Friday, May 15, 2020

Mengenal Bahari Banda, Kawasan Palung Paling Dalam Di Indonesia

Indonesia mempunyai kawasan perairan yang amat luas yaitu sekitar 2/3 dari total keseluruhan daerah Indonesia. Tidak heran jika perairan di Indonesia turut berkontribusi bagi dunia, seperti daerah rekreasi maritim terbaik, tempat tinggal beberapa spesies biota maritim, hingga penghasil ikan paling besar. Selain itu juga maritim di Indonesia ialah jalur perlintasan Arus Lintasan Indonesia (Arlindo) yang menyambungkan antara Samudra Pasifik dengan Samudra Hindia.  Arus yang berada di Indonesia tergolong sungguh besar ialah sekitar 15 Sverdup, di mana 1 Sverdup sama dengan 1 juta kubik air per detik. Dapat dikatakan jika besarnya arus laut Indonesia mampu meraih 15 juta meter per detik.


Perlu dikenali kalau beberapa perairan mempunyai kedalaman bahari yang berlawanan – beda dari mulai perairan di bagian barat sampai ke timur Indonesia. Namun sebagian besar maritim yang berada di bagian timur Indonesia tergolong lautan dalam. Tidak heran jikalau fauna mirip ikan berskala besar mirip ikan tuna, ikan cakalang, hiu dan paus banyak ditemukan di perairan ini. Salah satu bahari yang cukup populer akan hasil alam serta menjadi daerah favorit bagi para pemancing adalah Laut Banda.


Karakteristik Laut Banda


Laut Banda terletak tidak jauh dari Kepulauan Maluku dan masih menjadi bab Samudra Hindia tetapi terpisah oleh beberapa pulau besar dan kecil, serta Laut Halmahera dan Laut Seram. Laut Banda di kelilingi oleh beberapa pulau sekaligus selaku pembatas laut ini, adalah Pulau Sulawesi yang berada di bagian barat Laut Banda, Pulau Buru dan Pulau Seram di bab utara, terdapat Kepulauan Watu Bela, Kepulauann Kai dan Kepulauan Aru di bagian timur serta Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Babar, Kepulauan Damar, Kepulauan Leti dan Pulau Wetar berada di bagain selatan Laut Banda. Tidak jauh dari Pulau Seram tepatnya di bagian selatan terdapat Kepulauan Banda. Luas dari Laut Banda bisa meraih 500.000 km persegi.


Secara lazim suhu air Laut Banda berbeda – beda, tergantung dari kedalamannya. Semakin dalam maka suhu air Laut Banda cendrung mengalami penurunan. Kedalaman dari Laut Banda sekitar 600 meter, dan ketika kedalaman air sekitar 0 hingga dengan 5 meter di bawah permukaan laut rata – rata suhu air meraih 25,70 – 26,17 derajat celcius. Semakin ke dalam suhu air Laut Banda terus mengalami penurunan dengan rata – rata suhu meraih 25,98 – 0,16 derajat celcius. Untuk tingkat salinitas di Laut Banda juga cukup beragam yaitu berkisar antara 34,07 – 34,33 dengan rata – rata tingkat salinitas permukaan ialah 34,19±0,075. Hal ini dipengaruhi dari kondisi Laut Banda yang merupakan kawasan pertemuan antara massa air yang berasal dari utara dengan massa air yang berasal dari Samudra Hindia, sehingga massa air dari utara ataupun selatan akan mengalami pergeseran saat memasuki Laut Banda.


Terdapat Palung Di Laut Banda


Kita perlu tahu bila di perairan Indonesia terdapat dua buah palung yang cukup dalam, yakni Palung Banda dan Palung Jawa yang berada di Samudara Hindia. Kedua palung mempunyai kedalaman yang berbeda, Palung Jawa dalamnya meraih 2.500 meter di bawah permukaan laut, sedangkan Palung Banda termasuk palung paling dalam di Indonesia adalah mencapai lebih dari 7.000 meter di bawah permukaan laut. Palung yakni sebuah jurang yang berada di dasar laut dan Palung Banda berada di sebelah tenggara dari Pulau Banda atau di bab barat Kepulauan Kai.


Palung Banda tercipta akibat adanya pertemuan tiga lempeng tektonik adalah lempeng Eurasia, lempeng Indo – Australia, serta lempeng Pasifik. Tidak heran jikalau di wilayah ini sering terjadi gempa bumi bahkan tercatat gempa bumi terbesar pernah terjadi pada tahun 1928 sebesar 8,5 Skala Richter dan menimbulkan gelombang tsunami setinggi 1,5 meter. Hingga ketika ini masih belum ada penelitian untuk mengetahui dasar maritim dari Palung Banda. Kondisi di Palung Banda sangat gelap bahkan sinar matahari cuma sanggup menembus air hanya sekitar 150 meter dari permukaan maritim. Bahkan seorang penyelam profesional sekalipun tidak akan sanggup berenang sampai mencapai kedalaman 7.000 meter alasannya adalah tekanan yang terdapat di Palung Banda sangat besar yaitu sekitar 700 kg per centimer persegi.


Saat pemerintahan Belanda ialah pada tahun 1929 – 1930, melaksanakan penelitian kelautan dengan menggnakan kapal angkatan maritim HMS Willebrord Snellius. Dari ekspedisi ini para tim peneliti sukses mengetahui kedalaman dari Laut Banda serta mengetahui bagian terdalam dari Palung Laut Banda yakni sekitar 7.440 meter dari bawah permukaan air bahari. Saat itu pengukuran kedalaman dasar laut memakai alat pengukur echo sounder yang memakai prinsip mengeluarkan gelombang bunyi kemudian menangkap kembali gelombang suara yang telah dipantulkan dari dasar maritim. Dari ekpedisi ini berhasil memetakan keadaan dasar dari Laut Banda yakni adanya palung di dasar Laut Banda dan menamainya dengan Palung Weber. Tidak hanya itu saja, telah ditemukan juga Lubuk Banda Utara (5.800 meter), Lubuk Banda Selatan (5.400 meter) dan beberapa lubuk yang lain. Jika palung berbentuk curam mirip jurang, lubuk berbentuk cekung mirip kubangan yang amat luas dan terdapat titik terdalam.


Penelitan mengenai Laut Banda tidak berhenti sampai disitu. Di tahun 1951 ada suatu ekspedisi dari Denmark, memakai kapal Galathea melaksanakan pelayaran menuju Laut Banda. Di sini para peneliti ingin mengetahui keadaan dasar laut dari Laut Banda. Dengan memakai alat khusus dilakukan pengambilan sampel lapisan tanah yang diturunkan dengan menggunakan kabel baja. Hasil pengambilan tersebut tidak cuma lapisan tanah saja, namun juga beberapa jenis makhluk hidup yang tinggal di dasar laut.


Dari observasi tersebut diketahui kalau dasar Laut Banda berbentuktanah lempung yang halus, suhu air mencapai 3 derajat celsius dan terdapat kandungan oksigen meskipun cukup sedikit. Sedangkan untuk makhluk hidup yang berhasil tertangkap dari dasar laut antara lain sejenis tripang Paroriza gravei, sejenis cacing Macellicephalus hadalis, isopoda atau sejenis serangga maritim Macrostylis hadalis dan Leptanthura hendili, serta hewan mirip dengan laba – laba Nympon femorale. Namun untuk kepentingan ilmu wawasan hewan – binatang tersebut sudah diawetkan dan disimpan di Museum Zoologi Kopenhagen di Denmark.






Sumber ty.com


EmoticonEmoticon