Sabtu, 15 Agustus 2020

Sejarah Teleskop Hubble – Cara Kerja – Fakta Penemuannya

Dahulu sebelum didapatkan teleskop bintang, manusia mengamati benda – benda langit hanya dengan bermodalkan pengindraan mata saja. Akan namun, ketika itu insan sudah menemukan, memperhitungkan bahkan memberi nama atas hasil temuannya saat itu. Sebut saja seperti Galaksi Bima Sakti, Galaksi Magellan dan lain sebagainya. Untuk Galaksi Bima Sakti atau Milky Way sendiri mempunyai kisah yang dihubungkan dengan sejarah dan mitos berlawanan – beda di setiap bagian bumi.


Seiring berkembangnya zaman, insan mulai mendapatkan alat bantu dalam memudahkan memperhatikan benda – benda yang berjarak sangat jauh, adalah teleskop. Soal siapa penemu teleskop pertama kali masih diperdebatkan. Ada yang menyampaikan kalau teleskop pertama kali diciptakan oleh Hans Lippershey pada tahun 1608 untuk kemudian disempurnakan oleh Galileo Galilei yang saat itu penemuannya berbentukteleskop refaktor mampu melihat pergerakan dan perubahan dari benda – benda langit seperti planet Venus dan bulan milik Jupiter.


Perkembangan teleskop tidak berhenti begitu saja. Penemuan teleskop oleh Galileo tanyata disempurnakan lagi oleh Christian Huygens. Saat itu Hyugens berhasil memperoleh Titan serta satelit Saturnus yang memiliki jarak 2 kali jarak orbit planet Bumi dengan planet Jupiter. Sir Isaac Newton juga mendapatkan teleskop pantul menggunakan lensa cekung dalam memantulkan cahaya.


Teleskop pantul yang berukuran sungguh besar sukses diciptakan oleh William Herschell. Teleskop tersebut mempunyai diameter lubang lensa 120 cm dan teleskop tersebut sungguh gampang untuk mengamati benda – benda langit yang terlihat tidak terang atau kabur sebelumnya. Hingga pada kesannya Edwin Hubble sukses membuat teleskop sepanjang 2,4 meter yang bisa menemukan dan menyaksikan keseluruhan alam semesta. Dari hasil penemuan Hubble, para ilmuan menyempurnakan kembali inovasi Hubble tersebut, hingga akibatnya tercipta teleskop yang diberi nama teleskop Hubble. Nah untuk mengetahui lebih jelas mengenai teleskop Hubble secara lebih jelas. Berikut ini akan diterangkan mengenai teleskop Hubble.


Sejarah Penemuan Teleskop Hubble


Seperti yang kita pahami, untuk meneliti lebih terang tentang benda – benda langit kita memerlukan sebuah alat bantu yang bernama teleskop bintang. NASA selaku badan yang bertugas meneliti eksistensi serta gosip perihal benda langit, menyebarkan suatu teleskop raksasa yang bernama teleskop Hubble. Pemberian nama untuk teleskop tersebut sebagai tanda penghargaan kepada Edwin Powell Hubble yang telah memperoleh teleskop sebelumnya. Hingga dikala ini, teleskop Hubbel menjadi salah satu teleskop andalan bagi NASA yang sudah dikirim ke luar angkasa memakai pesawat luar angkasa yang berjulukan Atlantis. Teleskop Hubble dikirim ke luar angkasa untuk diorbitkan pada tanggal 24 April 1990.


Pembuatan teleskop ini sudah dimulai semenjak tahun 1923, akan namun baru mampu terealisasi setelah menerima pemberian dana pada tahun 1970. Rencana permulaan teleskop Hubble akan diluncurkan pada tahun 1983, akan namun terjadi kejadian pesawat ulang alik Challanger sehingga peluncurannya diundur hingga tahun 1990. Hingga kesudahannya teleskop Hubble mampu mengorbit sempurna berada di atas atmosfer bumi supaya terhindar dari distorsi yang dapat mengusik pengamatan.


Teleskop Hubble memiliki panjang 13 meter dengan diameter 4,27 meter. Berat dari teleskop ini mencapai 11 ton atau setara dengan ukuran bis sekolah. Teleskop Hubble dilengkapi oleh lensa dan cermin yang masing – masing memiliki diameter 2,8 meter dengan berat 826 kg. Untuk cerminnya terbuat dari beling silika yang sudah dilapisi oleh alumunium murni yang berfungsi untuk mencerminkan cahaya. Tidak hanya itu saja, cermin tersebut juga dilapisi oleh magnesium florida untuk menangkal terjadinya oksidasi dan melindungi lensa dari sinar ultra violet yang merusak.


Cara Kerja Teleskop Hubble


Dari klarifikasi di atas telah diketahui kalau teleskop Hubble berada di atas atmosfer bumi. Pertanyaan lain timbul yakni, bagaimana cara kerja dari teleskop Hubble tersebut? Tentu saja pengoprasian dari teleskop ini tetap berasal dari bumi. Teleskop ini mengambil gambar atau citra dari objek atau benda langit dengan memakai kamera yang terdapat di teleskop. Selanjutnya hasil dari tangkapan kamera tersebut diubah ke dalam bentuk digital untuk kemudian dikirim ke stasiun peserta yang berada di Bumi dengan kecepatan mencapai 1 juta bit per detik. Data yang sudah diterima selanjutnya dikonversikan untuk dirubah menjadi bentuk gambar dan spektograf.


Sejak pertama kali diluncurkan, teleskop Hubble sudah dikendalikan oleh Goddard Space Flight Center atau GSFC yang ialah suatu laboratorium penelitian utama yang dimiliki NASA. GSFC sendiri didirikan pada tanggal 1 Mei 1959 dan juga selaku sentra penerbangan luar angkasa pertama milik NASA. GSFC tidak hanya melakukan misi dan mengolah data yang berasal dari teleskop Hubble, namun juga Sistem Obeservasi bumi (EOS), program Explorer, Obsevatorium Matahari dan Heliosfer (SOHO) dan lain sebagainya.


Penemuan Dari Teleskop Hubble


Sudah banyak hal yang dihasilkan dan sukses ditemukan oleh teleskop Hubble ini. Antara lain, gambar – gambar berupa supernova, bintang – bintang, galaksi salah satunya galaksi M 101 serta nebula, kelahiran bintang, planet kecil berjulukan Xena dengan satelitnya Gabrielle, aurora di planet Saturnus, bintang berwarna biru yang berjarak 9 milyar tahun cahaya dari tata cara tata surya yang bernama MACS J1149+2223 Lensed Star 1 (LSI) atau dijuluki Icarus, Galaksi Kuno yang berjulukan NGC 1277, dan pada tahun 2019 ini  yakni bahwa data yang berasal dari teleskop Hubble menandakan bahwa ukuran alam semesta meningkat 9% lebih singkat daripada prediksi sebelumnya. Di tahun yang serupa bareng dengan satelit Gaia, teleskop Hubble menghitung massa dari Galaksi Bima Sakti adalah sekitar 1,5 triliun massa matahari.


Fakta – Fakta Teleskop Hubble


Beberapa tahun ini teleskop Hubble telah sukses menemukan aneka macam macam benda langit sampai fenomena luar angkasa lainnya. Dan gres – gres ini dikutip dari New Atlas pada tanggal 26 Maret 2019, teleskop Hubble pertama kalinya menangkap topan besar yang terjadi di planet Neptunus. Diperkirakan luas area angin kencang tersebut yakni 11.000 km x 5.000 km. Badai yang melintasi langit Neptunus tersebut mempunyai kecepatan meraih 972 km per jam. Para ahli menyimpulkan jika awan yang seperti angin ribut tersebut yang dibuat dari kristal es metana dan berdasarkan perkiraan angin puting-beliung akan muncul kembali di planet Neptunus setiap 4 – 6 tahun lagi.


Ternyata teleskop ini sempat mati atau berada dalam keadaan safe mode. Hal ini disebabkan karena adanya kerusakan pada bab giroskop. Giroskop sendiri berfungsi untuk mempertahankan orientasi serta kecepatan angular.


Fakta lain mengenai teleskop Hubble yakni setelah bertahun-tahun peluncuran, teleskop Hubble mengantargambar namun risikonya buram dan tidak terang. NASA memperoleh bahwa lensa yang terdapat pada teleskop Hubble sudah bergeser sebanyak 1/50 ketebalan rambut manusia. Hingga alhasil dikirimlah pesawat Endeavor untuk memperbaiki serta memperbesar kamera gres. Tercatat kalau teleskop Hubble telah melakukan servis di luar angkasa sebanyak 5 kali yaitu tahun 1993, 1997, 1999, 2002, dan 2009.


Demikian penjelasan perihal teleskop Hubble. Semoga mampu menambah pengetahuan Anda.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon