2. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) : Gerakan litersi sekolah ialah upaya yang terencana, sistematis, dan berkesinambungan yang dikerjakan oleh kepala sekolah untuk membiasakan semua warga sekolah melakukan acara literasi. Dalam konteks Indonesia, literasi dini diharapkan sebagai dasar pemerolehan berliterasi tahap selanjutnya. Komponen literasi tersebut dijelaskan selaku berikut : a Literasi Dini [ Early Literacy (Clay, 2001)], adalah kemampuan untuk menyimak, memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi lewat gambar dan ekspresi yang dibuat oleh pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di rumah. Pengalaman peserta ajar dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu menjadi pondasi pertumbuhan literasi dasar. b Literasi Dasar ( Basic Literacy ), yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menjumlah ( counting ) berkaitan 21 dengan kesanggupan analisis untuk memperhitungkan ( calculating ), mempersepsikan gosip ( perceiving ), mengomunikasikan, serta menggambarkan info ( drawing ) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi. c Literasi Perpustakaan ( Library Literacy ), antara lain, memberikan pengertian cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal, mengetahui Dewey Decimal System sebagai penjabaran pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, mengerti penggunaan katalog dan pengindeksan, sampai memiliki pengetahuan dalam memahami gosip ketika sedang menyelesaikan suatu tulisan, observasi, pekerjaan, atau mengatasi problem. d Literasi Media ( Media Literacy ), ialah kesanggupan untuk mengetahui banyak sekali bentuk media yang berbeda, mirip media cetak, media elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya. e Literasi Teknologi ( Technology Literacy ), ialah kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi mirip peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta adat dan etiket dalam mempergunakan teknologi. Berikutnya, kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya, juga pemahaman menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengorganisir data, serta mengoperasikan acara perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya info alasannya pertumbuhan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola isu yang diperlukan masyarakat. f Literasi Visual ( Visual Literacy ), ialah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, yang membuatkan kemampuan dan keperluan mencar ilmu dengan memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap bahan visual yang tidak terbendung, baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun digital (perpaduan ketiganya disebut teks multimodal), perlu dikelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak manipulasi dan hiburan yang betul-betul perlu disaring berdasarkan adab dan kepatutan. Menurut Beers (2009), praktik-praktik yang bagus dalam gerakan literasi sekolah menekankan prinsip-prinsip sebagai berikut ; 22 a. Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap kemajuan yang dapat diprediksi. Tahap perkembangan anak dalam mencar ilmu membaca dan menulis saling beririsan antartahap pertumbuhan. Memahami tahap perkembangan literasi penerima latih mampu menolong sekolah untuk memilih seni manajemen penyesuaian dan pembelajaran literasi yang sempurna sesuai keperluan kemajuan mereka. b. Program literasi yang baik bersifat berimbang Sekolah yang menerapkan acara literasi berimbang menyadari bahwa tiap peserta didik mempunyai keperluan yang berbeda. Oleh alasannya itu, taktik membaca dan jenis teks yang dibaca perlu divariasikan dan diubahsuaikan dengan jenjang pendidikan. Program literasi yang bermakna dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan bahan bacaan kaya ragam teks, mirip karya sastra untuk anak dan sampaumur. c. Program literasi terintegrasi dengan kurikulum Pembiasaan dan pembelajaran literasi di sekolah adalah tanggung jawab semua guru di semua mata pelajaran alasannya pembelajaran mata pelajaran apapun membutuhkan bahasa, khususnya membaca dan menulis. Dengan demikian, pengembangan profesional guru dalam hal literasi perlu diberikan terhadap guru semua mata pelajaran. d. Kegiatan membaca dan menulis dilakukan kapanpun Misalnya, ‘menulis surat terhadap presiden’ atau ‘membaca untuk ibu’ ialah contoh- teladan kegiatan literasi yang bermakna. e. Kegiatan literasi mengembangkan budaya ekspresi Kelas berbasis literasi yang kuat dibutuhkan memunculkan banyak sekali aktivitas mulut berbentukdiskusi tentang buku selama pembelajaran di kelas. Kegiatan diskusi ini juga perlu membuka kemungkinan untuk perbedaan usulan supaya kesanggupan berpikir kritis dapat diasah. Peserta asuh perlu mencar ilmu untuk memberikan perasaan dan pendapatnya, saling menyimak , dan menghormati perbedaan persepsi. Kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaran terhadap keberagaman Warga sekolah perlu menghargai perbedaan lewat kegiatan literasi di sekolah. Bahan bacaan untuk akseptor latih perlu mencerminkan kekayaan budaya Indonesia supaya mereka mampu terpajan
Sumber http://lets-sekolah.blogspot.com
pop
Saturday, September 26, 2020
Gerakan Literasi Sekolah (Gls) :
Diterbitkan September 26, 2020
Artikel Terkait
- Portal Rumah Belajar? Portal pembelajaran yang menyediakan materi berguru serta kemudah
- 2. Standar Kompetensi Lulusan SMK Peraturan Menter
- 📥 Link Alternatif 1
- 📥 Link Alternatif 2 Buku Siswa Revisi 2017: 📥 Download File
- Buku Mata Pelajaran Agama Sekolah Dasar Kelas III (tiga) Kurikulum 2013 Buku Agama Bu
- 📥 Link Alternatif 1
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
EmoticonEmoticon