding di tepi bahari serta menanam mangrove untuk mencegah pengikisan air maritim. Namun, masyarakattersebut percaya kalau suatu hari nanti mereka mau tidak mau harus pindah sepenuhnya dari Kepulauan Carteret.
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon