Sabtu, 30 Mei 2020

Mengapa Thailand Tidak Pernah Dijajah? Ini Penjelasannya

Jika kita mendengar perumpamaan perang, hal yang terbayang di benak kita yakni kudeta. Perang sudah ada semenjak zaman dahulu dan nyaris sebagian besar negara – negara di dunia ini pernah menjadi daerah jajahan atau bahkan menjadi pihak yang menyerang tergolong Indonesia. Namun tidak semua negara pernah dikuasai atau dijajah oleh negara sekutu, di ketika negara – negara di sekitarnya dikuasai oleh bangsa lain. Thailand menjadi negara yang tidak pernah dijajah oleh pihak manapun. Negara yang berada di tempat Asia Tenggara dan juga bareng Indonesia menjadi anggota ASEAN menerima julukan sebagai Negeri Gajah Putih sebab ketika terjadi perang khususnya ketika Perang Dunia II pecah, Thailand tidak dijajah oleh bangsa Eropa manapun justru menjadi negara netral. Lalu bagaimana mampu Thailand menjadi satu – satunya negara di Asia Tenggara yang terbebas dari penjajahan bangsa Eropa? Di bawah ini akan dijelaskan wacana tindakan dan cara Thailand terhindar dari penjajahan.


Alasan Thailand Tidak Pernah Dijajah


Untuk mengenali hal tersebut, kita mesti tahu sejarah di abad ke 19 apalagi dulu. Saat itu Thailand diketahui dengan nama Siam mempunyai daerah kekuasaan dari Laos sampai Kamboja. Di bagian barat Siam berbatasan langsung dengan Kerajaan Alaungpaya atau Konbang di mana kerajaan ini berhasil menguasai sebagian wilayah modern Myanmar. Sejak tahun 1824, Alungpaya sudah terlibat perang dengan Inggris yang memiliki dampak pada makin menghilangnya daerah kekuasaan Alungpaya dan selsai jatuh di tangan Inggris seluruhnya hingga akhirnya disatukan dengan koloni Inggris di India.


Bagi Siam, Alaungpaya telah menjadi lawan usang sehingga tidak mempermasalahkan hal tersebut. Justru sebaliknya Siam memiliki korelasi baik dengan Inggris. Hal ini dibuktikan dari Raja Chulalongkorn dengan gelar “Rama V” semasa kecilnya mendapatkan pendidikan privat dari Anna Leonowens  yang berkebangsaan Inggris, tidak heran bila ilmu pengetahuan yang Rama V peroleh diterapkan untuk menciptakan perkembangan dan perubahan di Siam. Tidak heran bila hingga dikala ini Rama V diketahui sebagai raja terbaik bahkan patungnya masih bangkit kokoh di Bangkok. Bentuk pergeseran yang dia lakukan ialah memerintahkan seluruh rakyat Thailand mengubah sepatu tradisional Thailand menjadi versi sepatu Eropa yang lebih modern. Hal tersebut dilaksanakan ketika Eropa tiba ke Siam untuk melaksanakan perdagangan, bangsa Eropa berpikir bila penduduk Siam bukanlah masyarakat bodoh dengan busana antik justru terlihat setara dengan bangsa Eropa dan menilai mereka selaku teman.


Tidak cuma  sebagai partner bisnis dan jual beli saja, bangsa Eropa khususnya Inggris memiliki hak untuk melakukan penambangan di Siam dan juga turus serta dalam pembangunan jalur – jalur kereta beberapa daerah di Siam. Raja Rama V tidak tinggal diam, dia menyebabkan tentara Eropa mirip anak buah bahkan menilai mirip bawahan pribumi. Tentara – tentara tersebut dibayar untuk menjaga dan mempertahankan Siam dari kerajaan sekitar seperti Cina dan Burma. Tidak hanya itu saja, Raja Rama V juga mengeluarkan uang arsitek – arsitek dari Eropa untuk membangun berbagai macam gedung dan juga benteng yang ada di Siam dengan bentuk serta kualitas mirip di Eropa.


Bagaimana Thailand Bisa Menjadi Negara Babas Jajahan Eropa?


Peperangan masih terus terjadi saat itu, bahkan di bagian timur Siam atau kawasan terbaru Vietnam terdapat sebuah kerajaan berjulukan Dinasti Nguyen yang sudah berperang melawan Perancis sejak tahun 1857 yang ketika itu beralasan ingin melindungi misionaris Perancis di kawasan timur Indocina (Kamboja, Laos dan Vietnam). Hingga kesannya Vietnam berhasil ditaklukkan oleh Perancis di tahun 1883, Dinasti Nguyen tetap bangun hanya saja problem internal dan eksternal kerajaan diambil alih oleh Perancis.


Perancis tidak puas dengan keberhasilan tersebut, mereka berkonsentrasi di bagian barat tepatnya Kamboja. Hingga hasilnya di tahun 1884, mereka memaksa Raja di Kamboja untuk menandatangani komitmen bahwa Kamboja mesti berada di bawah kekuasaan Perancis dan memutuskan bahwa Kamboja tidak lagi berada di bawah imbas Siam. Singkat cerita terjadilah perseteruan pada tahun 1893 antara pasukan Siam dengan tentara Perancis di lembah sungai Mekong. Bahkan Perancis menjinjing kapal perang milikinya ke lepas pantai Bangkok untuk menuntut Raja Siam biar memberikan kawasan di sebelah timur Sungai Mekong terhadap Perancis.


Mengetahui hal tersebut, pemerintah Siam meminta sumbangan terhadap Inggris tetapi ditolak dengan alasan tak ingin terlibat dalam persoalan tersebut. Siam tahu jikalau kekuatan militer mereka tidak sepadan dengan Perancis dan jadinya memperlihatkan kawasan timur Sungai Mekong tersebut terhadap Perancis. Akan namun Perancis bermaksud ingin menguasai seluruh daerah Siam kemudian membaginya dengan Inggris. Pada tahun 1896, Inggris dan Perancis melakukan perundingan yang berisi bila Inggris membantu Perancis dalam menaklukkan Siam, maka Perancis akan menawarkan kawasan di sebelah barat Sungai Chao Phraya.


Siam tentu tidak tinggal membisu saja. Siam mengirim utusannya untuk melakukan perundingan dengan pihak Inggris secara terpisah. Pada negoisasai tersebut Siam mengatakan jikalau daerah mereka semestinya dibiarkan selaku wilayah merdeka supaya mampu difungsikan sebagai kawasan penyangga atau buffer zone antara Inggris dengan Perancis. Hal ini dilaksanakan biar kedepannya Inggris dan Perancis tidak mempunyai batasan wilayah secara eksklusif, maka jikalau terjadi konflik antar keduanya akan gampang dicegah. Inggris menyetujui pernyataan tersebut dan memutuskan planning Perancis gagal untuk menguasai Siam dan membaginya dengan Inggris.


Kesepakatan yang sudah dibuat antara Siam dan Inggris tidak membuat Perancis mengalah. Di tahun 1907, Siam menyerahkan sebagian kecil daerah yang berada di sebelah barat hilir Sungai Mekong terhadap Perancis. Di sebelah selatan, Siam juga melepaskan klaim Semenanjung Malaka baigan utara kepada Inggris. Meskipun mesti kehilangan beberapa wilayahnya, Siam sukses menentukan diri untuk mempertahankan statusnya sebagai satu – satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dikuasai oleh bangsa Eropa manapun sampai ketika ini. Tidak heran kalau nama Thailand berasal dari bahasa Thai yakni Prathet Thai yang artinya Tanah Kebebasan.


Peran negara Siam atau yang sudah berubah nama menjadi Thailand tidak berhenti di situ saja. Pada Perang Dunia II negara ini sempat menolong prajurit Jepang untuk melawan sekutunya yaitu Amerika Serikat. Setelah perang usai, Thailand justru menjadi bab dari sekutu negara Amerika Serikat. Thailand juga sering mengalami konflik selama perang cuek mirip kudeta yang terus terjadi oleh pihak militer bertahun-tahun terakhir. Di tahun 1932, terjadi sebuah revolusi tidak berdarah oleh militer serta pejabat sipil yang diketuai oleh Khana Ratsadon. Rakyat Thailand memaksa Raja Prajadhipok untuk membuat konstitusi hingga berakhirlah sistem monarki otoriter yang telah terjadi selama beradad – periode.


Dari klarifikasi di atas bisa disimpulkan mengapa negara Thailand bisa tetap menjadi negara merdeka ialah, pertama negara Thailand memiliki sebuah tata cara suksesi yang bagus dan mantap di masa ke 19. Kedua Thailand dapat memanfaatkan kompetisi dan ketegangan yang terjadi Indocina, Perancis serta Inggris.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon