KISAH 3 (DIKEJAR JIN IFRIT) Tatkala ia melanjutkan perjalanan diatas buroq datang-tiba dia menyaksikan jin ifrit yang sedang mengejar beliau dengan membawa sebuah obor api, bilamana dia menoleh, dia melihatnya masih ada, lalu jibril berkata “maukah baginda aku akan ajarkan kalimat yang bila baginda membacanya maka padamlah obornya dan menyongsong ke mulutnya sendiri?”, Rosululloh Saw menjawab “iya silahkan,,”. Maka jibril berkata “silahkan baginda ucapkan”.. أَعُوْذُ بِوَجْهِ اللَّهِ الْكَرِيْمِ وَبِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ الَّتِى لَا يُجَاوِزُ هُنَّ بِرٌ وَلَا فَاجِرٌ مِنْ شَرِّ مَا يَنْزلُ مِنَ السَّمَاءِ وَ مِنْ شَرِّ مَا يعرجُ فِيْهَا ذَرأَ فِى الأَرِضِ وَ مِنْ شَرِّ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمِنْ فِتْنَةِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ إلَّا طَرقًا بِخَيْرٍ يَا رَحْمَنُ (Setelah dia membacanya) maka terbaliklah obor itu ke mulutnya dan padamlah dia, lalu mereka berdua melanjutkan perjalanan sampai mereka mengunjungi kaum yang sedang menaburkan benih dikala itu dan memanennya saat itu juga, bilamana mereka memanen maka kembali lagi mirip sedia kurun, maka beliau bertanya “hai jibril apakah ini,,!?” jibril menjawab “itulah orang-orang yang berjuang di jalan Alloh Ta’ala, kebaikan mereka di lipat gandakan menjadi tujuh ratus lipat, dan sesuatu yang mereka nafkahkan di dunia itulah gantinya di akhirat”. KISAH 4 (WANGI MASYITHAH DAN KELUARGANYA) (Dan Setelah itu lalu) ia mendapati bau busuk, maka ia mengajukan pertanyaan “hai jibril wangi apakah ini,,!?” jibril menjawab “ini ialah baunya Masyithah dan anak anaknya”, ialah tatkala masyithah menyisir anaknya fir’aun tiba-tiba jatuhlah sisir itu, kemudian Masyithah berkata “dengan menyebut nama Alloh semoga fir’aun celaka.., maka anak fir’aun itu bertanya “adakah engkau mempunyai tuhan selain bapakku”, maryam menjawab “iya benar” anak itu berkata lagi “saya akan memberi tahu bapakku ihwal persoalan ini”, maryam menimpali “ya silahkan..”, maka iapun menginformasikan bapaknya lalu maryam di panggil dan di tanya oleh fir’aun “adakah ada dewa selain aku..?” Maryam menjawab “tuhanku dan tuhanmu adalah Alloh”, masyithah sendiri memiliki dua anak dan suami. Maka fir’aun menyuruh mereka dan membujuk istri dan suaminya agar kembali dari agamanya tapi keduanya menolak, maka fir’aun berkata “sangat saya akan membunuh kalian !!” Maryam menimpali “ya silahkan namun kami minta yang terbaik, bila kami terbunuh maka jadikanlah kami di satu rumah lalu kuburkan kami disana secara terkumpul”, fir’aun berkata “itu jadi hakmu atas kami”. Lalu fir’aun menyuruh untuk mempersiapkan tembaga yang telah di panaskan lalu di perintahkan semoga ia dan anak-anaknya di lemparkan satu persatu hingga tibalah giliran anaknya yang paling kecil dan masih menyusu, maka anak itu berkata “hai ibu jatuhkanlah dirimu janganlah engkau bimbang bergotong-royong engkau dalam kebenran”, maka diapun dan anak-anaknya di lempar. Perawi berkata “bayi yang bisa berbicara saat masih dalam ayunan ada empat; bayinya maryam, bayi yang menjadi saksi nabu yusuf, bayi saksi juraij, dan bayi nabi isa anak maryam”. Sumber http://lets-sekolah.blogspot.com
pop
Tuesday, December 29, 2020
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
EmoticonEmoticon