Thursday, July 9, 2020

Siklus Karbon: Pemahaman – Proses – Permasalahannya

Seluruh alam semesta tersusun dari beberapa komponen kimia yang saling berkaitan satu dengan yang lain membentuk sebuah komponen penyusun yang bersifat kompleks. Susunan – susunan tersebut tidak cuma terdiri atas sebuah unsur sejenis saja, tetapi juga berkaitan dengan bagian atau komponen yang berbeda hingga mencapai titik keseimbangan. Tidak cuma itu saja, peristiwa atau peristiwa yang ada di alam semesta tidak terlepas juga dari suatu proses yang berjulukan siklus. Seperti yang kita ketahui kalau siklus adalah sebuah proses dari awal mula suatu komponen terbentuk untuk kemudian meningkat bahkan berubah bentuk lalu kembali lagi menjadi suatu bagian seperti pertama kali terbentuk.


Adanya siklus menjadi menunjukan bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta akan senantiasa berubah bentuk demi mempertahankan keseimbangan. Setidaknya ada berbagai macam siklus di alam semesta ini seperti siklus hidrologi (air), siklus nitrogen, siklus fosfor, siklus belerang, siklus karbon dan masih banyak yang lain. Siklus – siklus tersebut akan terus berulang setiap dikala. Pada pembahasan kali ini akan dijelaskan tentang apa itu siklus karbon dan bagaimana prosesnya. Yuk kita simak bersama – sama.


Pengertian Siklus Karbon


Sesuai dengan namanya, karbon memiliki tugas penting di dalam siklus ini. Selain itu, karbon juga ialah salah satu bagian kimia terpenting bagi keseluruhan acara makhluk hidup yang tinggal di Planet Bumi. Tidak cuma kegiatan yang dijalankan setiap makhluk hidup saja yang menciptakan karbon, makhluk hidup sendiri termasuk insan memiliki unsur karbon di dalamnya. Lalu apa itu siklus karbon?


Siklus karbon ialah suatu ajaran karbon yang melewati semua bagian di dalam metode Planet Bumi baik berupa flora, binatang, sampai insan dan prosesnya terjadi secara alami. Siklus karbon juga mampu dibilang sebagai siklus biogeokimia dan terjadi pertukaran karbon pada biosfer, hidrosfer, geosfer, hingga atmosfer bumi. Selain itu, siklus karbon merupakan sebuah siklus penyimpanan dan juga perpindahan unsur karbon yang terjadi antara atmosfer (udara), makhluk hidup (biosfer), geosfer (tanah) serta hidrosfer (air).


Di dalam siklus karbon terdapat 4 resevoir karbon utama adalah atmosfer, biosfer tergolong freshwater system dan meterial non hayati organik (karbon tanah), lautan (karbon anorganik terlarut, biota bahari hayati dan non hayati), dan sedimen (materi bakar fosil). Semua proses pertukaran karbon tersebut tidak terlepas dari proses fisika, kimia, geologi, sampai biologi. Kita mesti tahu jikalau karbon terbesar berada di atmosfer bumi yakni dalam bentuk gas karbon dioksida (CO2).


Proses Siklus Karbon


Ada aneka macam macam proses dari siklus karbon. Namun secara lazim siklus karbon mampu terjadi pada proses fotosistesis. Seperti yang kita ketahui bila fotosintesis merupakan proses pembuatan makanan pada flora dengan pertolongan sinar matahari. Proses fotosintesis termasuk ke dalam siklus karbon pendek. Tidak hanya tumbuhan saja yang melaksanakan siklus karbon pendek, tetapi juga fitoplankton.


Proses fotosintesis sendiri dimulai dari pengambilan gas karbondioksida yang ada di udara oleh flora dan juga air yang berasal dari tanah. Dengan dukungan dari sinar matahari, karbondioksida dan air tersebut diubah menjadi karbohidrat, oksigen serta uap air. Karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan, tidak cuma dimanfaatkan oleh tumbuhan itu sendiri, namun juga dikonsumsi oleh hewan (herbivora) dan insan sebagai sumber kuliner. Selain itu, karbon yang dihasilkan oleh insan dan hewan berbentukgas karbondioksida dari proses respirasi dimanfaatkan kembali oleh tanaman untuk proses fotosintesis selanjutnya. Tidak cuma insan dan binatang saja yang menciptakan karbondioksida saja, detrifor atau objek pengurai juga menciptakan karbondioksida yang berasal dari proses pembusukan. Saat tumbuhan, hewan, hingga insan mati, mereka akan diuraikan oleh detrifor untuk diubah menjadi karbon dan begitu seterusnya.


Selain siklus karbon pendek, juga terdapat siklus karbon panjang di mana karbon mengalami perpindahan dalam banyak sekali macam bentuk dimulai dari batuan, tanah, lautan hingga atmosfer dalam jangka waktu yang sangat lama yaitu sekitar 100 – 200 juta tahun. Salah satu proses yang perpindahan karbon tersebut terdapat pada proses pelapukan. Proses pelapukan akan menciptakan sedimen atau endapan yang berasal dari senyawa organik akan bermetamorfosis senyawa kerogen (minyak bumi, gas alam sampai kerikil bara). Minyak bumi, gas dan watu bara tersebut dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber materi bakar kendaraan dan industri. Proses tersebut akan menciptakan gas emisi berupa gas karbondioksida ke atmosfer.


Proses Pengambilan Karbon Di Atmosfer


Selain melalui proses fotosintesis yang dikerjakan oleh tumbuhan, proses pengambilan karbon di atmosfer mampu terjadi melalui proses:



  1. Pada bagian permukaan bahari yang mengarah ke kutub, air bahari cendrung hambar dan karbondioksida akan menjadi lebih mudah untuk larut. Kemudian karbondioksida terlarut tersebut dibawa di dalam proses sirkulasi termohalin yang menenteng massa air yang terdapat di permukaan menjadi lebih berat masuk ke dalam maritim.

  2. Sedangkan di maritim bagian atas, tempat ini terkenal dengan tempat yang mempunyai produktivitas tinggi. Semua organisme yang berada di tempat tersebut membutuhkan karbon untuk membentuk jaringan karbon, seperti cangkang dan beberapa bab tubuh yang keras. Proses pembentukan jaringan karbon tersebut membuat anutan karbon masuk ke dalam laut.

  3. Dalam proses pelapukan batuan silikat yang membutuhkan karbondioksida untuk membentuk senyawa lain yang nantinya akan mengandung karbon.


Permasalahan Siklus Karbon


Senyawa karbon yakni senyawa yang sering kita temui saban hari dalam kehidupan sehari – hari. Meskipun dalam prosesnya, siklus karbon akan terus berputar untuk kembali lagi melewati proses yang serupa. Namun, siklus karbon tidak cuma memperlihatkan faedah namun juga memperlihatkan dampak negatif atau problem yang lain, salah satunya tingkat kandungan karbondioksida yang terdapat di atmosfer terlampau banyak. Tumbuhan yang memiliki kegunaan untuk mengubah karbondioksida menjadi oksigen setiap harinya mengalami pengurangan, hal ini terbukti dari banyak hutan yang hilang setiap tahun. Tidak heran jika kandungan karbondioksida yang terdapat di atmosfer memperlihatkan imbas rumah beling atau global warming, ialah sinar UV tidak dapat dipantulkan kembali keluar atmosfer, justru terpantul ke dalam bumi kembali dan menimbulkan kenaikan suhu bumi (Baca: Penyebab Bumi Semakin Panas).


Meskipun konsentrasi karbondioksida yang terdapat di udara sangat kecil bila dibandingkan dengan oksigen dan nitrogen, namun karbondioksida dapat menimbulkan efek rumah beling. Tidak menutup kemungkinan kalau konsentrasi karbondioksida akan terus mengalami kenaikan setiap harinya, maka siklus karbon telah tidak mampu menyeimbangkan segala jenis ekosistem di bumi. Hal ini terbukti dari terjadinya pergeseran iklim yang ekstrim, pemanasan global, meningkatnya tinggi permukaan air, mencairnya es di kutub dan masih banyak lainnya. Oleh karen itu, selaku insan kita harus mulai bertindak dan salah satunya dengan mengurai pemakaian bahan bakar fosil untuk mengurai pelepasan karbondioksida ke atmosfer.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon