Friday, May 22, 2020

Pengertian Awan Heksagonal Dan Hubungannya Dengan Segitiga Bermuda

Hingga saat ini masih banyak diam-diam alam yang masih belum terkuak oleh para mahir dan masih menjadi misteri. Seiring berjalannya waktu dan terus berkembangnya teknologi, satu per satu beberapa insiden alam atau biasa dikenal dengan fenomena alam mulai dikenali dan mampu dijelaskan secara ilmiah. Sebut saja fenomena alam caping gunung yang sempat menjadi tontonan oleh penduduk setempat yang tinggal di sekitar gunung. Setelah diselidiki ternyata benda putih yang mentupi puncak gunung yang terlihat mirip topi ini yakni suatu awan lenticular cloud atau altocumulus lenticularis dan diketahui jika awan ini selalu berada di bersahabat dataran tinggi mirip bukit dan gunung.


Sebagian besar dari kita tentu sudah tidak gila dengan awan. Gumpalan putih seperti dengan kapas yang ada di langit ini sebenarnya ialah kumpulan titik – titik uap air yang mengalami pembekuan. Awan sendiri ada berbagai macam dan itu mampu dibedakan menurut bentuknya. Bahkan ada beberapa jenis awan yang menimbulkan hujan serta berbahaya terutama bagi penerbangan. Salah satu awan yang harus diwaspadai jika berjumpa dengannya yakni awan heksagonal. Mungkin beberapa dari kita masih cukup abnormal dengan awan yang satu ini sebab awan ini memang hanya didapatkan di tempat tertentu saja di planet Bumi. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai apa itu awan heksagonal berikut penjelasannya.


Awan Heksagonal


Sesuai dengan namanya awan ini berbentuk heksagonal atau segi enam kalau dilihat dari satelit luar angkasa. Para hebat menyebut awan ini seperti seperti rumah lebah yang berbentuk segi enam. Meskipun terdengar unik akan namun awan heksagonal justru sungguh berbahaya dan dihentikan dilewati oleh pesawat apapun. Awan heksagonal ini diyakini menjadi penyebab banyaknya kapal dan pesawat hilang dikala melintasi tempat Segitiga Bermuda. Seperti yang kita pahami bahwa Segitiga Bermuda yang terletak di antara Kepulauan Bermuda, San Juan – Puerto Rico dan Miami di Florida ini menjadi daerah yang paling disingkirkan oleh para pelaut dan awak pesawat.


Para ahli menilik penyebab hilangnya kapal dan pesawat dikala melintasi daerah Segitiga Bermuda. Sebelum mempesona kesimpulan jika awan heksagonal yaitu penyebab hilangnya kapal dan pesawat, ada banyak faktor tentang misteri di Segitiga Bermuda seperti terdapat pusaran air yang sungguh berpengaruh sampai terdapat medan magnet yang sangat besar sehingga mampu menawan benda adapun yang sedang melintas. Setelah diselidiki ternyata di atas perairan Segitiga Bermuda tersebut terdapat kumpulan awan – awan asing berbentuk heksagonal atau lebih diketahui dengan ungkapan “air bomb” atau bom udara yang mempunyai kekuatan sampai 170 mph. Jika dilihat dari atas memakai satelit dikenali jika awan heksagonal tersebut memiliki lebar antara 20 sampai dengan 50 mil.


Awan heksagonal tersebut terbentuk akhir adanya semburan mikro atau microburst dan awan tersebut yaitu ledakan udara. Ledakan tersebut kurang lebih menimbulkan tornado sehingga sungguh mudah untuk menenggelamkan kapal ataupun menawan pesawat yang sedang melintas di perairan Segitiga Bermuda. Menurut spesialis meteorologi, Dr. Randy Cerveny menyampaikan terdapat kesenjangan awan heksagonal di beberapa kawasan, ialah sebelah ujung barat Segitiga Bermuda serta beberapa titik di Eropa Laut bagian utara ialah sekitar 55 mil. Dia juga menerangkan bahwa awan heksagonal tersebut yakni bom udara di mana udara turun pada bab bawah awan kemudian dihentakan ke arah bahari sehingga menyebabkan gelombang yang mirip dengan ombak berskala besar sekitar 13 meter.


Penjelasan mengenai awan heksagonal di tempat Segitiga Bermuda tersebut diyakini oleh para ahli, alasannya adalah angin mampu memompa air hingga kecepatan 273 km per jam. Dengan kecepatan tersebut kemungkinan besar kapal dan pesawat akan mudah hancur bahkan hilang dikala berada di tempat tersebut. Meskipun begitu ada orang yang selamat ketika melewati Segitiga Bermuda yakni Bruce Gernon dan Cary Gordon Trantham. Bruce Gernon yang terbang dengan pesawat Beechcraff Bonanza A36 dari Bahama, dikala mendekati Pulau Bimini, Bruce menyaksikan suatu awan dengan puncak mencapai 18 km di atas permukaan bahari dan terlihat mirip timbul dari permukaan bumi. Dia pikir dapat memutari awan tersebut tetapi awan berubah bentuk menjadi lengkungan sempurna sesudah melewati sejauh 10 km.


Bruce menyampaikan bila awan tersebut berupa seperti donat dengan diameter sekitar 48 km. Lain cerita dengan Cary yang menerbangkan pesawat dari Naval Air Station ke Ormond Beach. Dia diberi tahu untuk mengubah rute untuk menyingkir dari badai dan ketika berada di atas Naples Cary mulai kehilangan kendali pesawat. Cary tidak dapat melihat batas langit dan maritim sebab gelap, kompat tidak berfungsi dan alat pengukur ketinggian terus berputar. Setelah berupaya menaikkan pesawatnya hingga 4000 kaki dari posisi permulaan ia sukses berkomunikasi kembali dengan radio pengontrol dan dapat menyaksikan cahaya lampu di bawahnya.


Awan Heksagonal Di Saturnus


Ternyata keberadaan awan heksagonal tidak cuma terdapat di atas perairan Segitiga Bermuda saja, namun juga terdapat di planet ke 6 di salam tata cara tata surya kita adalah Saturnus. Planet yang tergolong cincin planet ini mempunyai awan heksagonal terbesar di dalam metode tata surya dan pertama kali dimengerti pada tahun 1980-an saat pesawat luar angkasa Cassini memperhatikan pergerakan planet Saturnus. Awan heksagonal tersebut terlihat berada di bagian kutub utara dari Saturnus. Para ahli berkesimpulan kalau awan heksagonal ini ialah badai yang telah terjadi selama lebih dari 30 tahun. Dan yang paling mengagetkan bahwa luas awan tersebut mencapai seluas Bumi atau sekitar 32.000 km.


Ada banyak teori tentang awan heksagonal, tetapi yang paling masuk nalar ialah adanya angin ribut angin dengan putaran sangat cepat sampai turbulensi dan membentuk heksagon di mana awan heksagon tersebut berputar dengan sangat cepat bila ketimbang kawasan di sekelilingnya. Para mahir juga meneliti penyebab terbentuknya awan heksagonal di Saturnus dengan melakukan simulasi komputer, seperti titik – titik segi enam yang berputar mempunyai kecepatan yang sama dengan rotasi Saturnus serta terdapat ajaran jet udara ke arah timur dengan kecepatan 360 km per jam. Ternyata gangguan dari pemikiran jet pada awan tingkat rendah membantu menjaga bentuk awan tetap heksagonal serta menertibkan tingkat segi enam terbang.


Itulah tadi penjelasan tentang awan heksagonal yang perlu diketahui. Semoga mampu berguna.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon