Rabu, 03 Juni 2020

Jenis Flora Dan Fauna Endemik Sumatera Selatan

Pulau Sumatera dikenal selaku salah satu pulau yang berada di Indonesia, memiliki keanekaragaman hayati terbanyak serta beberapa di antaranya masuk ke dalam klasifikasi endemik atau hanya dapat ditemukan di Sumatera saja setelah Kalimantan dan Papua. Keanekaragaman tersebut mampu dilihat dari ragam fauna dan flora yang berbeda – beda pada setiap provinsi di Sumatera. Salah satu provinsi yang memiliki tumbuhan dan fauna yang khas yakni Provinsi Sumatera Selatan.


Provinsi yang memiliki ibu kota bernama Palembang dan termasuk kota terpadat di Indonesia serta tertua ini menjadi daerah bagi beberapa tanaman dan fauna yang sudah diakui keberadaannya. Apa sajakah tumbuhan dan fauna endemik Sumatera Selatan? Berikut daftarnya:


Flora di Sumatera Selatan


1. Duku (Lansium domesticum)


Duku merupakan flora yang masuk ke dalam suku Meliaceae. Masih mempunyai kedekatan dengan tumbuhan langsat, kokosan, pisitan dan lain sebagainya. Duku termasuk tumbuhan bertajuk menengah dan lazimnya berkembang dengan baik di dalam sebuah kebun campuran atau wanatani. Selain itu, tumbuhan duku sungguh menggemari tempat – tempat yang lembab serta teduh. Sebuah perkebunan duku biasanya juga ditanamai tanaman lain seperti durian, jengkol, petai dan tumbuhan buah serta jenis pohon kayu – kayuan lainnya, walaupun tanaman duku sangat mendominasi.


Ciri pohon duku yaitu:



  • Memiliki tajuk besar

  • Dedaunan yang cukup padat dan berwarna hijau cerah

  • Tandan buah relatif pendek dan jumlah buah yang cukup dikit

  • Setiap buah memiliki ukuran yang cukup besar, cenderung bundar, berkulit tebal, daging buah tebal dan memiliki rasa anggun atau asam serta beraroma harum.


Duku ditanam di daerah dataran rendah sampai dengan ketinggian 600 meter di atas permukaan maritim serta mempunyai curah hujan antara 1.500 hingga 2.500 mm setiap tahun. Duku mampu hidup pada lahan latosol, podsolik kuning hingga aluvial. Buah duku akan timbul setiap satu tahun sekali, dan kemunculan buahnya dapat berlawanan untuk setiap daerah, akan tetapi lazimnya terjadi setiap awal ekspresi dominan hujan.


2. Tembesu (Fagrea fragrans Roxb)


Tembesu atau dalam bahasa inggris ialah ironwood adalah salah satu jenis tanaman yang mampu berkembang di hutan rawa atau tanah gambut sekalipun. Tembesu termasuk flora lokal yang hanya tumbuh di Sumatera Selata, Jambi, Lampung hingga Kalimantan Barat, jadi tembesu tidak akan ditemukan di kawasan lain. Tembesu memiliki nilai unggulan di bidang ekonomi dan ekologi. Kayu yang dihasilkan oleh tembesu tergolong ke dalam kategori kelas Awet I dan kelas berpengaruh I – II, setiap tahunnya permintaan kayu tembesu berkembanguntuk pasar setempat, Palembang. Dan jikalau dilihat secara ekologi, tembesu dapat menjadi tanaman pionir yang dapat hidup di lahan bekas terbakar serta padang rumput.


Tinggi flora ini mencapai 40 meter dengan jenis pohon yang senantiasa hijau sepanjang tahun atau evergreen. Tembesu memiliki bunga tunggal berwarna putih yang sungguh harum. Buah tembesu berupa lingkaran dengan diameter antara 0,5 – 1 cm dan menjelma oranye atau merah bila sudah matang. Tembesu diketahui juga sebagai “kayu raja” sebab dahulu perlu menerima izin apalagi dahulu dari kepala budpekerti sebelum melakukan penebangan. Sehingga jikalau menebang satu pohon tembesu mesti diganti dengan menanam sebanyak 10 pohon tembesu.


Fauna Di Sumatera Selatan


1. Ikan Belida


Ikan yang memiliki nama lain ikan lopis masuk ke dalam suku Notopteridae atau ikan berpunggung pisau. Nama belida lebih terkenal di kelompok masyarakat dan nama tersebut berasal dari nama salah satu sungai yang ada di Sumatera Selatan di mana sungai tersebut yaitu kawasan ikan tersebut berasal.


Saat ini keberadaan ikan belida cukup sukar dijumpai akibat telah rusak kualitas air sungai. Ikan belida banyak ditangkap untuk dijadikan materi baku pengerjaan pempek (makanan khas Sumatera Selatan) serta kerupuk. Ikan belida cukup umur dapat mempunyai berat 1,5 sampai dengan 7 kg. Ikan ini juga memiliki ciri punggung meninggi dan bagian perut tampaklebar serta pipih. Larva ikan belida termasuk kanibal, mereka tidak akan segan – segan mengkonsumsi saudaranya sendiri. Sehingga dalam pemeliharaannya larva ikan belida sudah dapat diberi udang artemia ketika berusia 3 hari.


2. Harimau Sumatera


Harimau ini cuma dapat ditemukan di Sumatera yang merupakan habitat aslinya dan tergolong satu dari 6 subspesies harimau yang masih hidup sampai dikala ini, walaupun telah masuk ke dalam daftar binatang yang terancam punah. Di alam liar setidaknya terdapat 400 – 500 ekor yang hidup di beberapa Taman Nasional di Sumatera. Harimau sumatera ialah subspesies terkecil dengan warna bulu paling gelap di antara semua subspesies macan yang ada, acuan hitamnya lebih lebar dengan jarak yang cukup rapat.


Harimau sumatera jantan memiliki panjang dari kepala hingga ekor yaitu sekitar 250 cm, tinggi 60 dan rata – rata berat 140 kg. Sedangkan macan sumatera betina memiliki panjang badan ialah 198 cm dan berat sekitar 91 kg. Harimau tergolong keluarga kucing yang senang dengan air, tak aneh jika saat berburu mereka akan mengarahkan mangsanya menuju kawasan air khususnya bagi binatang yang lambat ketika berenang. Perdagangan sampai perburuan menimbulkan terus menurunnya populasi macan di alam bebas, sehingga pemerintah sudah memutuskan aturan dan menawarkan eksekusi penjara 5 tahun dan denda maksimal 100 juta bagi pihak yang memperjual belikan macan.


3. Burung Bangau Migran Bluwok (Mycteria cinerea)


Burung ini sering berada di wilayah perairan dangkal, pantai berpasir, rawa, sungai hingga sawah berlumpur. Hal ini disebabkan alasannya masakan utamanya ialah ikan, katak dan binatang – hewan air yang lain. Panjang tubuh dari burung bangau bluwok yaitu sekitar 110 cm dengan ciri paruh yang panjang dan besar. Bulu burung berwarna putih dengan bercak hitam di sayap primer serta tampang serta kaki berwarna merah muda. Burung Bluwok banyak tersebar di Malaysia, Sumatera, Jawa dan Indocina, tetapi mereka akan meningkat biak di pesisir timur Sumatera Selatan saja. Tidak heran kalau setiap tahunnya, burung bangau bluwok akan datang ke Sumatera Selatan hanya untuk meningkat biak.


Demikian penjelasan mengenai flora dan fauna endemik Sumatera Selatan. Semoga isu di atas mampu menambah wawasan.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon