Tuesday, May 26, 2020

4 Cara Melakukan Mitigasi Peristiwa Angin Angin Puting-Beliung

Dahulu jauh sebelum ilmu wawasan dan teknologi ditemukan, banyak orang menganggap bahwa petaka ialah bentuk kemarahan alam terhadap insan. Tidak heran kalau dahulu orang – orang akan menyelenggarakan upacara persembahan guna menyingkir dari diri dari marabahaya. Seperti acuan ketika suatu gunung berapi mengeluarkan abu vulkanik, justru warga yang tinggal di sekitar gunung tersebut akan tetap bertahan dan menganggap hal tersebut sebuah kejadian yang tidak butuhdipikirkan. Hingga sampailah pada tahap gunung mengalami erupsi, dan warga di sekeliling gunung tidak sempat menyelamatkan diri. Mengapa mampu demikian? Hal ini tentu berhubungan dengan ilmu wawasan ihwal mitigasi musibah yang sangat rendah serta belum adanya teknologi yang mendukung dikala itu.


Namun seiring berjalannya waktu pengetahuan ihwal musibah terus dipelajari hingga akhirnya ditemukan cara untuk menghemat bahkan menangkal kerugian yang bisa ditimbulkan akhir petaka. Seperti yang kita ketahui jika petaka ada beragam jenisnya, dan sudah tentu cara yang dikerjakan mulai dari pencegahan, ketika menhadapi bencana hingga setelah terjadi tragedi memiliki cara yang berlawanan pula. Segala rangkaian upaya meminimalisir resiko petaka baik dengan melaksanakan pembangunan fisik maupun penyadaran kepada petaka disebut selaku mitigasi peristiwa. Tentunya mitigasi tersebut berlawanan – beda tergantung dari jenis musibah yang dihadapi mirip mitigasi peristiwa banjir dan juga cara melakukan mitigasi gempa bumi.


Di Indonesia, bencana alam bukan sesuai yang baru dihadapi, utamanya saat memasuki pergantian musim atau pancaroba. Salah satu imbas yang diakibatkan oleh perubahan tersebut yaitu cuaca ekstrim mirip banjir dan tanah longsor. Bahkan musibah yang juga mesti diwaspadai keberadaannya yakni angin angin puting-beliung. Angin topan adalah suatu pusaran angin yang sangat kencang dengan kecepatan angin mampu meraih 120 km/jam bahkan lebih dan sering terjadi di wilayah tropis antara bagian bumi utara dan selatan, kecuali daerah yang dekat dengan garis khatulistiwa. Angin angin ribut ini pernah menerjang kota Busan di Korea Selatan dan pengaruh yang ditimbulkan dari angin tornado ini adalah terhambatnya jalur angkutanudara maupun maritim, putusnya jalur telekomunikasi, rusaknya lahan pertanian hingga bangunan. Oleh alasannya itu diperlukan penanggulangan atau mitigasi angin topan semoga meminimalkan pengaruh yang ditimbulkan. Lalu mitigasi apa yang harus dilakukan untuk menghadapi angin angin kencang tersebut?


Salah satu tindakan yang senantiasa dikerjakan dengan cara sosialisasi oleh Aksi Cepat Tanggap adalah Total Disaster Management. Total Disaster Management ialah suatu tindakan yang dilakukan dimulai dari sebelum peristiwa angin topan, saat angin angin puting-beliung melanda, dan sehabis terjadinya angin badai. Berikut hal – hal yang perlu dilakukan dalam mitigasi tragedi angin tornado.


1. Tindakan Siap Siaga Bencana Angin Topan


Untuk penduduk yang tinggal di daerah kawasan pesisir, bencana angin angin ribut pasti akan sungguh mungkin terjadi di sini. Sehingga hal yang perlu disediakan sebelum menghadapi bencana angin angin puting-beliung adalah:



  • Mengetahui resiko dan membuat rencana pengungsian. Hal ini diperlukan guna mengenali ancaman sehingga cepat melaksanakan evakuasi, adalah kunci dari tindakan antisipasi serta pencegahan tragedi angin topan.

  • Melakukan latihan dengan melakukan penelusuran jalur evakuasi biar proses penyelamatan dapat berlangsung lebih singkat kalau bencana terjadi.

  • Melakukan penguatan pada atap rumah dengan cara mengikatnya dengan baik.

  • Menyusun rencana berupa langkah-langkah kapan mesti bertindak dikala peristiwa angin tornado terjadi? Jika diperlukan berapa usang waktu yang diperlukan untuk mengungsi? Serta apakah jalur penyelamatan terlalu sulit sehingga perlu diubah?

  • Mempersiapkan seluruh keperluan yang diharapkan saat bencana angin angin ribut terjadi. Jika perayaan peristiwa angin tornado dibunyikan, setiap keluarga wajib mempersiapkan perlengkapan yang diharapkan mirip alat penerangan (lilin dan lampu emergensi) serta masakan untuk rentang waktu sekurang-kurangnya3 hari.


2. Ketika Terjadi Bencana Angin Topan


Saat terjadi bencana angin angin puting-beliung, ada baiknya untuk berada di dalam rumah kecuali jika direkomendasikan untuk mengungsi. Meskipun tidak ada proposal, seharusnya penduduk tetap harus bersiap untuk mengungsi. Namun jika menentukan untuk tinggal di dalam rumah, hal yang perlu dilaksanakan yaitu:



  • Semua barang kebutuhan harus siap sedia.

  • Tutup pintu dan jendela rumah.

  • Tinggallah di dalam satu ruangan yang paling kondusif di rumah atau jikalau memiliki ruang bawah tanah masuk ke dalam lebih baik.

  • Ada baiknya untuk mematikan segala bentuk anutan listrik, sumber api dan perlengkapan elektronik apapun.

  • Selalu dengarkan radio untuk mengetahui kemajuan informasi modern ketika tragedi angin angin puting-beliung.


3. Jika Terjadi Banjir


Bencana angin angin kencang umumnya dibarengi dengan banjir. Jika daerah di sekeliling tempat tinggal merupakan daerah rendah dan sering terjadi banjir ada baiknya secepatnya mengungsi ke kawasan yang lebih tinggi. Selalu berhati-hati kepada sentra angin tornado sebab mampu meraih radius 30 – 50 km bahkan topannya sendiri mencapai 600 km. Pusat topan inilah yang lazimnya membawa air hingga mengakibatkan banjir di daerah pesisir. Jika pusat angin kencang telah melalui, biasanya akan terasa damai dan tidak berawan, hal tersebut bukanlah  mengambarkan kalau bencana angin angin puting-beliung telah berlalu. Selalu tetap tinggal di dalam rumah hingga isu keteranganbahwa angin topan telah berhenti.


4. Setelah Terjadi Bencana Angin Topan



  • Jangan memasuki kawasan yang terkena bencana angin angin puting-beliung sampai dinyatakan telah aman atau siaga 4. Ada banyak hal yang perlu dilaksanakan setelah peristiwa angin badai terjadi. Sehingga bagi yang tidak berkepentingan seharusnya dilarang memasuki kawasan bencana.

  • Jangan menyalakan aliran listrik hingga dinyatakan kondusif dari bahaya. Gunakan lampu senter untuk menilik kerusakan. Hindari fatwa listrik yang berasal dari kabel listrik di atas tanah.

  • Jika tampakada ajaran listrik yang belum mati, segera matikan ajaran listrik dari sekring atau tercium busuk gas untuk secepatnya memutus pedoman gas. Perlu diamati bila dalam melakukan hal tersebut hanya boleh dilakukan oleh orang yang paham dengan listrik dan gas.

  • Untuk menerima isu modern perihal tragedi angin tornado, selalu dengarkan radio yang memakai sumber energi kerikil baterai.


Demikian penjelasan perihal mitigasi bencana angin topan. Semoga dapat berfaedah.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)