Beberapa ahad yang lalu, dunia diramaikan dengan gosip perihal hilangnya negara Palestina dari peta dunia, khususnya peta digital yang dimiliki oleh Google Maps dan Apple Maps. Hal ini pasti mengakibatkan banyak reaksi dari aneka macam pihak, dan oleh alasannya adalah itu pihak Google memperlihatkan pernyataan terkait insiden tersebut.
Pemberitaan perihal hilangnya negara Palestina dari peta pertama kali diungkapkan oleh seorang pengguna salah satu media sosial populer yang menulis jika Google Maps dan Apple Maps secara resmi meniadakan Palestina dari peta dunia. Akan namun, pernyataan tersebut karenanya diralat dan menurutnya itu adalah berita artifisial alasannya Palestina tidak pernah masuk ke dalam peta dunia.
Jika kita perhatikan di Google Maps dan Apple Maps, tidak ada perubahan tentang hilangnya peta Palestina dari kedua peta digital tersebut. Justru terlihat wilayah Gaza dan Tepi Barat berada dalam garis putus-putus yang pertanda jika wilayah tersebut masih berada dalam kondisi diperebutkan. Selain itu, baik Google Maps maupun Apple Maps memang tidak memberikan label Palestina hanya nama Yerusalem, Gaza dan Tepi Barat (West Bank) yang dicantumkan.
Juru bicara Google mengatakan jika pihaknya tidak melaksanakan pergantian terhadap perbatasan ataupun wilayah gres-baru ini. Selain itu, Google juga mengatakan jikalau pada pemberitaan Engadge di tahun 2016 serta surat kabar Paris Le Monde, berisi pernyataan jika tidak pernah ada label Palestina dalam layanan pemetaan yang mereka miliki.
Pendapat Para Ahli
Seorang dosen senior dari Cornell University yang konsentrasi terhadap sejarah dan sosiologi kartografi di Israel dan kawasan Palestina, Christine Leuenberger, menyampaikan kalau kata “Palestina” tidak akan pernah ada di dalam peta manapun, dan selaku gantinya menggunakan Tepi Barat dan Gaza. Menurutnya nama “Palestina” dikaitkan dengan sejarah Palestina sebelum pembentukan negara Israel dan tidak digunakan di media mainstream Barat.
Ada pendapat lain yang berasal dari seorang guru sejarah yang dikutip dari Xinhua, Ibrahim Hribat dari Kota Nablus di Tepi Barat, menyampaikan bila peta Palestina yang hilang dari Google Maps dan Apple Maps mempunyai kaitan dengan Amerika Serikat. Hilangnya peta Palestina bukan sebuah kebetulan, namun merupakan awal implementasi planning Amerika untuk Timur Tengah (Washington’s Middle East Plan) dan sepertinya ‘paku terakhir untuk peti mati’ adalah dilema Palestina.
Meskipun begitu, Ibrahim percaya menghilangnya peta Palestina dari Google Maps tidak akan membuat semangat para penduduk Palestina meredup dalam melindungi negaranya. Sebab mereka tidak akan mengambil Palestina dari jiwa orang-orang Palestina.
Seperti yang kita ketahui kalau konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel tidak menunjukan tanda akan berakhir. Bahkan semakin hari ketegangan antara kedua belah pihak terus meningkat. Bahkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyuhu berencana ingin melaksanakan aneksasi pada daerah Palestina.
Setidaknya terdapat dua wilayah Palestina yang berhasil dikuasai oleh Israel adalah Tepi Barat dan Lembah Jordan yang sungguh strategis. Bahkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump pada bulan Januari 2020 mendukung jika Yerussalem selaku ibu kota Israel dan baru akan mengakui kemerdekaan dari Palestina sesudah empat tahun kemudian.
Menurut laporan dari The Express, ada sebanyak 138 anggota PBB yang mengakui Palestina sebagai negara merdeka, tetapi sebagian besar negara barat justru sebaliknya.
Pernah Terjadi Sebelumnya
Berita perihal hilangnya peta Palestina bahwasanya pernah terjadi pada tanggal 10 Agustus 2016 di situs daring theguardian.com yang merilis suatu artikel berjudul “Google Maps accused of deleting Palestine – but the truth is more complicated.” Isi dari artikel ini menyebutkan bahwa Palestina tidak dihapus dari Google Maps, namun Google tidak pernah memasukkan Palestina ke dalam peta dunia ke dalam layanan manapun milik Google.
Kejadian tersebut tentu mendapatkan banyak reaksi, sampai kesannya seorang juru bicara dari Google dalam laporan The Guardian mengatakan bila tidak pernah ada label “Palestina” di Google Maps, akan namun pihak Google memperoleh adanya bug yang menghapus label untuk “Tepi Barat” dan “Jalus Gaza”. Google pun bertindak cepat untuk segera memasang kembali label tersebut pada peta.
Mengutip dari The Guardian pada tahun 2014, terdapat sebuah proyek Google yang disebut Disputed Territories yang menjalaskan bila Google Maps berupaya untuk tidak terlibat dalam perselisihan geografis dan juga duduk perkara identitas sosial.
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon