Saturday, July 11, 2020

Akhlakul Karimah Dengan Memutihkan Hati Di Bulan Rajab

*EDISI KHUTBAH JUM'AT (AKHLAKUL KARIMAH DENGAN MEMUTIHKAN HATI DI BULAN RAJAB)* *Khutbah Pertama* اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ:  فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا  وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ  *Jama'ah shalat Jum'at rahimakumullah,* Alhamdulilah pada hari ini kita berada di bulan yang mulia, ialah bulan Rajab. Rajab yakni bulan yang penuh rahmat, anugerah, dan kebaikan dari Allah Ta'ala. Ibnu Rajab dalam kitabnya Lathaiful Ma’terpelajar juz 1 halaman 122 mengajurkan untuk bertaubat di bulan yang mulia ini. Beliau menyampaikan, “Putihkanlah lembaran hitammu di bulan Rajab, dengan amal baik yang menyelamatkanmu dari api yang melalap.” Lebih jelasnya, bulan Rajab ialah bulan yang baik untuk berhijrah, hijrah dari keburukan menuju kebaikan, hijrah dari ujaran kebencian ke ujaran kesantunan, hijrah dari ekstremisme ke moderatisme, dan hijrah dari etika tercela ke adab terpuji.    *Jama'ah shalat Jum'at rahimakumullah,*  Perlu diutarakan, Islam yaitu agama yang mengajarkan al-akhlaq al-karimah. Kanjeng Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam diutus Allah Ta'ala untuk menyempurnakan akhlak mulia Sebagaimana diriwayatkan Imam Baihaqi dalam Sunan Baihaqi Juz 10 halaman 323, إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ    “Aku diutus untuk menyempurnakan budbahasa mulia” (HR Imam al-Baihaqi).    Bagaimana pemahaman akhlak? Menurut Imam al-Ghazali dalam kitab Ayyuhal Walad menyampaikan, وَحُسْنُ الْخُلُقِ مَعَ النَّاسِ أَلَّا تَحْمِل النَّاسَ عَلَى مُرَادِ نَفْسِكَ، بَلْ تَحْمِل نَفْسَكَ عَلَى مُرَادِهِمْ مَا لَمْ يُخَالِفُوا الشَّرْعَ “Husnul khuluq (berakhlak yang bagus) kepada penduduk ialah engkau tidak menuntut mereka sesuai kehendakmu, namun hendaknya engkau menyesuaikan dirimu sesuai keinginanmereka selama tidak berlawanan dengan syari’at.” *Jama'ah shalat Jum'at rahimakumullah,*  Bagaimana implementasi dari al-akhlaq al-karimah? Kembali kepada Nabi, alasannya adalah beliaulah suri tauladan dalam berakhlak mulia. Banyak sekali pedoman ia perihal budbahasa mulia. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dalam kitabnya Sunan Abi Dawud, juz 4 hlm 30,  لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا    “Tidak halal seorang Muslim menyakiti orang Muslim yang lain.” (HR. Abu Daud) Selain itu Imam al-Bukhari meriwayatkan suatu hadits dalam kitabnya Shahih al-Bukhari, juz 1 halaman 12,   لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ    “Tidak beriman dari kalian sampai menyayangi saudaranya sebagimana mengasihi diri sendiri.” (HR. Bukhari) *Jama'ah shalat Jum'at rahimakumullah,*  Pada sebuah peluang Rasulullah Shallallahu' alaihi wa sallam bertanya terhadap para sahabatnya apakah mereka mengetahui apa yang disebut kebangkrutan. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallahu 'anh sebagai berikut, أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: أَتَدْرُوْنَ مَا الْمُفْلِسُ Sungguh, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Tahukah kau siapa yang disebut melarat?"  قَالُوْا: اَلْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ Mereka (para sahabat) menjawab, "Orang yang melarat menurut kami yaitu orang yang tidak mempunyai duit dan tidak memiliki harta." Jawaban mirip itu tidak seperti yang dimaksudkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Dia tidak bertanya ihwal ekonomi. Ia ingin mengajak mitra-kawannya mengetahui bahwa kebangkrutan tidak cuma terjadi di bidang ekonomi, namun juga di bidang agama. Kaprikornus dalam agama juga ada perhitungan matematis yang berhubungan dengan pahala dan dosa, seperti penjumlahan dan pengurangan antar sesama insan. Hal ini terjadi saat seluruh umat manusia yang berada di Padang Makhsyar menjalani perhitungan yang akan memilih apakah seseorang akan masuk surga atau neraka. Dengan perhitungan seperti itu, mampu diketahui apakah seseorang tergolong orang yang mujur atau justru gulung tikar di alam baka. Sekarang pertanyaannya ialah bangkrut dalam agama sebab penjelasan Nabi dalam hadits dilanjutkan, قال رسو ل الله عليه وسلم المفلس من أميي من يأتي يوم القيامة بصلاته وصيامه وزكاته ويأتي قد شتم هذا وقذف هذا واكلا مال هذا وسفك دم هذا وضرب هذا فيعطى هذا من حسناته وهذا أن حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أن يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُحِذَ مِنْ خَطَايَاهُم ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ .” Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menerangkan, “Sungguh, orang-orang yang bangkrut dari kaumku adalah mereka yang tiba pada hari kiamat dengan menenteng amalan baik dari shalat, puasa, dan zakat. Tapi mereka dahulu mengutuk orang lain, menuduh orang lain, menyantap harta milik orang lain, menumpahkan darah orang lain dan memukuli orang lain. Jadi mereka yang dirugikan akan diberi pahala untuk tindakan baiknya; dan kepada orang lain juga diberikan amalan baiknya. Ketika perbuatan baik mereka telah habis sebelum hutang lunas, maka kesalahan orang yang tersinggung diambil dan diberikan kepada mereka; Setelah itu, mereka akan dilempar ke neraka. ” (HR Muttafaq 'alaih dari Abu Hurairah ra) Selanjutnya Imam Bukhari juga meriwayatkan hadits,  عن أَبَى هُرَيْرَةَ يَقُولُ : قِيلَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، إِنَّ فُلَانَةً تَقُومُ اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ ، وَتَفْعَلُ ، وَتَصَّدَّقُ ، وَتُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " لَا خَيْرَ فِيهَا ، هِيَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ " ، قَالُوا : وَفُلَانَةٌ تُصَلِّي الْمَكْتُوبَةَ ، وَتَصَّدَّقُ بِأَثْوَارٍ ، وَلَا تُؤْذِي أَحَدًا ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " هِيَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ " Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu bersabda, pernah mengajukan pertanyaan terhadap Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, “Ya Rasulullah, memang Fulanah menyukai shalat (sunnah) malam, puasa (sunnah) di siang hari, berbuat (banyak sekali amalan baik) dan berinfak, hanya ia yang suka mengusik tetangganya secara ekspresi?" Kata Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, “Tidak ada kebaikan dalam dirinya, ia tergolong penghuni neraka”. Mereka mengajukan pertanyaan lagi, “Sesungguhnya sworang Fulanah (yang lain) melaksanakan (hanya) shalat wajib dan berinfak dengan sepotong keju, tetapi tidak pernah mengganggu siapapun?” Kata Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, “Dia termasuk penghuni surga”. (HR al-Bukhori dalam al-Adab al-Mufrod: 119, Ahmad: II / 440, al-Hakim: 7384 dan Ibn Hibban) *Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,* Mumpung ini bulan Rajab, bulan penuh kemuliaan, mari kita berhijrah, hijrah dari ujaran kebencian menuju ujaran kebaikan, hijrah dari pesimisme ke optimisme, hijrah dari kebisingan ke kerukunan, hijrah dari permusuhan ke persatuan, dan hijrah dari etika buruk menuju akhlak yang bagus. Sehingga dengan hijrah tersebut kita makin baik, makin berkhasiat, semakin senang, dan mendapatkan Ridho dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Aamiin ya rabbal ‘alamîn.    جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا   باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ    *Khutbah Kedua* اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ : فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.  اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ  اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ  اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ  اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.  اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.  رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.  عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Sumber http://lets-sekolah.blogspot.com


EmoticonEmoticon